Reyna POV
"Kamu mau balas aku makanya kamu nemuin farhan?" Ujarnya marah
"Apaan sih mas, aku kebetulan ketemu sama dia pas lagi makan dirumah makan deket client aku mas." Ujarku jujur.
"Apa bener kata farhan, kalo kamu masih mencintainya? Kenapa kamu gak jujur aja sih rey?" Ucapnya.
"Kamu dengerin omongan dia? Kamu gak percaya aku mas?"
"Kamu gak pernah bilang cinta sama aku. Mau apapun alasanmu, kata cinta itu gak pernah terucap dari kamu untukku rey." Ujar tirta. Aku terkejut baru kali ini aku melihat dia begitu marah.
"Apa yang pernah aku ucapkan gak cukup buat mas?" Ujarku kecewa. Kami terdiam, sibuk dengan fikiran masing-masing. Aku berfikir ini harus selesai saat ini. Aku benci dengan diam akibat kesalahpahaman."Mas, kamu tau betapa aku marah saat kamu bercanda dengan tiara? Aku rasa itu yang saat ini kamu rasakan mas." Ujarku menjelaskan
"Kamu dan aku beda rey. Hubungan kamu sama farhan itu baru pisah kemarin setelah 1 tahun kita bersama, sedangkan aku dan tiara pisah jauh sebelum kita mengenal." Ujarnya.
"Beda? Aku gak punya hati dan kamu punya gitu? Terserah kamu mas. Aku malas menjelaskannya. O iya, 1 hal lagi, aku rasa kita impas. Kamu saat aku disini kamu makan siang bareng tiara di warung kopi kan?" Ujarku.Aku melihat semburat keterkejutan diwajahnya. Aku harus mendinginkan kepalaku. Jika dibiarkan amarahku akan semakin besar. Aku menyiapkan pakaianku aku mandi. Aku menghubungi firman dan arman, mengajak mereka makan di restoran siap saji. Dan tentu saja mereka berdua setuju. Aku meninggalkan tirta sendiri dikamar. Kami butuh waktu sendiri.
--------------
Setelah makan bersama firman dan arman, aku kembali kekamarku, aku melihat tidak ada tirta. Aku tidak tahu dia kemana dan aku melihat jam, ternyata sudah jam 11 malam. Aku sedikit mengkhawatirkan keberadaannya, namun egoku lebih besar dari rasa khawatirku.
Sudah jam 1 pagi dia tidak ada kabar, aku memutuskan untuk tidur, percuma jika aku terus menunggunya. Dia sudan cukup dewasa untuk diculik oleh penjahat. Saat aku hendak akan tidur, aku mendapat telp dari tirta. Aku angkat.
"Halo assalamualaikum mas."
"Walaikumsalam reyna, aku cuma mau kabarin aja kalo tirta nginep ditempatku ya. Kan aku sudah peringatkan kamu untuk baik-baik menjaga tirta jika tidak ingin aku rebut. Tapi sepertinya pertahananmu sudah melemah." Ujar tiara disana.
"Baik terima kasih atas infonya. Assalamualaikum" ujarku sambil menutup telp. Aku malas untuk berdebat dengan wanita ular itu. Lebih baik aku tidur agar besok bisa menyelesaikan tugas dan lusa bisa kembali kejakarta.------------------------
Farhan POVAku sedikit merasa bersalah saat tirta melihat aku mencium kening reyna. Aku yakin mereka akan bertengkar namun bukankah itu kesempatan emas untuk ku mendapatkan reyna kembali. Aku membayangkannya sudah membuatku bahagia.
"Kamu lagi senang sepertinya ya han?" Ujar intan mengejutkanku.
"Iya. Kenapa? Gak boleh?" Ujarku ketus.
"Ya aku seneng deh kalo kamu senang. Han aku boleh nanya?" Ujar intan sambil pindah kehadapanku.
"Apa?" Ujarku.
"Apa kamu masih mencintai reyna?"
"Pertanyaan bodoh apa yang lo omongin? Tanpa perlu gw kasih tau lo pasti udah tau kan?"ujarku dengan sedikit emosi
"Trus hubungan kita ini gak ada artinya gitu han?" Tanyanya
"Lah yang minta kan lo, lagian dari awal gw emang gak suka sama lo, tapi lo kasih gw buat nyentuh lo ya gw mau lah. Lumayan dari pada main sendiri. Jangan harap lo bisa dapatin hati gw dengan cara murahan lo tan" ujarku sinis. Aku pun pergi meninggalkannya sendiri.-----------------------
Reyna povAkhirnya pekerjaan ini sudah selesai, belum sampai 1 minggu kami selesai mengerjakan pekerjaan ini, tinggal nanti dijakarta kami approve design kepada marketing yang mempunyai project.
"Mbak, kan masih ada 2 hari disini, kita jangan langsung balik ya mbak. Anggep aja healing mbak." Pinta firman. Arman pun mengangguk setuju. Aku hanya tersenyum setuju memang sepertinya aku masih betah disini kota yang menurutku lebih sepi sedikit daripada jakarta.
Saat sampai ke kamar hotelku, aku melihat tirta duduk menghadap jendela luar.
"Aku tidak pulang kamu tidak mencariku?" Tanyanya tanpa menoleh kepadaku sama sekali
"Bukannya kamu lebih senang bersama dengan tiara mas? Bukannya kita gak boleh merusak kesenangan orang lain kan?" Ujarku sinis
"Aku yang senang dengan tiara atau kamu dengan farhan. Jangan kamu menuduh aku dengan tiara. Kamu kan yang senang bersama dengan farhan?" Jawabnya ketus.
"TERSERAH! KAMU MAU PIKIR AKU SEPERTI APA! AKU UDAH GAK PERDULI." Bentakku.Tirta seperti takut dengan sikapku.
"Apa aku salah berfikir seperti itu hah? Selama kamu disini kamu tidak ada menghubungi aku rey, malah saat aku telp kamu tidak angkat. Pasti kamu sedang bersama dengan pria itu kan?"tuduhnya kembali.
Emosi ku sudah sangat memuncak, aku menghampirinya, aku tampar wajahnya sekeras tenaga ku. Tidak hanya itu aku menghajarnya seperti sebuah samsak. Walau aku hanya seorang perempuan namun amarahku sangat mengerikan jika suda tidak terbendung.
"KAMU BERTANYA APA SALAH CURIGAMU TERHADAPKU? AKU KATAKAN DENGAN JELAS, KAMU SALAH MAS!!!!SALAH!!!! ARGH... ASAL KAMU TAHU AKU PACARAN DENGAN DANI 3 TAHUN JARAK JAUH ANTARA JAKARTA MEDAN. JIKA DANI YANG HANYA PACAR SAJA TIDAK AKU HIANATI LALU BAGAIMANA DENGAN KAMU HAH?" Teriakku sambil menghajarnya sambil aku kehilangan tenaga ku setelah teriak tadi.
Pukulanku melemah. Aku duduk menangis sendiri karna sudah sangat memuncak emosiku. Aku lelah sekali.
"Aku tidak pernah menghianatimu mas. Aku dan farhan tidak ada hubungan sama sekali mas, aku tidak angkat telp kamu karna aku sedang rapat dengan client kemaren itu, aku tidak menghubungi kamu karna aku marah kepadamu, aku cemburu kamu akrab dengan tiara mas."ujarku sambil menangis.
Tirta terdiam, bingung harus berkata apa. Dia melihatku sedih, dan menyesal. Aku menangis tersedu-sedu, lelah, sakit kepala mulai aku rasakan.
>kira-kira apa yang tirta akan lakukan ya?<
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA
RomanceBerawal dari kisah cinta periode kampung inggris pare, hingga berujung cinta gila yang berusahan memisahkan cinta sejati.