salah paham

6 2 41
                                    

Reyna POV

Aku masak untuk bawa bekal tirta kerja, hari ini aku tidak kerja mempersiapkan barang-barang untuk dibawa besok ke surabaya. Siang nanti aku mampir kekantor untuk mengambil keperluan disana.

"Hai, kamu masak apa?" Tirta datang memelukku dari belakang.
"Liat aja sendiri." Jawabku ketus.
"Kamu marah ya gara-gara semalam?" Tanyanya
"Pikir aja sendiri, besok aku kesurabaya." Ujarku sekedarnya
"Mau ngapain? Berapa lama?" Tanyanya sambil duduk di kursi.
"1 minggu. Kerjaan." Jawabku sekedarnya.
"O.." angguknya paham. Kami pun diam beberapa saat hingga tirta memecahkan keheningan ini.

"Kalo gitu aku gak kerja deh. Aku mau sama kamu aja dirumah. Toh hari ini aku gak ada ngajar kelas, cuma jadi guru piket aja." Ujarnya. Aku diam seribu bahasa.
"Dek, boleh kan mas gak kerja?" Tanya dengan suara manja.
"Terserah." Jawabku sekedarnya.

Selesai aku masak, aku kekamar meyiapkan pakaian untuk disurabaya. Aku tidak memperdulikan tirta yang mengekor diriku dari tadi. Saat aku mengambil baju, linggerie yang aku beli semalam jatur dari tempat pakaianku.

"Apaan tuh rey? Punya kamu?" Tanya tirta.
"Punya temenku, beberapa hari lagi dia nikah, aku sama temen kerja sepakat mau kadoin itu. Aku disuruh bungkusin." Ujarku bohong.
"Buat kamu aja, nanti buat temen kamu beli baru aja. Aku mau liat kamu pake itu dek." Ujarnya godaku
"Males." Jawabku ketus.

Aku menyusun pakaianku kedalam tas jinjing yang biasa aku pakai jika main kerumah mama. Aku ambil ransel kesayanganku, aku masukkan laptop, flashdisk, bedak, lipstik, parfum, pelembab, handbody, dan keperluan mandi dikedalam ranselku. Aku keluar ingin mengambil air minum, aku melihat tirta sedang makan masakan aku nanti.

Aku hanya meliriknya, dia tahu aku sangat marah kepadanya. Saat selesai aku packing barang-barangku. Tirta datang mendekatiku.

"Rey, kamu mau tinggalin aku masa, aku minta maaf. Tapi jangan marah seperti ini dong." Pintanya.
"Bodo amat." Jawabku ketus.
"Aku minta maaf rey, kan aku juga telp kamu berkali-kali tapi hp kamu gak aktif." Ujarnya membela diri.
"Bukan alasan" jawabku ketus.
"Lagian kan aku udah ijin kan." Ujarnya memelas.
"Bodo amat." Aku meninggalkannya kekamar mandi.
"Kamu mau mandi? Bareng gimana?" Pintanya merengek.
"Gak" aku mengeluarkan jurus galak mode on.

Dan berhasil membuatnya diam beberapa saat setidaknya.

"Dek coba pake itu baju tadi." Selalu saja dia mencari cara agar bisa menyentuhku.

"Gak, rey mau pergi kekantor bentar mas. Terserah mas mau ngapain. Bodo amat." Ujarku ketus.

Aku meninggalkannya sendirian tanpa perduli dia mau seperti apa. Sepanjang dikantor aku sedikit melamum melihat foto-foto reuni mas tirta semalam, dia begitu dekat dengan tiara. Aku dikirim oleh tiara. Entah dapat darimana tiara mendapatkan nomorku. Aku benci sekali dengan tiara.

Sampai dirumah aku melihat tirta diruang tamu tertawa bahagia di telp. Aku tidak tahu dengan siapa dia bicara, hingga aku mendengar nama tiara disebutkan. Aku segera masuk kamar dan membanting pintu sekeras-kerasnya. Sungguh aku benci sekali dengan tiara. Dasar perempuan ular. Emosiku tersulut. Aku mendengar suamiku semakin asik berbicara dengan tiara di telp. Aku akan menarik perhatiannya dari tiara. Aku ambil linggerie yang simpan tadi, aku segera mengenakannya.

Aku sangat yakin suamiku akan segera mematikan telp wanita itu kalo melihat aku seperti ini. Aku buka pintu kamar, aku datang mendekatinya. Aku berdiri didepannya seperti orang yang sedang mencoba pakaian. Suamimu melihatku sekilas, sambil tetap berbicara dengan tiara. Aku sudah sangat kesal, aku sudah mencoba menggodanya dia tetap bicara dengan tiara. Segera aku ambil hpnya, aku bicara.

"Heh perempuan uler, bisa gak gak usah hubungi suami orang. Mas tirta itu udah nikah, jangan ganggu, PAHAM!" Ujarku teriak.
"Reyna... reyna... kenapa? Kamu takut bersaing sama aku? Makanya punya suami dijaga baik-baik, jadi gak perlu takut diambil orang.... hahahaha...." ujar perempuan uler diseberang sana.

Aku matikan telpnya. Aku segera masuk kembali kekamar dan meninggalkn tirta yang bingung dengan keadaan ini. Aku duduk ditempat tidur menangis sambil aku menutupi seluruh tubuhku menggunakan selimut. Aku malu, marah terhadap tirta. Tirta datang mendekatiku.

"Kamu cemburu? Kamu cinta aku?" Tanya tirta.
"Gak, cuma aku gak suka dia bilang mau rebut kamu dari aku." Ujarku bohong.
"Iya aku percaya. Coba liat yang tadi kamu pake. Aku gemes rasanya mau makan kamu." Godanya kembali.
"Gak. Aku masih marah sama kamu." Ujarku ketus.
"Yaudh, aku telpon tiara lagi deh." Ujarnya sambil mencoba menghubungi tiara kembali.
"Gak boleh. Apaan sih kamu mas. Kalo kamu telp aku makin marah." Ancamku dan berhasil membuat tirta berhenti menghubungi tiara.
"Ih gak gitu caranya dek, harusnya kamu rayu aku bilang iya ini aku buka, malah kamu ngancem balik aku. Haduh susah berurusan sama kamu mah" ujar tirta frustasi.
"Kalo liat doang mah gak perlu ngancem telp si uler itu juga kali." Ujarku.
"Yaudh coba buka." Pintanya sambil melepaskan selimutku.
"Dek, kamu menggemaskan banget, mas jadi mau nih? Boleh kan?" Ujarnya. Wajahku merah dengar ucapannya. Aku bisa apa, kan katanya nolak suami dosa, aku hanya mengangguk malu saja.

Dan cuaca cerah menjadi saksi cerita manis sore ini, yang memandu sepasang suami istri menunjukan rasa cinta mereka dalam kelembutan dan kemesraan.

>author jadi pengen... hahaha<

-----------------

Aku berangkat dari stasiun senen jam 8 pagi. Aku pergi bersama 3 orang temanku yang lain yang kebetulan dipilih untuk menangani projek compro perusahaan terkenal di surabaya.

Sepanjang perjalanan 12 jam di kereta membuatku teringat perjalanan menuju kediri. Aku rindu saat itu. Tapi aku beruntung mendapatkan tirta yang sabar menghadapiku. Aku masih sedikit marah terhadap tirta yang bilang bahwa dia dan tiara tidak ada hubungan, bahwa tiara hanya bercanda saat mengatakan itu. Bahkan saat aku berangkat tadi aku tidak mau dia antar ke stasiun.

------------------
Tirta POV

Aku tidak paham menghadapi reyna, emosinya begitu tidak terkontrol apa lagi setelah dia bertemu dengan tiara. Aku tidak tahu bagaimana cara tiara berhasil membuat reyna uring-uringan. Aku memang menceritakan hubungan aku dan reyna. Dan meminta tolong agar dibantu membuat reyna cemburu dan mengatakam cinta kepadaku. Tapi aku tidak tahu sedahsyat ini dampaknya membuat aku bingung harus bersikap bagaimana.

Aku hanya mengikuti arahan dari tiara, dan berpura-pura tidak paham akan perasaan reyna. Sungguh saat dia marah-marah karna cemburu membuatku ingin memeluknya mengatakan aku hanya untuk kamu, namun tiara mengatakan agar aku menahan itu. Maafkan aku, reyna. Aku ingin kamu mengatakan bahwa kamu mencintaiku. Bukan untuk membuatmu tersiksa.

>hai... maaf pendek yang kali ini... jadi tiara itu komplotan farhan atau tirta...<

REYNATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang