jadi?

6 1 27
                                    

Reyna pov

Sudah 2 hari semenjak aku berangkat aku tidak menghubungi tirta, beberapa kali tirta telp, tapi kebetulan aku lagi rapat jadi tidak aku angkat. Sedangkan untuk aku yang menghubungi, aku masih marah. Ditambah aku harus konsentrasi terhadap pekerjaanku.

Saat aku sedang konsentrasi mengerjakan pekerjaanku, tiba-tiba masuk sebuah pesan  dari tiara. Ketika ku buka isinya foto dia sedang makan di warung kopi bersama tirta. Entah apa tujuan tiara mengirim foto itu kepadaku. Aku melanjutkan pekerjaanku yang sedang memburu waktu. Selama disini aku kembali kehotel hampir jam 8 malam bersama timku. Begitu juga hari ini karna sesi foto untuk compro membuat kami merapikan peralatan foto.

"Mbak, gak kangen apa sama mas tirta?" Tanya firman sambil merapikan properti foto hari ini.
"Emang kenapa man?" Tanyaku.
"Ya gak pernah kita kita denger mbak telponan sama mas tirta" ujar arman.
"Ya malem lah gw telponannya. Kita tidur gak 1 kamar sok tau banget jadi orang." Ujarku ketus.
"O..."jawab firman dan arman secara bersamaan.
"Ayo cepet beresin, biar cepet balik hotel, malem ini gw traktir makan." Ujarku agar cepet selesai.
"Asik. Oke deh mbak." Ujar arman.

Setelah beberes, kami pulang ke hotel, dan segera makan malam dirumah makan samping hotel. Setelah makan, kami kembali kehotel, aku dikamar berfikir sambil melihat kelangit-langit. Teringat bagaimana awal pernikahanku yang hambar. Tanpa rasa sayang, rasa cinta namun hanya ada rasa kewajiban saja. Setiap tinggal bersama 1 tahun tanpa banyak interaksi yang intens menjadikan semua selayaknya orang yang tidak saling kenal satu sama lain.

Namun saat aku mulai membuka hati untuk tirta, aku merasa semakin berat hubungan kami. Mulai dari farhan yang berusaha membuatku kembali kepadanya, lalu sekarang tiara yang terang-terangan mengatakan kepadaku akan merebut tirta. Apa ini alasan tirta bertanya tentang apa aku akan kembali kepada farhan jika kami pisah? Apa kami memang hanya sampai sini jalan jodoh kami? Semua berputar dikepalaku, kata-katanya, sikap tiara, kata-kata tiara. Tanpa sadar akupun tertidur.

-------------------
Tirta POV

Sudah 2 hari semenjak kepergian reyna ke surabaya komunikasi kami sama sekali tidak baik. Setiap aku telp dia tidak pernah mnerima telpku. Aku rindu dia yang aneh cenderung gila walau aku kebersamaanku dengannya secara intim belum begitu lama, namun rasa cintaku begitu besar kepadanya.

Siang tadi aku menemui tiara, bercerita tentang sikap reyna yang sangat uring-uringan kepadaku. Tiara berkata jika sebenarnya reyna sedang bingung apa dia mencintaiku. Dia juga menyarankan agar aku bersikap berpura-pura biasa saja agar dia menyadari dan mengungkapkan cinta bukan hanya sayang. Sungguh entah sampai kapan aku harus menahan rasa sakit melihatnya marah, menangis karna aku dan tiara. Semoga esok lebih baik hubungan kami.

--------------------
Reyna POV

Siang ini saat aku sedang makan siang di rumah makan padang didekat clientku, aku terkejut melihat farhan masuk ke tempat ini. Dia melihatku dan melambaikan tangannya kepadaku. Setelah dia memesan kepada pelayan rumah makan tersebut, dia datang mendekatiku.

"Hai, apa kabarmu? Apa segitu bencinya kamu sampai tidak memberitahuku bahwa kamu sedang di surabaya." Ujarnya menyapaku.
"Baik, gak begitu aku kesini untuk kerja bukan untuk main-main. Kamu kerja daerah sini?" Tanya ku.
"Gak kok, adalah sekitar 15 menit dari sini kantorku. Cuma kebetulan aku dulu pernah makan disini. Perasaanku cukup enak jadi pgn makan disini aja. Kamu gak mau tau kabar aku?" Ujarnya
" o iya, gimana kabar? Baik kan?" Tanyaku basa basi.
"Cukup baik, bahkan sekarang menjadi lebih baik karna melihat dirimu disini" godanya.

Akhirnya pesanannya datang, kita banyak bicara tentang pekerjaan selama kita  makan. Aku nyaman bicara dengannya. Sedikit rasa marahku terhadap tirta dapatku lupakan ketika bicara dengannya. Hingga tak terasa jam makan siang pun selesai. Aku dan farhan pun membayar semua makanan tersebut. Kami keluar rumah makan tersebut.

"O iya rey, malem sibuk gak? Kita makan bareng. Tenang cuma makan oke" ajaknya. Aku tersenyum mengiyakan.

-------------------

Malam setelah semua pekerjaan selesai, aku dihubungi farhan untuk menagih janji untuk jalan bersama. Aku memberitahu alamat hotelku. Tak lama dia sudah sampai di depan hotel. Aku datang mendekatinya dan kami pun berangkat naik motor farhan. Sepanjang jalan kami sama-sama diam. Ketika sampai aku melihat tempat makan ini seperti tempat makan rumahan. Dengan suasana makan lesehan membuatku nyaman.

Aku banyak mendengar cerita farhan kali ini. Walau aku tidak tahu apakah itu benar atau hanya sebuah kepura-puraan. Dia menjadi orang yang berbeda dari orang yang kukenal di kediri 4 tahun lalu. Setelah melihat jam cukup lama kita makan, farhan mengantarkanku kembali ke hotel tempatku menginap. Akupun segera menuju kamar dan tertidur.

---------------------------
Farhan POV

Tiara benar-benar menepati janjinya. Aku begitu terkejut ketika tiara berkata ini saatnya untuk aku menarik kembali hati reyna karna reyna sedang di surabaya. Aku merasa sangat beruntung reyna ke surabaya walau untuk pekerjaan, namun itu membuatku mempunyai kesempatan untuk membangun rasa kembali dengannya. Dan malam ini aku sangat bahagia, aku bisa bicara dan bercanda dengan reyna tanpa amarah sama sekali.

Aku kembali ke kostku dalam hati yang sangat bahagia. Kali ini aku akan membuat reyna menjadi milikku dan melupakan tirta. Saat aku sampai di kost, aku terkejut melihat intan ada di depan kamar kostku.

"Kamu dari mana han? Aku hubungi gak diaktifin hpmu." Tanya intan kepadaku.
"Apaan sih lo tan, lo udah kaya cewe gw aja. Hubungan kita itu gak lebih dari temen tidur. Lagian yang minta tinggal barengkan lo bukan gw." Ujarku tidak mau kalah.
"Kenapa kamu jadi gini sih han? Aku udah serahin semua buat kamu. Sekali aja kamu lihat aku sebagai intan bukan pengganti reyna" dia menangis.
"Lo berbeda sama reyna. Reyna anggun, kuat dan lemah secara bersamaan, cantik. Sedangkan lo apa? Udahlah tan kenapa sekarang lo mempermasalahkan ini? Selama 1 bulan ini lo gak masalah kita berdua sebagai teman tidur. Yang penting kan kita tinggal bareng, dan gw dapat benefit bisa melampiaskan hasrat gw begitu juga lo. Ya kan." Ujarku ketus.
"Bukan begitu maksudku han, aku takut kamu kenapa-kenapa. Aku tuh khawatir." Ujarnya sambil menangis tersedu-sedu.
"Gw tadi jalan ketemu teman sebentar. Maaf ya." Ujarku sambil memeluk intan yang sedang menangis.

Dia mengangguk mengerti. Aku ingin pergi mengganti pakaianku. Tiba-tiba aku ditarik intan, dia mencium bibirku dengan liar. Tanggannya menjamah tubuhku dengan lihai membuatku ingin menyentuh tubuhnya. Dan kami pun melakukan dosa yang sama sekali lagi.

------------------
Tirta POV

Aku tidak bisa tertidur, aku begitu rindu dengan reyna, aku ingin menyusulnya dan mengatakan yang sebenarnya. Namun aku tidak dapat semau-maunya mengambil cuti. Aku harus apa tuhan, aku bimbang. Aku memandangi foto dihpku. Aku teringat bagaimana 1 tahun pernikahan aku lalui dengan datar. Selama 1 tahun aku menahan semua rasa dihatiku. Aku berusaha membuka pintu hatinya, dengan segala upaya namun semakin keras hatinya terhadapku.

Aku teringat ketika aku memintanya membiarkan aku masuk kedalam hatinya saat aku mengetahui tentang farhan dari tulisannya. Dia tidak bergeming, hingga membuatku putus asa. Namun memang perjalanan jodoh kami masih ada, dia membuka hatinya untuk diriku walau dia belum mau mengakui cinta terhadapku.

Aku kembali teringat bagaiman aku bisa jatuh cinta kepadanya, aku yang dikenalkan oleh kepala sekolah tempatku mengajar dengan bapaknya reyna sebagai partner kebutuhan ATK sekolahan. Awal aku hanya terkadang bercerita mengenai teman-teman guru yang bekerja terkadang semau-maunya kepada bapaknya, hingga bapaknya mengajakku berkenalan dengan reyna. Aku begitu jatuh cinta saat aku melihatnya tersenyum lepas. Tanpa diduga orangtuanya setuju untuk aku menikahi reyna dan sampai sekarang.

>kali ini masih blm keluar emosinya, tunggu di bab selanjutnya<

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang