percaya?

7 1 36
                                    

Reyna POV

Sudah 2 hari setelah tirta menangis bertanya untuk pisah. Dia sudah kembali seperti bisa, tidak ada beban yang sepertinya dia sembunyikan dariku lagi. Setelah pulang kerja tadi, aku mampir ke minimarket ingin membeli sabun dan keperluan rumah yang sudah habis. Tiba-tiba aku dapat telp dari farhan. Aku segera mematikannya. Aku sudah peringatkan dia waktu itu sepertinya dia tidak takut akan peringatanku. Tak lama ada pesan darinya

'Aku pulang ya, maaf atas kesalahanku kemarin. Semoga kamu bahagia. Tapi jika kamu butuh teman di surabaya. You can call me.' Isi pesanya. Segera ku hapus pesan whatsappnya. Setelah selesai berbelanja aku ditelp oleh tirta.

"......."
"Walaikumsalam mas, aku di minimarket depan kenapa mas?"
"......"
"Iya udah aku tungguin cepet ya." Ujarku.

Saat menunggu tirta datang, farhan kembali menghubungiku. Kembali aku matikan telpnya. Tak lama tirta datang menjemputku. Kami terdiam hingga sampai dirumah.

"Rey, kamu capek gak?" Tanyanya kepadaku saat aku sedang didapur merapihkan belanjaanku.
"Kenapa mas? Kamu mau dipijitin pundaknya?"tanyaku kepadanya.
"Temen aku atau lebih tepatnya mantan pacar aku waktu kuliah ngajak ketemu makan malem sekarang, tapi kalo kamu capek aku tolak aja." Ujarnya sedikit takut.

Aku sebenarnya malas keluar rumah saat ini, cuma dia bilang mantan pacarnya. Aku jadi ingin tahu seperti apa sih selera suamiku ini dulu.

"Iya rey mandi dulu ya. Mas udah mandi emang?" Tanyaku.
"Belum, bareng aja gimana? Biar cepet" Ujarnya.
"Ogah. Aku baru bersih nanti kamu apa2in lagi. Yaudh kamu dulu aja mandi mas. Aku pilih baju dulu." Ujarku.
"Berarti besok-besok boleh dong? Ampun iya aku mandi rey, galak bener. Sama suami gak boleh galak-galak wee" ujarnya sambil berlari sebelum aku sempat menyubitnya.

Setelah selesai semua, aku dandan sederhana tapi terlihat bersih terawat. Dengan dress panjang berwarna pink. Aku keluar menemui tirta.

"Ayo mas." Tirta menatapku bingung.
"Kamu pakai begitu? Yakin? Gak usah jadi aja lah kita jalan." Ujarnya kepadaku.
"Kenapa jelek ya?" Tanyaku.
"Kamu pakai apa aja cantik, cuma gak usah berlebih begitu juga, jadi mau ngurung kamu dikamar aja deh. Pake kaos sama kemeja aja. Dandanannya udah pas. Nanti kalo kamu ketemu orangnya kamu bakal tau kenapa aku suruh begini." Ujarnya.

Aku mengangguk mengikuti sarannya. Aku pakai celana jeans panjang dan sopan dan kaos biru tua serta jaket jeans kebesaran yang paling aku sukai. Tirta melihatku dan berkata cantik. Kami menuju resto kecil di pinggir jalan daerah tebet. Saat sampai tirta mengajak aku kedalam resto.

Aku melihat seorang wanita bertopi merah melambaikan tangan kepada kami, dan kami menghampirinya. Aku faham alasan tirta menyuruhku tidak menggunakan dress tadi. Wanita ini menggunakan kemeja hijau tua yang dari bentuk kemejanya aku tahu itu kemeja laki-laki, celana jeans dan sepatu kets yang dia gunakan. Dia ingin aku terlihat tidak terlalu jauh dari wanita ini.

"Hai, aku tiara. Kamu pasti reyna ya?" Ujarnya kepadaku sambil memberikan tangannya untuk bersalaman.
"Iya kak." Aku menjabat tangannya sambil tersenyum.
"Lo udah lama?" Tanya tirta kepada tiara.

"Gak baru aja kok. Eh, lo nikah gak undang-undang gw sih. Walaupun kita mantan pacar masa lo nikah gak diundang sih" ujarnya manja kepada tirta.
"Sory, gw cuma undang temen deket aja kok emang nikahnya juga cuma sederhana. Kan lo tau gw pgn nikah cuma acara yang sederhana. Lo sendiri kapan nikah? Masih betah begini aja apa?" Ujar suamiku kepadanya. Aku hanya diam saja. Sungguh aku pilihanku untuk datang bersama tirta adalah pilihan buruk.
"Gw blm nemu pengganti lo. Hahaha... rey, tirta jadi suami gimana? Kaku gak? Pasti manja ya kan? Hahaha" tanyanya kepadaku untuk menggoda suamiku.
"Sialan lo, emang gw kaku apa? Gw itu romantis. Lo sendiri kan tau.hahaha"jawab suamiku sambil tertawa.
"Mas, perut ku kok sakit ya tiba-tiba." Ujarku untuk menarik perhatiana suamiku.
"Kenapa rey, sakit maag ya? Ini aku ada kok obat maag. Aku juga sering gitu. Bentar lagi juga datang makanannya." Ujar tiara untuk menenangkanku. Tirta sedikit panik meihatku.
"Sakit gimana dek? Maag kamu kambuh?" Ujarnya kepadaku. Sakit hati aku mas melihat kamu begitu akrab sama mantanmu ini ujar ku dalam hati.
"Sini kak obat maagnya. Kayaknya emang maagku kambuh." Ujarku datar. Akhirya pesanan kami datang.

Sepanjang makan, tiara dan tirta bicara banyak tentang teman-teman kuliah mereka, tentang pekerjaan mereka, bahkan tentang masa lalu mereka. Aku hanya terdiam menahan rasa cemburu sendiri. Hingga tiara bertanya padaku

"Kamu dari tadi diam aja, masakannya enak gak? Atau masih sakit perutmu?" Tiara bertanya, dan tirta pun melihatku.
"Gak kak, aku lagi nikmatin makanannya enak kok." Ujarku.
"O.. gitu, syukurlah." Ujarnya
"Dek, ini itu restoran punya tiara, hebatkan dia udah punya resto sendiri. Dia dari dulu kalo punya tekad gak ada yang bisa ganggu." Jelas tirta memuji tiara. Aku hanya mengangguk menghabiskan makananku.
"Bisa aja lo tir hahaha" ujar tiara malu.

Setelah semua makanan habis, aku dan tirta pamit pulang. Tiara memelukku saat kami hendak pulang.

"Jaga suamimu ya, kecuali kamu mau dia aku rebut kembali."ujar tiara membuatku membelalakan mata.

Kamipun pergi dari resto tersebut menuju rumah. Sepanjang jalan kami diam seribu bahasa. Sesampai dirumah, aku segera masuk kamar ganti pakaian dan mencuci mukaku. Langsung tidur. Aku begitu marah terhadap tirta yang sepanjang makan tadi terlihat akrab dengan tiara.

"Dek, aku kangen, katanya mau punya anak. Kok tidur duluan." Ujarnya mendekatiku.

Aku membalikkan badanku memunggunginya. Dipeluknya aku dari belakang tangannya mengusap perutku dari luar. Moodku sangat buruk. Aku sangat marah kepadanya.

"Yaudh deh kalo kamu capek. Love you." Bisiknya ditelingaku.

Aku menangis sendiri. Aku takut kehilangan tirta. Aku terisak.

"Kamu kenapa rey? Sakit?" Tirta panik saat mendengar isakku. Di balikan badanku agar menghadapnya.

Sakit disini mas. Aku sakit melihat kamu bercanda begitu manis dengan tiara. Ujarku dalam hati.

"Kamu jangan diem gini dong. Kamu lagi capek layanin aku? Yaudh gak papa kok. Besok-besok kan bisa. Jangan nangis lagi sayangku." Ujarnya menenngkanku. Diciumnya keningku.
"Gak papa. Lagi mellow aja aku mas."ujarku datar.

Kami pun tertidur hingga pagi menjelang.

------------------

Hari ini aku mendapatkan tugas keluar kota selama 1 minggu ke surabaya. Aku harus memberi tahu tirta. Nanti malam, aku berangkat 2 hari lagi. Berat memang namun demi projek yang cukup menunjang karir aku, aku harus jalani.

Sudah 3 hari setelah tirta memperkenalkan tiara denganku, hubungan kami baik-baik saja. Bahkan setiap malamnya tirta selalu menyentuhku. Aku hanya berfikir, tiara belum menjadi istrinya saat mereka bersama. Aku harus bisa menang mempertahankan rumah tanggaku. Jika ditanya marahku, aku tidak ingin disentuh olehnya, namun aku harus membuat tirta betah denganku.

Sepulang kerja aku mampir kesebuah toko pakaian dalam, aku harus membuat tirta tidak akan melirik wanita lain selain aku selama aku diluar kota nanti. Aku bertekad membeli sebuah linggerie untuk membuatnya benar-benar tergila-gila padaku. Aku memilih 1 linggerie berwana pink, yang berbahan brukat dan tile.

Saat sampai dirumah tirta belum datang. Biasa dia sudah sampai dirumah. Ya sudah lah aku masih ada kesempatan untuk mempersiapkan semuanya. Aku masak makan malam, aku merapikan kamar tidurku. Aku melihat hp untuk menghubungi tirta, ternyata hpku mati, aku segera mengisi daya hpku. Segera aku nyalakan. Dan aku melihat pesan dari tirta,

'Rey, aku diundang sama teman-teman reuni kampus, pulang agak malam, nanti kalo kamu ngantuk tidur saja duluan. Love you.'

Aku membacanya sangat marah. Aku segera makan sendirian. Menyimpan semua makanan yang aku masak. Pasti ada tiara disana. Aku marah semarahnya. Aku segera tidur.



REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang