tidak selesai

8 1 6
                                    

Dipare

Sudah beberapa hari ini, aku tidak berbicara. Semenjak kejadian dia membentak ku, aku merasa takut salah bertindak. Komunikasi kami terputus begitu saja tanpa ada kejelasannya, aku hanya berfikir mungkin farhan sedang sibuk dengan examnya, karna minggu ini adalah musim exam hampir disemua kursusan di kampung inggris ini.

Disamping itu juga, aku belakangan ini hampir sering chat dengan admin kursusanku, bang kenan, yang ternyata cukup baik. Dari dia jugalah aku tahu bahwa beberapa orang mengira aku dan farhan memiliki hubungan. Aku sering kali di goda oleh bang kenan, bahkan terkadang mengajak aku jalan. Seperti siang ini, tadi pagi saat aku menanyakan jadwal program yang harus ku ambil untuk naik tingkat, bang kenan menawarkan aku untuk menemaninya belanja bulanan keperluan kursusan di swalayan. Karna memang aku orang yang suka sekali jalan-jalan jadi aku mengiyakan ajakanya, dan disinil aku sedang menunggu dia selesai siap-siap untuk berangkat.

"Are you ready, sweetheart?" Tanyanya kepadanya mengejutkan lamunanku.

"Yap." Aku mengikutinya menuju motornya, dan segera naik motor bersamanya. Banyak orang dicamp boy yang melihat aku jalan dengan bang kenan - termasuk farhan, kurasa.

"Kamu kenapa? Mikirin farhan ya? Hahaha" tanya bang kenan.

"Dih sok tau sekali kamu, gak kok bang. Boleh aku tanya gak bang?" Aku mencoba mengalihkan pembicaraan

"Apaan tuh?" Jawabnya.

"Kamu sering ajak cewe jalan-jalam begini bang? Apa cuma winda aja?" Tanyaku. Winda, tutor dikursusanku, yang kebetulan 1 kamar di camp denganku.

"Gak, cuma winda, ya sama kamu aja rey, kenapa emangnya? Haha" jawabnya santai sambil tertawa.

Setelah mendengar itu, aku terdiam sepanjang perjalanan menuju swalayan terbesar di pare. Sesampainya disana, dia memarkirkan motornya dan menggantungkan helm kami. Langsung saja dia menggandeng aku jalan kedalam

"Kamu kok diem aja. Kamu mau beli apa? Aku traktir deh." Ujarnya mencoba mengajakku bicara. Aku hanya menggeleng, mengikutinya sambil membawa troli untuk belanjaan dia.

"Kamu valentine ini dapet coklat gak dari farhan?" Tanyanya saat kami ada dilorong coklat, permen dan biskuit.

"Nggak, emang kenapa?" Jawabku. Dia mengambil 2 coklat cadbury di masukan ke trolinya. Aku hanya mengikutinya.

"Kamu tau, kita belanja bareng begini kaya pasangan suami istri muda tau gak. Romantis banget. Hahaha, coba kalo kamu bareng farhan begini seneng banget kali ya kamu." Ledeknya. Aku hanya tersenyum kecut.

"Kenapa seneng? Biasa ajalah. Dari tadi kamu ngomong bawa-bawa farhan mulu. Ngapain sih." Ujarku pura-pura marah.

"Oke kalo gak mau ngomongin farhan, ngomongin soal kita aja gimana? Aku tuh suka sama kamu. Hahaha."ujarnya sambil mengusap kepalaku. Entah mengapa, rasanya berbeda saat farhan yang mengusap kepalaku.

"Ya aku tahu kok, dan aku juga tau kamu sudah tunangan kan? Kenapa bisa suka sama aku coba. Bang bang... cewekmu mau dikemanakan?" Ujarku sinis.

"Ya dia dibiarin aja dijakarta. Hahaha." Ujarnya.

Akhirnya selesai semua daftar belanjaan dia, segera kami ke kasir untuk membayar. Aku menunggu didepan. Sungguh aku nyaman dengan bang kenan, tapi bukan cinta. Aku terlalu jatuh cinta dengan farhan. Tak lama kemudian bang kenan datang selesai membayar. Saat kami akan keparkiran, hujan turun dengan deras. Mau tidak mau kami menunggu didepan swalayan.

"Nih, 1 sebagai hadiah valentine, 1 sebagai terima kasih sudah menemaniki belanja hari ini. Jangan melamun terus dong dear, nanti hujannya gak berenti-berenti." Ujarnya sambil memberi 2 coklat cadbury yang diambilnya tadi.

"Dih apaan sih, siapa yang melamun. Makasih coklatnya. Tapi masa buat reyna semua sih bang." Ujarku, mengambil 1 coklat dari tangannya, tapi dia memaksa aku mengambil keduanya.

"Apa sih yang kamu liat dari farhan, rey? Dia tidak tinggi seperti aku, tidak juga tampan seperti sandi, atau humoris seperti aid. Malah dia itu terkenal dinginnya, dulu ya waktu gosip kalo dia sama kamu ada sesuatu. Aku mikirnya dia yang suka, dan kamu hanya memainkan peran saja. Secara ya, jujur saja, aku melihat kamu sudah cukup paham trik laki-laki php, dan kamu lah perempuan yang biasanya memphp laki-laki." Tanyanya kepadaku.

"Apa ya? Kalo dibilang fisik aku tidak pernah melihat fisik sih, mungkin karna beberapa kali ngobrol, bicara berdua, aku merasa nyambung. Dan dia seperti yang kamu bilang, sikapnya seperti suka denganku. Tapi aku tahu diri lah, umur aku lebih tua, mana mau dia sama yang lebih tua." Jelasku kepadanya

"Apa dia tau kalo kamu suka sama dia?" Tanyanya kembali.

"Aku gak tau dia tau atau gak" jawabku

Setelah itu kami sama-sama terdiam dalam fikiran masing-masing. Tanpa sadar hujan sudah reda. Aku melihat hujan reda langsung segera bangun dan mengajak bang kenan pulang. Diperjalanan pulang, tiba-tiba bang kenan membawa aku ke tempat makan. Aku pasrah tidak bisa berkata apa-apa karna dia yang mengemudikan motornya

"Kamu mau makan apa?" Tanyanya.

"Terserah bang kenan aja lah." Ujarku dan dipilihkan lah steak ayam untuk aku dan dia, serta minumannya es teh manis. Selama makan ada saja jokes yang sebenarnya garing, tapi bagiku lucu. Hujan pun turun lagi, jadi kami mengobrol disini cukup lama.

Saat kami kembali ke camp boy, farhan sudah bergabung dengan teman-teman lainnya bersiap untuk mendekor tempat public speaking nanti malam. Aku segera datang, dan mereka ngajak untuk gladi bersih untuk drama nanti. Walaupun hubungan aku dan farhan tidak banyak bicara, tapi sikap kami terlihat biasa aja sepanjang persiapan.

Setelah rapi untuk decor dan gladi bersihnya, kami kembali ke camp masing-masing untuk bersiap drama nanti. Jujur aku tidak yakin drama ini akan bagus, tapi aku yakin bisa mengerjakan drama ini se heboh mungkin.

Acara hari ini selesai dengan hasil yang aku harapkan. Walau drama itu tidak memberikan nilai apapun, namun drama yang kami jalanin akan menimbulkan kesan tersendiri. Terutama untuk farhan. Aku marah sekali dengannya. Saat rara selesai speak up didepan aku mendengar selentingan farhan mengucapkan loser. Sejujurnya aku tidak tahu apa maksud tujuannya. Namun itu membuat rara menangis dan sedih, walaupun hasil penilaian memuaskan.

--------------------

Dirumah

Aku mendengar tirta menangis dan memohon agar aku mencintai dia ingin sekali aku mengatakan bahwa aku ingin melepas cintaku untuk farhan saat anniversary kami namun lidah ini seperti sulit untuk mengucapkan kata-kata itu. Aku duduk bersimpuh di hadapan tirta yang duduk di tempat tidur sambil menggenggam tangannya.

"Mas, aku tahu kamu berat menerima kenyataan itu, tapi tulisan aku itu belum selesai. Aku mohon kamu beri aku waktu untuk menyelasikan semuanya. Jika kamu mengijinkan mas, boleh aku pulang kerumah mama, aku rindu dengan rara, sambil aku menyelasaikan perasaan ini." Pintaku kepadanya.

"Apa masih ada tempat buatku di hati mu itu rey? Apa mungkin? Jika kamu ingin pulang aku tidak bisa antar kamu, tapi pulangnya besok akan aku jemput ya, janji ya kamu pulang sudah selesai dengan perasaanmu."ujarnya sambil memegang wajahku.

"Iya mas, percaya padaku." Ujarku meyakinkannya, dan dia mengangguk setuju.

> hai... hai... please koment ya untuk membangun cerita ini. Terima kasih sudah membaca <

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang