memutuskan

3 1 7
                                    

Dipantai

"Jadi lo ketemu dia apa gak rey?" Tanya rian sambil menatapk penasaran.

Angin pantai begitu sejuk di terik panas matahari membuatku teringat akan dani, disini tempat kami sering menghabiskan waktu bersama. Kenangan itu membuatku membandingkan hidupku yang sekarang dengan dulu.

"Menurut lo? Kalo gw ketemu kira-kira apa yang bakal terjadi? Cukup dengan bondan aja gw melakukan hal yang tidak seharusnya gw lakukan." Jelasku kepada rian.
"Lo sekarang jadi perempuan yang suci ya?" Ujar rian.
"Bukan sok suci bro, tapi kita harus menjadi pribadi lebih baik kan? Lagian ya kenakalan gw dulu ya cukup dulu aja, sekarang jangan lagi." Jelasku kepada rian

Rian bangun dari duduknya, mengulurkan tangan untuk membantuku bangun dari dudukku. Kami berjalan menyusuri bibir pantai, sengaja aku membasahi kakiku dengan air laut yang sesekali naik ke bibir pantai.

"Trus apa yang lo fikirin tentang farhan sekarang? Apa lo sudah sadar bahwa dia laki-laki brengsek?" Tanyanya.
"Belum, sampai sekarang gw masih berfikir dia baik dan sempurna yan, cuma gw udah gak mau memupuk harapan kedia. Toh gw tau dengan jelas bahwa dia gak mau menikah." Ujarku.
"Setelah dia ajak lo ketemu, apa yang terjadi sampai sekarang?"tanyanya.
"Beberapa hal terjadi yan, dan gw sadar dia hanya manfaatin gw." Jelasku
"Coba ceritain lagi" pinta rian, dan akupun melanjutkan ceritaku

-----------------------------

Hari ini farhan dijakarta, permintaannya untuk bertemu denganku malam nanti dihotel tempatnya menginap masih ku pertimbangkan. Jika ditanya secara logika, aku tidak ingin datang, namun hatiku bergitu rindu ingin bertemu. Setelah berbagai pertimbangan aku memutuskan untuk tidak datang. Aku kirim pesan ke farhan.

'Maaf, aku sepertinya tidak bisa datang. Soalnya jamnya sudah sangat larut, nanti ibuku khawatir. Walau sejujurnya aku sangat rindu kamu.' Ujarku.
'Aku tahu. Yasudah tidak apa-apa' balasnya.
'Mungkin lain kali' jawab ku.
'Yuhu' jawabnya kembali.

Akupun melanjutkan pekerjaanku.

---------------------------------

4 hari setelah aku membatalkan bertemu dengan farhan, malam ini aku menghubungi farhan kembali.

'Hai, aku boleh jujur kan? Aku rindu, walau kemaren gak bisa ketemu, namun entah kenapa aku merasa sangat rindu kepadamu, maaf ya' isi pesanku. Tak lama kemudian farhan membalas pesanku.
'Apa kamu sudah dari dulu seperti ini?' Tanyanya. Aku tidak memahami apa maksud dari pesannya.
'Maksudnya?' Tanyaku.
'Apa dari dulu kamu semenarik ini?'jelasnya yang justru membuatku bingung.
'Apanya sih? Menurutku aku biasa saja.' Jelasku
'Sexpil kamu?' Balasnya. Aku sedikit paham, namun aku ingin lebih jelas.
'Sexpil? Apa itu? Aku taunya sex appeal. Jika maksud kamu sex appeal, aku gak tau juga ya apa sex appeal aku segitu kuatnya' jawabku sekenanya saja. Aku sedikit memahami perkataan teman-temanku namun rasa penasaranku lebih besar.
'Iya sex appeal. Sungguh sangat menarik kamu, dan daya tarik sex appeal kamu begitu kuat'ujarnya.
'Aku tahu, pas kuliah lah aku baru paham, tapi itu juga gak tau apa yang menjadi daya tarikku.' Pancingku. Ku ingin dia menjelaskan apa maksudnya.
'Ya aku juga gak tau, tapi yang pasti saat self controlku lemah, yang ada dibenakku adalah kamu' jelasnya.

Aku marah dan kecewa kepadanya, namun sekali lagi rasa cintaku mengalahkan logikaku. Mungkin bagi sebagian orang aku adalah perempuan bodoh, namun begitulah aku. Jangankan farhan yang baru aku cintai, dani yang sudah menjadi masa lalu aku saja, terkadang kekurangan dia tertutup semua menjadi sempurna dimataku sebagai seorang pria.

Namun kembali lagi aku merasa seperti ditampar oleh kenyataan bahwa tidak ada 1 laki-lakipun yang bisa bersikap bijak dan menghargaiku sebagai pasangannya selain dani. Berkali-kali aku dipandang dari segi fisik yang menggoda nafsu mereka, para lelaki brengsek. Apa salah diriku aku sendiri tidak faham. Aku menangis sejadi-jadinya.

'O begitu, trus apa hubungannya sama sex appeal aku' balasku sedatar mungkin.
'Ya aku melihat kamu begitu menggoda disaat-saat tertentu.' Jelasnya.

Aku menangis dan aku mematikan hpku. Membiarkan aku merasa begitu kotor akibat kata-katanya. Dan tak lama kemudian aku pun tertidur.

----------------------

Sudah ada 6 bulan aku tidak menghubungi farhan dan dia tidak menghubungi ku. Aku tidak marah, hanya sedikit kecewa akan kata-katanya. Pagi ini ibuku mengatakan bahwa 2 hari lagi aku dijadwalkan bertemu dengan calon suami pilihan orangtuaku. Aku belum memutuskan akan menerima perjodohan ini atau tidak. Namun bukankah aku harus menjalaninya kan?

--------------------

Dipantai

"Dan disinilah gw sekarang, besok gw mau dijodohin sama cowo pilihan bokap nyokap gw cuy." Jelasku kepada rian.
"Apa lo udah lega bicara tentang farhan ke gw?" Tanya rian. Aku mengangguk mengiyakan ucapan rian.
"Lo tau apa pandangan gw tentang farhan? Cowo bajingan brengsek, sialan, gak tau mana perempuan tulus mana enggak, dan yang pasti dia gak tau cara memperlakukan wanita dengan baik."jelas rian. aku mendengerkan penjelasan rian cukup paham.
"Bro, seorang reyna bukan tipe cewe yang kaya gini. Reyna itu cewe kuat, cerewet, ceria, manis" jelas rian. Aku mengangguk mengerti ucapan rian.
"Doain ya yan, semoga pilihan gw kali ini tepat." Pintaku ke pada rian
"Oke amin"jawabnya.

Sejujurnya setelah mengucapkan isi hatiku kepada rian, sedikit lega perasaan ku. Aku merasa bahwa apa yang aku pilih untuk menerima lelaki pilihan orangtuaku itu benar.  Teringat ucapan pamanku yang dibawah mamaku, bahwa boleh cinta, tapi jangan tinggalkan logika. Aku harus mencintai dengan logika.

-tamat-

>kali ini segini dulu babnya... besok bab selanjutya biar lebih jelas.<

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang