meradang

6 1 2
                                    

Dikediri

Semenjak hari rara menyelesaikan masalahnya dengan farhan, semakin menjauh hubunganku dengan farhan. Setiap kami berkomunikasi pasti terjadi salah faham terus. Penyebab paling besarnya adalah tantangan pemilik kurususan bang rangga kepada aku dan rara, yaitu berbahasa inggris setiap saat dan setiap tempat, tanpa batas waktu selama 1 minggu. Dan ini membuat komunikasiku terbata-bata.

Begitu juga dengan farhan, aku tidak pernah bisa bicara dengan farhan dengan bahasa inggris. Itu karna aku malu jika prounantion ku tidak bagus. Tapi aku semakin dekat dengan kenan, walau dia selalu gombalin aku. Seperti hari ini - dia begitu posesif terhadap aku - aku dan rara diajak farhan car free day di pare. Aku mengajak kenan, dan sihab. Sepanjang jalan kenan selalu menggandeng tanganku, seolah-olah aku pasangannya. Aku diam saja membiarkannya, melihat reaksi farhan yang menjadi semakin tidak jelas.

Dipertengahan jalan farhan seperti mencari seseorang. Dia meminta ijin kepada rara bahwa temannya akan datang, yaitu kak intan. Tak lama kemudian kak intan datang, dan mereka berjalan bersama. Jika ditanya cemburu, ya aku cemburu namun bukankah aku juga sedang memainkan peran yang sama seperti dia, bahkan terlihat seperti lebih dari seorang teman dengan bang kenan. Aku berjalan bersama bang kenan. Dia selalu menggenggam tanganku, sesekali dia bersikap seperti seorang pacar terhadapku.

Kami berkeliling melihat-lihat jajanan, aku bersama sihab dan kenan, rara bersama farhan dan intan. Sampai di taman ujung jalan CFD aku bersama sihab dan kenan menunggu farhan rara dan intan, kami ingin sarapan bubur ayam. Tak lama kami ber 6 menuju tempat makanan. Aku duduk di samping kenan, dihadapanku rara yang duduk disamping sihab, saat farhan datang, dia ingin duduk disebelahku, tiba-tiba intan menarik farhan meminta duduk disampingnya yang kebetulan intan duduk disamping sihab

Aku entah kenapa aku merasa marah sekali terhadap sikap intan. Aku sedikit menyesal ikut CFD bersama rara dan farhan. Aku harus melihat bagaimana intan mencari perhatian farhan sedemikian rupa. Tanpa sengaja rara di hubungi mama, mereka video call. Lalu rara memberikan hpnya, mama ingin bicara denganku.

"Kamu jangan deket-deket sama orang disebelah kamu. Serem kaya penjahat." Ujar mama.

"Iya, ini juga mau pulang" ujarku. Mama langsung mematikan telpnya.

Sungguh aku terbakar cemburu dengan sikap intan yang begitu posesif saking cemburunya aku ingin segera pulang ke rumah. Aku segera mengajak rara untuk pulang, aku sangat tidak nyaman melihat sikap intan kepada farhan. Sepanjang pulang aku jalan sendirian. Rara jalan bersama farhan, intan sudah pulang bersama temannya, Sihab jalan bersama kenan.

Sesampai dirumah aku ingin menangis sejadi-jadinya saking cemburunya.

Beberapa hari kemudian

Komunikasi aku dengan farhan semakin menjauh, tidak pernah ada 1 kalipun aku memahami kata-katanya. Aku sudah berkali-kali meminta maaf dan terima kasih sudah baik dengan rara. Aku juga sudah berkali-kali mencoba meluruskan semua prasangka saya terhadap farhan, namun yang ada semakin menjadikan jarak diantara kami, walau tidak seburuk saat aku marah kepadanya, tapi tidak seperti saat awal komunikasi.

Seperti hari ini, aku ada kelas british listening 1, dan kebetulan tutor yang mengajar - cak aid - berhalangan hadir, sehingga digantikan oleh farhan. Di sini member lama yang sudah mahir dan mempunyai kemampuan mengajar suka disuruh menggantikan tutor yang berhalangan hadir seperti sekarang ini.

Farhan terlihat begitu tidak nyaman dan begitu canggung melihat aku dan rara sebagai salah satu member di kelas ini. Dari kebingungan mencari spidol dan penghapus, sampai kegerahan padahal kami satupun tidak ada yang merasa panas. Sepanjang pelajaran dia begitu kikuk, bahkan saat dia mengajak kami bermain games pun dia begitu kaku.

Sesungguhnya aku ingin menyelesaikan masalah ini, karna minggu ini adalah minggu terakhir kami disini. Namun sepertinya memang lebih baik kondisi seperti ini agar aku tidak begitu merasa kehilangan saat kembali kejakarta.

----------------------

Dirumah

Tulisan ini hampir selesai aku buat. Aku tahu alasan tirta begitu emosional karna membaca tulisanku ini, walau tidak sebagus tulisan tere liye tapi orang yang mengenalku begitu dekat pasti tahu tulisan ini penuh dengan perasaanku cinta. Tulisan ini sendiri aku tulis untuk melepaskan perasaan cintaku dan membuka hati kembali untuk tirta. Namun karna belum selesai tirta salah paham.

"Kamu bisa tidak berhenti menulis tentang dia? Kamu memupuk rasa terhadapnya apa?" Tanya tirta sinis mengejutkanku.

"Mas, biarkan aku untuk terakhir kalinya mengingat cerita dan kisah itu. Agar aku bisa membuka hatiku terhadap kamu" ujarku pelan

"Terserah" ujarnya meninggalkan aku.

Aku mendengar dia keluar, aku membiarkan dia keluar kemana dia mau. Karna diperdebatkan saat ini pun hanya menjadi permasalahan kami semakin panjang. Akupun melanjutkan tulisanku.

-------------------------------

Dikediri

Hari ini, hari minggu terakhir yang bisa aku dan rara nikmati, karna hari selasa kami sudah harus pulang kembali ke jakarta. Pagi ini kami CFD bersama teman-teman 1 camp girl dan beberapa teman dari camp boy. Sepanjang jalan aku bersama rara. Farhan juga mengikuti CFD dan juga kenan. Entah aku malas bersama mereka. Aku hanya ingin berjalan-jalan sebelum kembali ke kenyatan rumit dijakarta.

Setelah dari CFD, kami mulai mendekor dan merapikan camp cewe untuk pertandingan kebersihan camp. Cukup menyenangkan, aku banyak merasa bahagia bersama teman-teman, bercanda sambil beberes. Sungguh minggu ini sangat menyenangkan.

Setelah beberes, kami semua kecapekan, pada tertidur, setelah aku dan rara cukup segar untuk berjalan-jalan sore hari, aku mengajak rara ke office untuk merayu bang kenan memberikan sertifikat tanpa harus membuat video testimoni dalam bahasa inggris. Tanpa diduga bang kenan memberikannya secara ikhlas kepada kami. Saat hendak balik ke camp, aku bertemu dengan husni dan bang hendrik, mereka menawarkan kami minum kopi di warung tersebut sambil.berbincang-bincang sore hari.

Banyak perbincangan yang terjadi, mulai dari bicar tentang materi yang belum kami dapatkan, hingga cerita tentang kampung halaman masing-masing. Tanpa terasa sudah cukup lama kami berbincang-bincang, aku mengajak mereka kembali ke camp masing-masing, mumpung ada waktu untuk bersiap mengikuti kelas malam ini.

Saat didepan camp boy, farhan berjalan menuju kearah kami.

"Mau kemana kau bro?" Tanya bang hendrik.
"Mau cari makan bang, kalian dari mana?" Tanya kembali farhan
"Kami habis ngopi. Kau ajak lah kak reyna dan rara ikut dengan kau, minggu terakhir mereka lho ini" bujuk bang hendrik kepada farhan, sambil menggoda farhan.

Farhan menatapku dan rara menunggu persetujuan kami apakah kami mau ikut atau tidak, aku dan rara saling bertatapan, mencoba mencari jawaban untuk ikut atau tidaknya kami dengan farhan.

> maaf mungkin ceritanya terlalu singkat-singkat, karna kalo diceritakan detail, yang ada akan membosankan, tolong koment untuk membangun cerita ini. Terima kasih sudah membaca <

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang