mencari jalan

7 1 7
                                    

Dirumah

Tirta datang setelah 1 hari dia pergi dari rumah. Aku ingin segera memberikan cerita yang aku tuliskan untuk menjelaskan kesalahpahaman yang terjadi. Malam ini aku akan menyatakan perasaanku yang telah tumbuh setelah 1 tahun bersama.

"Ini, mas galau karna cerita ini kan? Mas boleh baca dan silahkan mas artikan sendiri apa yang terjadi." Ujarku sambil memberikan laptopku untuk dibacanya.

Dia melihatku, mengambil laptopku dan mulai membaca cerita tentang aku dan farhan selama ini. Aku duduk disebelahnya, mencoba meletakan kepalaku kepundaknya. Tak lama kemudian aku mengantuk karna lelah menulis dan akupun tertidur. Sekitar 1 jam aku tertidur, aku terbangun dan melihat tirta menangis.

"Mas kenapa nangis?" Tanyaku.
"Apa bisa aku mendapatkan cintamu untukku rey?" Ujar tirta
"Mas, aku mau jujur. Sebenarnya 1 tahun kita bersama aku sangat menyayangin kamu mas, mungkin perlahan rasa cinta akan tumbuh mas. Gimana kalo kita pacaran dulu." Ujarku sambil tersenyum manis.
"Apa yang kamu lihat dari farhan rey?" Tanyanya kembali
"Kenapa mas nanya itu? Jadi aku ditolak nih buat jadi pacar mas?" Tanyaku sambil cemberut.
"Aku mau" rayu tirta kepadaku
"Masih banyak waktu untuk aku cerita tentang apapun yang mas mau. Aku nulis cerita itu supaya aku bisa menyelasaikan janjiku ke farhan untuk membuat cerita" jelasku.
"Beneran? Aku senang kalo memang seperti itu, tapi boleh aku tanya kapan kamu akan kasih itu dia? Bagaimana kalo dia jadi suka sama kamu?" Cecarnya dengan banyak pertanyaan.
"Anniversary kita aku akan kasih dan kenalkan kamu sebagai suami aku, aku sudah janjian sama farhan untum bertemu."jelasku.
"Boleh aku memeluk kamu?" Pintanya. Aku mengangguk setuju. Tirta memelukku.
"Jangan tinggalin aku ya, aku sudah jatuh cinta kepadamu, sebagaiman pun buruknya masa lalumu. Jangan berpaling ke farhan ya." Pintanya sambil menangis.
"Mas, kamu emang siap ngeladenin kelakuan gilaku?" Tanyaku
"Saat ijab qabul ya aku sudah terima semuanya." Jelasnya. Aku berfikir untuk menggodanya.
"Terima semuanya, tapi kok aku dianggurin?" Tanyaku sambil tersenyum jahil.
"Apaan sih, aku kan bilang, aku mau kita jalanin biasa aja dulu, biar terbiasa dengan kelakuan masing-masing."jelasnya dengan muka yang cukup merah.
"Yaudah kita tidur yuk, aku ngantuk mas" ujarku.
"Ngantuk? Tadi katanya gak mau dianggurin" ujarnya malu-malu.
"Cium?" Ujarku menggodanya.
"Boleh?" Tanyanya. Aku tertawa terbahak-bahak melihat tingkahnya. Aku mengangguk memberinya ijin.

Cup

Diciumnya bibirku sekilas. Ya tuhan, gemes banget aku punya suami seperti ini. Walaupun aku belum cinta kepadanya, namun aku harus memberikan haknya. Jika dia tidak bisa memulai, aku harus memulainya.

"Kamu lucu mas, ciumnya gitu doang? Mau aku ajarin?" Tanyaku sambil tertawa, muka tirta memerah karna malu.
"Gak perlu, besok kamu persiapkan diri aja untuk menjadi punyaku."ujarnya sambil menggendongku kedalam kamar. Aku tertawa terbahak-bahak menggodanya.

"Mas, aku nanya boleh?" Aku ingin tahu apa reaksinya. Dia mengangguk mengijinkan aku bertanya.
"Memang aku begitu menggodakah?" Tanyaku.
"Sejujurnya iya, tapi aku gak akan seperti farhan yang berkata melecehan seperti orang tidak beradab. Kamu mau tahu apa yang paling menggoda buat aku?" Jelasku. Aku mengangguk menunggu penjelasannya.
"Mata kamu, bibir kamu, kepintaran kamu sama marah kamu. Itu sangat seksi buat aku. Lebih seksi dari bentuk badan kamu."jelasnya sambil melihat kelangit-langit rumah.

Aku sedikit bingung dengan marahku yang dipandang seksi oleh tirta. Aku memandang tirta dari samping. Kulit wajahnya yang berwarna sedikit gelap, bentuk wajahnya yang sedikit bulat, matanya yang sedang terpejam mempunyai bulu mata cukup lentik untuk ukuran seorang laki-laki. Hidungnya yang lebih mancung dariku, dan bibirnya yang tidak terlalu tipis. Aku berfikir, sebenarnya lelaki ini tidak terlalu buruk untuk menjadi suamiku. Dilihat penampilanku yang sederhana, dia cukup sesuai untuk menjadi pasanganku.

Tiba-tiba tirta berbalik menghadapku.

"Kenapa liatin aku begitu?" Tanyanya sambil menatap mataku.
"Kamu tahu, bibir kamu mirip dani" ujarku
"Kalo mirip kenapa?" Tanyanya sambil mengusap rambutku.
"Menggoda untuk dicium" ujarku sambil tersenyum.
"Coba cium"pintanya. Aku menggeleng malu.
"Tambah deh 1 lagi, kamu seksi kalo lagi malu" ujarnya kembali membuat aku tambah malu.

Tiba-tiba dipeluknya tubuhku. Wajahku terbenam di dadanya. Aku menghirup aroma tubuh tirta yang lembut dan menenangkan diriku, sama seperti dani. Tak lama dia melepaskan pelukannya. Dia menatapku dalam seperti sedang mencari sebuah jawaban. Aku menaikkan alisku seolah bertanya apa yang dia maksud.

"Boleh mas cium kamu? Menyentuh kamu?"tanyanya memperjelas pertanyannya. Aku hanya mengangguk menyetujuinya.

Semakin lama wajahnya semakin mendekat, bibirnya menyentuh bibirku, lembut, rasanya mengingatkanku akan ciuman pertamaku dengan dani. Yang kurasa dalam ciuman ini hanya rasa kasih sayang, tanpa nafsu. Semakin lama semakin intens ciuman ini, semakin panas aku merasa wajahku. Dia menarik wajahnya dan melihat wajahku. Kupandangi mencari kebenaran akan rasa yang aku rasakan dan kulihat dimatanya hanya ketulusan. Aku merasa sangat beruntung bahwa lelaki yang menjadi suamiku saat ini adalah tirta.

Tak lama, kamipun tertidur dengan aku berada didekapannya.

---------------------

Hari ini aku bekerja, dua hari ijin kerja karna sakit membuatku harus bekerja keras hari ini. Tirta berkata akan menjemputku jam 6 sore. Setidaknya ada waktu 1 jam untuk ku lembur menyelesaikan pekerjaan yang harus ku selesaikan.

Sepanjang hari aku disibukan dengan pekerjaan yang sangat banyak hingga aku lupa untuk makan siang. Ditambah lagi hubunganku dengan tirta sudah membaik membuatku lebih baik. Aku sudah cukup yakin akan pilihanku saat ini. Semua akan ku selesaikan hari ini, hari anniversary ku dengan tirta.

Tanpa terasa jam sudah menunjukan jam  1/2 6 sore. Aku teringat akan ucapannya semalam, aku harus mempersiapkan diri malam ini untuknya. Aku jadi teringat akan masa laluku dengan dani. Kegilaan yang terjadi saat kami tinggal bersama. Aku meminta dani membelikan sebuah lingerie pilihan dani. Pengalaman pertama yang membuatku malu, namun mengerikan.

Sejujurnya aku merasa cantik saat menggunakannya, namun saat yang sama juga aku merasa seperti perempuan penggoda. Mungkin sebagian orang akan merasa bahwa aku adalah perempuan liar jika mendengar kisahku dengan dani, namun aku tidak perduli. Aku hanya merasa itu adalah masa lalu yang menyenangkan bahkan indah. Mungkin kenangan itu akan coba aku gantikan dengan kenangan bersama tirta.

>kira-kira apa yang mau dilakukan ya... maaf hanya sedikit cerita kali ini... bab selanjutnya diusahakan lebih seru deh.... makasih sudah membaca...<


REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang