24. The New Paragraph

1.9K 133 65
                                    

Gianna tidak akan pernah menduga jika hari ini akan terjadi. Hubungan yang tadinya ada hanya berlandaskan rekayasa sekarang bisa berubah setelah laki-laki yang sebelumnya tidak pernah ia kenal siapa itu menyatakan perasaan tepat di hadapannya.

Gianna tidak pernah berpikir jika Agara merasakan sesuatu kepadanya, terlebih mengingat bagaimana terkadang tindakan cueknya terhadap laki-laki itu. Ia merasa tidak ada kelebihan yang ia miliki untuk bisa menarik hati seorang laki-laki seperti Agara yang bisa dibilang merupakan idaman semua perempuan, Agara bisa dengan mudahnya memilih siapa yang ia mau untuk dijadikan kekasih. Entah apa yang Agara lihat padanya sehingga membuatnya jatuh cinta.

Dan—yang lebih mengejutkan lagi tentang keberaniannya untuk membiarkan Agara masuk kedalam hidupnya. Seakan mendobrak pintu dihatinya yang sudah lama terkunci sejak kepergian 'laki-laki itu'. Entahlah, hanya saja ia merasa jika memang sudah waktunya ia mengubur masa lalunya itu dalam-dalam, tidak berharap apa-apa lagi dan membuang ingatan itu jauh-jauh.

Gianna berharap dengan keberadaan Agara di sampingnya bisa membuat dirinya melupakan semuanya.

Melupakan masa lalunya.

"Nih minumnya, duh— basah lagi."

Agara baru saja masuk setelah tadi mampir disalah satu mini market untuk membeli minuman untuknya dan Gianna. Namun siapa sangka, jika setelahnya hujan langsung turun, membuat dirinya terpaksa harus berlari menerobos derasnya hujan untuk kembali masuk kedalam
mobil.

"Kamu gak nyimpen baju ganti di mobil ya?" tanya Gianna setelah melihat kondisi pakaian dari Agara yang sudah basah.

"Gak, aku gak kepikiran."

Agara menyalakan mesin, menginjak pedal gas dan melajukan mobil kembali.

"Kebiasaan deh suka lupa sama hal-hal kecil yang sebenarnya tuh penting." ujar Gianna. "Jadinya kayak gini deh, kehujanan, bajunya basah, nanti kamu nya sakit."

"Gak— bentar lagi juga nyampe, gak sampe sakit lah."

"Bentar lagi gimana? ini kamu mau nganterin aku ke rumah dulu, terus masih mau ketemu dulu sama papa." omel Gianna lagi. "Yaudah kalau gitu ngomong sama papa besok aja deh, kita ke rumah kamu dulu, biar kamu bisa mandi terus ganti baju, nanti aku biar minta dianterin Danca aja pulangnya."

"Gak apa-apa Gi, justru nanggung loh ini, udah mau sampe juga dirumah kamu."

Gianna berdecak, baru sadar jika mereka memang sudah hampir sampai di komplek perumahan. Perempuan itu memilih untuk tidak mengatakan apa-apa lagi sampai mobil milik Agara memasuki pekarangan rumahnya.

Saat keduanya makan malam bersama Caleb dan Lula sehabis dari hutan Mangrove tadi, Agara menceritakan kenapa Gianna bahwa ia sudah mengetahui permasalahan antara perempuan itu dengan orang tuanya, dan keduanya sepakat untuk membicarakan tentang hubungan mereka kepada orang tua Gianna malam ini juga, mengingat jika kemarin perempuan itu dengan gamblang mengatakan jika hubungan mereka sudah berakhir. Hal itu awalnya Gianna lakukan untuk menggagalkan rencana dari Abhimana—ayahnya. Namun, siapa sangka justru masalah nya jadi bertambah rumit saat ayahnya malah memiliki plan lain yang justru lebih gila—yakni ingin menjodohkan putrinya itu dengan laki-laki lain.

"Ma, Pa?" seru Gianna saat ia melangkahkan kakinya masuk melewati pintu utama yang terbuka, Agara mengikuti dibelakang.

"Bapak sama Ibu gak ada dirumah non, lagi keluar." mbak Sri yang langsung menghampiri bergerak mengambil bawaan di tangan Gianna. "Sini saya bantu bawa non."

"Oh iya mbak, itu kebetulan baju aku, tolong langsung di cuci aja ya."

Mbak Sri mengangguk, kemudian matanya beralih melihat sosok laki-laki di belakang Gianna. Wanita itu tersenyum kikuk menyapa, Agara membalas dengan melalukan hal yang sama.

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang