Aku terbangun jam 1/2 6 pagi, ibuku masih tertidur pulas, aku ingat semalam farhan meminta aku bangunkan jam 6 pagi, aku segera mandi dan masak air minum. Aku memang bukan pembantu, tapi sebagai anggota keluarga paling muda saat ini dirumah ini dengan kondisi yang cukup melelahkan untuk anak-anak dari kakekku jadi aku tahu diri harus bersikap apa.
Tanpa terasa sudah jam 6 pagi, air minum dan sarapam pagi sudah masak aku buat. Aku coba menghubungi farhan untuk membangunkannya.
"Halo, bangun udah jam 6 nih, katanya kerja pagi" ujarku, aku tahu dia masih malas bangun, aku mendengar menggumam.
"Hei, bangun dong, udah jam 6 ini. Nanti telat." Kataku
"Iya sayang" ujarnya, aku terkejut dengan ucapannya.
"Apa?" Tanyaku memastikan bahwa aku tidak salah dengar.
"Iya, ini aku udah bangun."jawabnya.
"Oke" ujarku datar sambil mematikan telp.------------------
Seharian ini, aku menjadi sedikit galau akibat ucapannya tadi pagi, apa aku tidak salah dengar memanggil aku sayang? Apa dia sedang bermimpi ya? Apa dia sudah punya pacar di yogya dan disangkanya yang telp adalah pacarnya? Sungguh kejadian tadi pagi sanggat mengangguku.
Setelah makan malam, aku dan ibuku segera masuk kedalam kamar. Beliau meminta agar aku tidak tidur terlebih dahulu kembali. Aku pun menyetujuinya, aku mencoba menghubungi farhan kembali.
"Assalamualaikum, sudah makan malam kah?" Tanyanya saat menerima video call ku.
"Walaikumsalam, sudah dong, kamu gimana?" Tanyaku kembali.
"Sudah, gimana kondisi kakekmu? Sudah sadar belum?" Tanyanya tentang kondisi kakekku.
"Ya masih seperti kemarin, belum sadar, rencana besok baru mau dipasangkan ventilator" jelasku.
"O, semoga lancar ya."ujarnya.
"Aku nanya dong, tadi pagi kamu panggil sayang itu maksudnya apa?" Tanyaku penasaran. Expresinya berubah menjadi bingung.
"Gak ah, masa sih manggi kamu sayang? Aku gak sadar." Jelasnya
"Oke kalo gak sadar. Yasudahlah." Ujarku.Aku banyak bicara dengannya kadang aku joget-joget sendiri saat dia meninggalkan hpnya untuk mengambil kopi. Sejujurnya aku begitu menyukai saat seperti ini namun aku tidak mau atau lebih tepatnya tidak sanggup jika aku menerima kenyataan bahwa dia tidak menyukaiku.Tanpa terasa sudah jam 2 malam, aku sudah sedikit mengantuk, akhirnya aku tertidur, tanpa disadari.
-----------------------
Pagi ini aku sudah berusaha seperti biasa, memasak, membantu merapikan rumah ini. Biar bagaimanapun kondisi semua orang disini sudah cukup panik memikirkan kakekku, aku harus bisa mengerjakan yang bisa membantu mereka.
Saat siang hari aku disuruh ke rumah sakit menemani pamanku yang paling kecil untuk menunggu kakekku. Seperti biasa, kami tidak banyak berbicara. Aku cukup sungkan dengan pamanku ini. Tiba-tiba pamanku bertanya hal yang tidak pernah aku duga.
"Apa rencana kamu 5 tahun kedepan?" Tanya pamanku
"Ya rey pengen punya usaha sendiri atau kerja di perusahaan, trus pengen kuliah lagi mauda, kalo memungkinkan reyna mau nikah." Ujarku kepada mauda - sebutan saudara laki-laki ibuku dalam bahasa karo.
"Kenapa nikah? Trus kamu mau kuliah lagi tujuannya apa rey?" Tanyanya interogasi.
"Ya reyna mau buat mama bapak bangga, seenggaknya walaupun terlambat, tapi reyna bisa kasih sedikit kebanggaan dengan menyelesaikan kuliah reyna mauda, kalo nikah, mama udah pengen reyna cepet-cepet nikah"jelasku kepada mauda.
"Kamu tau gak nikah itu sebuah rencana, lagian mauda tanya emang kamu udah punya calon apa?" Tanyanya kembali, sejujurnya saja aku tidak ingin menikah setelah aku tolak lamaran dani atas permintaan ibuku. Aku menggeleng menjawab pertanyaannya.
"Rey, menikahlah saat kamu siap, kamu tau apa bedanya kamu sama mauda secara dewasa?" Tanya lagi, dan kembali aku menggeleng.
"Ini mauda perumpamain ya, kalo mauda jalan sama cewe saat mauda seperti sekarang ini, menurut kamu siapa yang dirugikan disini? Mauda apa cewe itu?" Tanyanya lagi dan aku pun kembali menggeleg tanpa tidak tahu. Sejujurnya aku cukup paham kemana arah pembicaraan ini, namun aku lebih senang diam ketika berbicara dengan yang lebih tua dan aku segani.
"Kamu mauda ajarin berfikir lebih dewasa ya, kalo mauda jalan dengan cewe itu, yang rugi adalah cewe itu. Saat mauda bosan mauda akan balik ke maminya. Lalu dia nasibnya tidak jelas. Sekarang mauda tanya lagi, menurut kamu, andri itu laki-laki bertanggung jawab atau gak?" Tanya mauda kembali.
"Gak mauda" jawabku.
"Dia kan sepupu kamu lho, kenapa kamu bilang gak? Trus menurut kamu kalo dia nikah siapa yang paling kasian disini? Dia atau istrinya nanti?" Tanyanya kembali. Sedikit demi sedikit aku paham apa maksud maudaku ini. Kurasa beliau mendengar saat aku telp dengan farhan.
"Ya cewenya mauda."jawabku.
"Kalo gitu kamu sudah paham kan apa maksud mauda? Trus alasan kamu mau menikah dalam waktu 5 tahun kedepan apa?" Tanyanya kembali. Tanpa terasa airmataku, terlalu banyak tekanan dalam hidupku yanh membuatku tidak tahu apa yang harus aku jalani.
"Reyna gak mau mama berfikir reyna gak bisa move on dari dani mauda, reyna capek ditekan terus" jelasku sambil menangis.
"Rey, perempuan jaman sekarang harus lebih maju daripada laki-laki. Banyak perempuan gak nikah atau nikah tua karna meniti karir. Kamu mau kuliah lagi, mauda dukung. Tapi untuk menikah, gak. Buat apa menikah kalo kamu belum siap. Coba kamu fikirkan baik-baik ya ucapan mauda. Jangan dengerin mama kamu, dengerin hati kamu rey." Nasehat mauda membuatku menangis sesegukan.
"Jikalau kamu mau menikah, cari laki-laki yang benar-benar serius denganmu." Ujarnya kembaliBeban berat dihatiku sedikit terangkat. Sesungguhnya aku tidak begitu ingin menikah namun aku juga ingin mempunyai seseorang yang dapat mendengarkan keluh kesahku, ceritaku seperti dulu sikap dani kepadaku. Namun aku begitu lelah mencoba mengenal orang baru lagi, belum lagi drama yang dibuat ibuku seperti yang terjadi dengan dani. Semua membuat trauma tersendiri untukku, begitu juga hubunganku dengan farhan.
"Mauda bukan ajarin kamu yang tidak baik, tapi setelah menikah nanti kamu lah yang merasakan laki-laki itu baik atau tidak, bukan mamamu, walau mama kamu maksa kamu untuk menikah, kalo kamu gak siap ya jangan dipaksain rey. Bukan mama kamu yang menentukan bahagia atau tidak jika kamu menikah. Tapi kamu sendiri. Jadi saran mauda, kamu tanya diri kamu sendiri apa cita-cita kamu, jangan apa-apa mama, apa-apa mama." Tambahnya kembali. Aku menangis sesegukan.
------------------
Selesai percakapan ku dengan pamanku, aku kembali pulang ke rumah. Kebetulan waktu sudah malam. Aku merenungkan ucapan mauda kepada ku. Kebetulan sekali malam ini ibuku sudah tertidur. Aku pun tidak menghubungi farhan. Aku butuh memikirkan ulang semua perkataan mauda kepadaku hingga aku tertidur.
Sekitar jam 1 pagi aku terbangun, aku melihat beberapa misscall videocall dari farhan di jam 11 malem. Aku merenung melihat ibuku tertidur, tanpa disadari airmataku kembali mengalir. Aku begitu rindu saat-saat aku tidak menyukai siapapun, saat aku masih kecil. Menjadi orang dewasa begitu menyakitiku. Akhirnya aku pun tertidur kembali.
>hai... mungkin ini part tergaje yang dibuat... yok tinggalkam jejakmu disini... terima kasih sudah membaca...<
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA
RomanceBerawal dari kisah cinta periode kampung inggris pare, hingga berujung cinta gila yang berusahan memisahkan cinta sejati.