Kesalahpahaman

14 2 3
                                    

Dirumah

"Tapi nyatanya apa, saat aku begitu mengagumimu, memujamu, begitu menghargaimu, tapi ternyata sikapmu dulu sama seperti wanita jaman sekarang yang rela menjajakan badannya untuk uang. Alasan kamu dengan bondan tidak masuk akal."ujarnya menyakitiku.

Aku terdiam, aku juga tidak sakit hati akan kata-katanya, aku sudah terlalu sering dihina dan disakiti oleh orang sekitarku. Aku pun tidak menyalahkan tirta jika berfikir seperti itu. Aku sadar, siapapun yang mendengar ceritaku tentang aku dengan bondan, siapapun pasti tidak percaya dengan ceritaku, namun itu lah kenyataannya.

"Kamu marah mas? Aku sudah tahu kamu pasti marah dengan kata-kataku. Aku tidak menyalahkanmu, namun itu lah kenyataannya. Terserah kamu mau percaya atau tidak mas." Ujarku memecahkan keheningan, tiba-tiba dia beranjak dari tempat duduknya menuju kamar kami.

Aku mengekorinya bukan karna aku ingin meminta maaf, tapi aku ingin tahu apa yang dia lakukan. Saat aku masuk kekamar, dia membawa selimut dan bantal tidurnya hendak keluar.

"Kamu mau tidur diluar mas? Kenapa? Jijik kamu sama aku mas?" Tanyaku dengan nada sarkasme

"Bukan, aku perlu menenangkan diri dan memikirkan apa bisa menerima masa lalu kamu yang busuk." Ujarnya ketus tanpa melihat diriku.

Aku tidak melarangnya, aku membiarkannya. Aku duduk dimeja samping tempat tidur, membuka laptopku, sedikit terkejut aku melihat tulisanku terbuka padahal sebelumnya aku sudah menutup semua aplikasi dan mematikan laptopku semalam.

Aku melanjutkan hal yang harus aku selesaikan sebelum hari anniversary aku dan tirta.

-------------------

Dipare

Semenjak kejadian kemarin sore, aku menjadi menyukai farhan. Ditambah chatingan yang sejak semalam aku perhatikan, aku sedikit mulai merasa bahwa farhan bukan tipe laki-laki seperti gempar. Hampir setiap pagi aku diminta telp dia untuk membangunkannya, supaya tidak telat kelas pagi. Terkadang dia meminta aku menemaninya makan di bude, entah siang, sore atau malam hari. Tidak jarang juga telpan walau hanya sesaat saja. Belum lagi setiap kata kata dalam whatsappnya menyiratkan rasa suka, entah 'please give me, your smile today, love', atau 'i'm sorry to late reply you message love'. Awal aku tidak merasa dia menyukaiku, mungkin dia hanya bersikap baik. Namun banyak dari teman-teman dekatnya yang berkata bahwa baru kali ini farhan dekat dengan member perempuan bahkan lebih dikatakan intens komunikasinya dibandingkan dengan yang lain. Seperti hari ini, hari ini aku ada latihan untuk drama public speaking, dia mengirimi aku pesan bahwa dia akan datang terlambat.

Begitu sampai, aku melihat dia begitu lelah, aku ingin menanyai kelasnya hari ini. Namun, karna latihan sudah dimulai, aku pun memainkan peranku sebagai kapten yang sadis dan galak. Dia memandangku begitu dalam, aku malu namun aku berusaha menutupinya. Setelah latihan selesai, kami saling bercerita tentang banyak hal. Sejujurnya aku tidak mengerti apa yang mereka bicarakan. Mungkin aku yang terlalu kuper. Namun ada 1 hal yang mengganjal, mereka bicara dengan kata-kata yang aku tidak pernah dengar. Aku memberanikan diri mencoba bertanya kepada farhan. Karna aku tahu dia mungkin tidak akan meledek diriku, yang kuper ini.

"Kalian ngomongin apa sih? Apa yang diomongin ali?" Tanyaku kepadanya.

Dia tetap bicara dengan yang lain. Aku mencoba bertanya sekali lagi, mungkin suaraku kurang jelas.

"Apa sih yang kalian omongin" tanyaku sekali lagi.

"Nge*o*" bentaknya kepadaku.

Aku marah, aku tahu mungkin aku salah bertanya berkali kali pertanyaan yang sama, atau mungkin aku terlalu kepo dengan pembicaraan mereka, namun aku juga punya perasaan kenapa harus dibentak. Aku rasa mukaku merah seperti kepiting rebus karna marah dan malu. Aku segera pulang ke camp perempuan tanpa pamit dengan siapapu.

Aku sedih, perasaanku begitu marah dan kecewa di bentak dengan kata kata kasar oleh farhan. Namun karna aku sudah terlanjur jatuh cinta kepadanya, hati kecilku menguatkanku dengan pikiran positif, mungkin dia lelah saat pulang harus buru-buru naik sepeda agak tidak lewat latihan. Mungkin dia banyak pikiran karna harus mempersiapkan test minggu ini. Beribu kata mungkin memaklumi sikapnya kepadaku yang membuatku sedih.

Aku menangis karna dia. Hati ku merasa sakit. Tanpa sadar aku tertidur karena lelah menangis.

------------------
Dirumah

Aku terbangun dengan posisi aku sudah di tempat tidur, seingatku semalam aku tertidur didepan laptop. Apa mungkin tirta yang memindahkan ku. Aku segera bangun dari tempat tidur melihat jam yang menunjukan jam 5 pagi, aku melihat kekamar mandi, dapur, tirta tidak ada di rumah. Tidak biasanya dia pergi pagi sekali, aku coba periksa tas dan sepatunya masih lengkap. Aku segera masak air untuk membuat teh manis. Saat selesai aku membuat teh, aku segera kembali kekamar mengambil baju ganti untuk mandi.

Selesai mandi aku melihat tirta sudah berada kamar kami. Aku mencoba mendekatinya, mengajak bicara pelan-pelan.

"Dari mana mas?" Tanyaku perlahan

"Habis beli sarapan. Kenapa?" Tanyanya kembali kepadaku.

"Gak papa nanya aja, tadi aku cari kok gak ada dirumah." Jawabku perlahan.

"Kenapa aku gak bisa kamu jadikan satu-satunya reyna putri andira? Kenapa kamu jadikan aku pelarian kamu, kenapa kamu jadikan aku tong sampah untuk kamu? Kenapa hah?" Bentaknya sambil menangis.

"Aku hanya ingin kamu jadi milik aku satu satunya, walau ragamu sudah pernah disentuh, setidaknya hatimu untuk aku. Kenapa ada dia dihati kamu? Jawab jujur reyna." Cecarnya kembali.

Aku menangis melihat dia sefrustasi itu mengatakan isi hatinya kepadaku. Aku bingung ingin berkata apa. Aku sendiri tahu bagaimana jahatnya aku 1 tahun kemarin tapi aku juga tidak bisa memungkiri rasa aku untuk farhan masih ada sampai kemarin.

"Maksud kamu apa mas? Kamu kenapa mas?" Tanyaku sambil menangis

"Aku sudah baca cerita yang kamu tulis, segitu cintanya kamu denga farhan, apa bisa kamu begitu mencintai aku seperti kamu mencintai farhan? Apa tidak ada tempat lagi dihatimu untuk mencintai aku rey? Memang aku sulit menerima masa lalu kamu terutama tentang bondan. Tapi aku merasa sakit rey membaca tulisanmu tentang farhan. Sakit di hatiku ini rey." Ujarnya sambil sesegukan.

"Mas, beri aku waktu untuk mencintaimu mas, aku butuh waktu untuk melepaskan cintaku mas. Aku mohon aku sudah mulai menyayangimu mas." Ujarku memberinya pengertian

"Aku lelah rey menunggu. Ketika aku melihatmu, aku hanya menyukai parasmu yang menyenangkan. Tapi semakin hari kita tinggal bersama aku semakin mencintaimu rey. Aku tidak meminta kamu pintar, aku tidak meminta kamu cantik, aku tidak meminta kamu bekerja, aku hanya meminta kamu membalas cintaku rey. Apa itu terlalu sulit rey. Aku setiap kata didalam ceritamu, menyiratkan rasa cintamu kepadanya. Aku ingin itu rey... hiks... hiks... aku ingin kamu mencintai aku rey..." ujarnya dengan begitu sedihnya.

> hallo, please koment ya untuk kritik membangunnya, terima  kasih sudah membaca <

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang