11. A Warm Night

2K 184 62
                                    

A/N Selamat hari senin semuanya! selamat kembali beraktivitas, semangat terus menjalani hari demi hari hehe. Masih dengan momen Agara bareng keluarga Nolan nih, siap-siap dibuat jungkir balik dan overthinking ya HAHA, enjoy the story! -AuthorRi

—————

Sedetik setelah pertanyaan itu keluar dari mulut tante Rina, Gianna merasa bahwa apapun yang ada disekitarnya menjadi beku, matanya melirik kearah Agara yang sekarang tertunduk di kursinya.

Gianna juga sempat melirik kearah Dela yang mengeluarkan tatapan seperti kode pada tante Rina bahwa pertanyaan itu adalah hal yang tidak harus ditanyakan. Dela nampaknya tau rumor tentang hubungan Agara Rigel dan juga ibu-nya yang sejak dulu memang sudah tersebar. Namun, nampaknya tante Rina tidak mengerti tatapan dari putri-nya tersebut.

"Gi?." wanita itu kembali bersuara, mengingatkan Gianna bahwa ada pertanyaan yang belum dijawab.

"Emm—" ada nada kecemasan dalam suara Gianna, ia kembali melihat satu-persatu orang yang mengelilingi meja makan. "Agara sama aku—"

"Saya belum bawa Gianna untuk ketemu mama."

Gadis bergaun putih itu menoleh, menatap Agara yang baru saja berbicara. Sekarang kepala laki-laki itu sudah berdiri tegak, menatap kearah tante-nya.

"Ga."

Agara tak menghiraukan bisikan pelan dari Gianna, ia menarik napas sebelum kembali membuka mulut.

"Mungkin disini ada yang tau tentang rumor hubungan saya dengan ibu saya. Sejak almarhum papa dan mama pisah waktu itu, hubungan saya dan mama bisa dibilang gak begitu dekat." ujar Agara, berbicara sambil menatap bergantian orang-orang yang ada disana. "Untuk komunikasi kita masih sesekali ketemu tapi gak sering, saya sama mama gak punya hubungan seperti sewajarnya ibu dan anak, jadi bisa dibilang saya gak pernah cerita apa-apa tentang gimana keseharian saya, siapa orang-orang yang sedang dekat dengan saya, karena memang—" Agara memberi jeda, menunduk sekilas kemudian kembali menegakkan kepalanya, samar-samar tersenyum hambar. "Saya dan mama gak sedekat itu."

Gianna meletakkan alat makannya diatas piring, mengambil gelas berisi air mineral untuk diteguknya hingga separoh, kemudian meletakkan kembali gelas tersebut di tempat semula. Entah kenapa suasana jadi terasa mencekam terlebih tidak adanya suara dari orang-orang yang sekarang benar-benat memusatkan perhatiannya pada Agara.

Mereka berdua memang sudah sepakat untuk menghadapi apapun pertanyaan yang akan disuguhkan, namun tidak dengan pertanyaan mengenai orang tua Agara. Gianna merasa bahwa hal itu cukup sensitif untuk laki-laki di sampingnya itu, pertanyaan mengenai ibu-nya membuat Agara kelihatan tidak nyaman, dan jujur, hal itu membuat Gianna merasa tak enak.

Tatapan gadis itu tertuju kepada Rina, tante-nya yang kelihatan akan bersuara lagi.

Apa lagi sekarang?.

"Berarti Gianna gak bakal dikenalin dong ke mama kamu?."

Gianna mengeram. Dalam hati berharap tante-nya berhenti membahas masalah itu sekarang juga.

"Tante, Gianna sama sekali—"

"Untuk sekarang saya gak bisa janji secepatnya akan ngenalin Gianna ke mama." Agara menyahuti. Tatapannya beralih kearah gadis disampingnya yang sedang menatap kearahnya dengan bingung. "Atau mungkin saya akan biarin mama tau dengan sendirinya kalau saya sedang menjalin hubungan dengan siapa tanpa harus saya beri tau."

Apa-apaan sih ini?. Gianna menggerutu didalam hati.

"Tapi tetap aja kan, setidaknya—"

"Tante Rina." perempuan itu refleks bersuara dan melihat kedepan, lalu ke yang lain yang sekarang menatapnya, termasuk kedua orang tuanya yang sekarang memberi pandangan kaget. Gianna menelan ludah sebelum kembali bersuara. "Maaf, tapi bisa gak, kita gak usah bahas ini?."

Secret RelationshipTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang