masalah baru

12 1 33
                                    

Reyna pov

Aku terbangun melihat jam 3 pagi, aku terbangun dengan tv menyala. Semalaman maraton nonton film diruang tamu hingga tertidur. Tirta tertidur disampingku, tanggannya memelukku. Aku melihat wajahnya tidur dengan tenang membuatku merasa bersalah sudah menutupi kelakuan ibuku kepadanya. Aku merasakan tirta mengeratkan pelukannya. Aku berusaha melepaskan pelukannya, tapi semakin dekat jarak diantara kami kurasa.

"Hayo, liatin akunya kaya baru liat orang aja kamu. Nafsu ya liat aku tidur" ujar tirta sambil memelukku erat.
"Mas, lepas ah, ih kok malah makin kenceng sih, aku mau kekamar mandi" ujarku mengelak.
"Boong. Gak boleh kemana-mana kecuali kamu cerita kenapa muka kamu liat aku kaya sedih gitu? Kan kita udah janji buat saling terbuka." Pintanya.
"Tapi mas jangan marah ya, bantu aku mikir gimana caranya ya." Ujarku kepadanya. Kuceritakan lah kejadian ibuku meminta uang belum sampai akhir bulan.
"Kalo masalah uang doang mah biarin aja dek, aku gak papa kok. Yang penting kamu jangan pusing lagi." Ujarnya menenangkanku.
"Mas gak tau gimana mama nanti akan merong-rong, selama ini banyak mama minta begitu, ini bukan pertama kali mas."ujarku kepadanya.
"Rey, aku cuma manusia biasa, dan mau ingetin kamu. Kamu itu seorang perempuan yang nantinya akam jadi seorang ibu, apa kamu mau nanti kalo kamu punya anak, anaknya itu perhitungan sama ibunya? Lagian mau kamu kasih seluruh darah kamu untuk dia, gak akan cukup buat membalas pengorbanan dia. Masalah uang, nanti kita usaha ya. Yang penting kontrakan rumah masih lama, buat makan cukup, buat jalan sekali-kali bisa. Udah. Buat aku sekaarang, selama kamu sama aku, aku gak masalah kok kerja keras. Doain aja, tahun ini pns aku lolos, jadi kamu bisa buka usaha, dan kita bisa beli rumah sendiri walau nyicil, mau kan?" Ujarnya
"Iya mas, makasih ya kamu udah ingetin aku. Amin..." ujarku mengamini doanya
"Adinda reyna, ijinkan kakanda menagih janji adinda tadi malam untuk membuat tirta kecil." Ujarnya sambil perlahan mendekatiku
"Janji apa yak?" Ujarku sambil berpura-pura tidak paham, dan hasilnya dia menghentikan gerakannya untuk menciumku.
"Yaudah kalo lupa." Ujarnya menjauhiku dan berbaring membelakangiku.
"Mas, marah ya? Aku cium ya" aku dekati dan kucium pipinya.
"Disini dong baru aku maafin." Ujarnya sambil menunjuk bibirnya. Akupun mencium bibirnya, aku tahu akan berujung kemana tindakan ini.

Aku biarkan malam ini menjadi cerita indah dalam pernikahanku dan membuat kenangan manis dalam hidupku

--------------
Farhan POV

Aku tidak tahu apa kah yang dikatakan alvar benar, aku merasa begitu bodoh membiarkan reyna pergi begitu saja. Aku melihat hpku, aku melihat jadwal kereta untuk menuju jakarta dari surabaya. Aku bertanya tanya apa aku belum terlambat untuk mengatakan perasaanku terhadap reyna, semoga reyna masih memiliki perasaan kepadaku.

Aku menghitung hari yang pas untuk aku mengambil cuti agak lama dan keuanganku cukup memadai, karna rasanya tidak mungkin aku terus meminta kepada orangtuaku untuk hal seremeh ini. Aku harus kejakarta menemui reyna untuk memastikan sesuatu.

Aku baru sadar bahwa reyna adalah perempuan yang tulus mencintaiku bahkan menungguku 3 tahun lamanya, namun aku akui aku terlalu takut berkomitmen dengan jarak yang begitu jauh diantara kami. Aku bimbang apakah aku harus kesana atau tidak. Difikiranku terbayang-bayang bagaimana reyna melayani tirta, ya tuhan sungguh aku menjadi gila memikirkannya.

------------------------------------

Reyna POV

Aku bangun kesiangan, aku bangun sejenak menyadarkan diriku, hari ini masih weekend. Aku kembali membuka hp, melihat sosmed untuk info terbaru. Dengan 1 tangan tirta sebagai bantalku, aku membelakangi tirta. Aku membaca beberapa artikel tentang masakan, mencoba berfikir untuk membuat resep roti bakar. Walau tirta belum memberi ijin sepertinya.

Saat sedang asik membaca resep, aku merasakan tangan tirta yang 1 lagi mengusap punggungku yang tanpa penghalang

"Mas, usil banget sih" ujarku. Tangannya tidak berhenti mengelus dengan 1 jari di punggungku.
"Mas" ujarku dengan nada sedikit naik.
"Kenapa sih, lagian kamu bangun tidur bukan liatin aku, malah liatin hp." Ujarnya mendekat padaku. Aku merasakan dadanya menempel dengan punggungku. Dan kepalanya mencium tengkukku.
"Iya ini aku taro hpku. Udah dong mas."ujarku sambil menutup hpku.
"Nah gitu dong. Sini hadap aku." Pintanya, aku menggeleng.
"Kenapa?" Tannyanya
"Kalo menghadap kamu, pasti nanti jadinya kita..."ujarku malu.
"Emang itu yang aku mau. Mumpung libur dek. Lagian biar cepet punya debay tau."ujarnya sambil tangannya mengusap perutku. Entah dia tahu, atau hanya ingin mengusap perutku yang begitu sensitif. Membuatku mulai terbakar gairah yang sama seperti sebelumnya. Dan terciptalah gairah 2 pasang insan.

----------------------

Farhan POV

Aku mengirim pesan kepada reyna kembali. Memintanya untuk bertemu hanya berdua. Semoga dia bisa. Aku keluar kost-an untuk mencari makan. Tanpa disengaja aku bertemu intan - temanku dikediri. Dia tinggal di surabaya juga dan tidak jauh dari tempat kost ku.

"Han, hari ini kamu sibuk gak?" Tanya intan
"Gak tuh tan, kenapa mau ajak jalan ya? Haha." Tanyaku sambil tersenyum.
"Minta tolong bantuin bikin skripsi, disuruh revisi mulu sama dosen, dikost ku tapi. Mau ya" pintanya. Aku mengangguk iya.

Setelah makan, kami ke kost intan yang tidak begitu jauh dari tempat ku. Tempatnya yang tenang membuatku betah.

"Ini gak papa disini? Emang disini campur ya?" Tanyaku.
"Iya kost campur kok. Kalo gak enak dikamar aja deh yok." Ajaknya kepadaku. Aku mengikutinya. Kamar khas wanita, rapi wangi dan bersih. Aku jadi membayangkan kamarnya reyna.

"Mana tugasnya?" Pintaku ke intan. Tanpa didug intan memeluku dari belakang, aku merasakan badan bagian depannya di punggungku.
"Aku tahu dari alvar kamu akan menemui reyna. Apa gak bisa 1 kali aja kamu melihatku han? Aku mengenal kamu lebih dulu, kenapa harus reyna yang menjadi cintamu bukan aku han." Tanyanya.
"Reyna berbeda tan. Dan aku jatuh cinta pada pandangan pertama namun aku menutupinya karna ketakutanku akan komitmen jarak jauh" jelasku mencoba melepaskan pelukannya.
"Gak. Aku gak akan lepaskan. Aku mohon lihat aku sekali saja sebagai intan han. Aku sungguh-sungguh mencintaimu.  Reyna bukan perempuan anggun, bahkan lebih kepada perempuan barbar. Bukankah kamu menyukai perempuan anggun han? Aku sudah bersikap anggun, aku lebih pantas han" ujarnya kembali.
"Reyna tidak murahan seperti kamu, dia lebih anggun dari kamu." Ujarku tegas.
"Aku bukan murahan han. Aku begitu tergila-gila terhadapmu. Aku mohon biarkan aku menjadi pengganti reyna han ku rel kita tinggal bersama tanpa ikatan demi membuktikan aku benar-benar mencintaimu han."ujarnya melepaskan pelukannya dan menuju pintu mengunci pintunya.
"Lo jangan gila deh, gw gak cinta sama lo tan." Ujarku ketus. Tanpa diduga, intan membuka semua pakaiannya.
"Bagaimana aku seksikan? Pasti lebih seksi dari reyna. Ayo lihat aku farhan, lupakan reyna, aku ikhlas menjadi pelarianmu." Ujar intan sambil meraih tanganku dan diletakkannya didadanya. Entah setan apa aku melihat reyna yang ada dihadapanku. Aku pun melakukan yang tidak seharusnya aku lakukan.

>sory hanya sedikit bab ini <

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang