Reyna POV
"Mas, jangan kerja hari ini bisa? Aku pengen jalan naik motor sama kamu" ujarku manja.
"Tumben kamu? Iya aku gak keyayasan, tapi mau kemana?" Tanya tirta bingung menatapku.
"Kita keliling kota aja. Aku pengen jalan-jalan." Usulku.
"Yaudah aku lapor ke guru diyayasan ya. Sekalian ngomong ke tiara biar rapatnya besok aja. O iya, kamu tau, tiara lagu hamil muda, baru 2 bulan lho."ceritanya kepadaku.
"Iya? Jadi nanti lahiran beda dikit-dikit doang sama aku. Haha, nantu aku mau ledekin dia ah, pasti lagi mabok dia itu." Ujarku usil
"Dia gak mabok, cuma kerjaannya marah-marah terus, sama gak malas. Suaminya nanya ke aku, kamu dulu gimana. Ya aku cerita aja, waktu hamil awal-awal kamu gimana."ujarnya sambil mendekatiku yang masih duduk di samping tempat tidur.
"Cerita kamu gak mau mandi kalo belum 3 hari, kamu yang gak mau tidur 1 tempat tidur, kamu yang aku cium aja nangis kaya habis disiksa. Hehehe" lanjutnya sambil mengusap perutku yang membesar"Jelek. Malu tau."ujarku sambil mencubit lengan tirta.
"Dek, mas jadi pengen deh." Ujarnya. Wajahnya mendekat wajahku yang menatap matanya yang bersih.
"Mas, nanti aja. Kita jalan dulu, di kota kita pesen hotel gimana?" Ujarku menggodanya.
"Disini aja, ngapain di hotel. Kelamaan." Ujarnya sambil mencium rambutku.
"Gak mau ah. Ada mama bapak. Lagian mama bapak nanti denger malu tau. Ayo lah... kita jalan-jalan dulu." Ujarku menolaknya. Tirta tau bahwa aku tidak ingin saat ini, dia mengangguk sambil meninggalkanku menuju kamar mandi.Aku pun segera keluar, melihat mama yang sedang memasak sama bapak sedang bicara didapur. Aku melihat mama dan bapak dari belakang, entah mengapa aku merasa sedih. Walau mama begitu diktator, tapi aku tahu dia berusaha menjadi ibu terbaik untuk keluarga kami. Aku datang menghampiri mereka, mengatakan ingin pergi sama tirta. Mama yang awalnya tidak setuju kami menggunakan motor, akhirnya menyerah.
Kami pun berjalan-jalan. Sesekali berhenti di warung pinggir jalan karna pinggangku yang merasa pegal. Aku benar-benar merasa bebas. Setiap berhenti tirta selalu menanyakan apa aku kelelahan dan ingin beristirahat. Aku tahu tirta begitu takut aku kelelahan dan menganggu kehamilanku. Kadang sifat overprotectivenya semenjak hamil membuatku ingin marah. Aku tidak boleh lelah sama sekali. Bahkan kadang dia marah kepadaku jika aku memijit mama, atau mencuci pakaian.
"Kita pulang ya dek, nanti kamu kecapekan. Udah sore juga. Ya." Pintanya saat aku berhenti di warung bakso.
"Iya. Abis ini. Tapi aku maunya pulang ke toko. Mau ya. Kita nginep di toko." Pintaku manja sambil memakan bakso yang ada didepanku. Sudah 2 mangkok aku habiskan sendiri.
"Iya." Ujarnya marah.Setelah makan kami pulang ketoko. Aku bilang ke sisi dan roy untuk tutup lebih cepat. Aku sudah memberi tahu mama bahwa kami nginep di toko jadi beliau bisa tidur lebih cepat. Setelah toko tutup aku menuju ruangan kantor yang suka aku pakai untuk tidur. Tirta menutup semua pintu toko melalui dalam. Aku benar-benar ingin merasa bebas hari ini. Tirta yang datang segera gelar tikar, kasur lipat, selimut dan menyalakan ac untuk aku tidur. Aku datang menghampirinya.
"Mas, laper. Masakin roti bakar pake selai kacang sama keju." Pintaku manja.
Bukan aku tidak sopan, namun aku sedang ingin dimanja oleh tirta. Dia mengangguk pergi ke tempat masak, dan memulai masak 3 roti bakar dengan rasa yang berbeda. Aku membuat teh manis dingin rasanya ingin sekali. Setelah masak tirta datang membawakan 3 piring roti bakar ke ruangan kantor.
"Ini punya kamu, ini mas punya. Kamu mas buatin 2 jangan minta punya mas lagi." Ujarnya ketus. Sepertinya dia sedang marah. Aku mengangguk mengambil roti dan segera memakannya.
"Enak mas. Abis ini aku minta tolong pijitin kakiku boleh mas?" Pintaku lagi.
"Hmm" gumamnya kesal.Aku sengaja membuatnya begitu kesal karna hari ini dia berulang tahun aku sudah menyiapkan kado kecil untuknya. Setelah merapikan piring bekas makan, tirta mulai memijit kaki ku. Tidak sopan sih, tapi rasanya senang aku melihat dia kesal.
"Mas, mau pipis. Gendong." Ujarku membuatnya menghelakan nafas. Saat dia akan menggendongku, aku berulah lagi.
"Gak jadi deh." Dia duduk kembali.
"Mas.... mas... mas..." panggilku terus. Dia diam tidak menjawabku.
"Mas, aku kok pgn kamu makan mie rebus ya... mas, kok aku pgn kamu nyanyi ya... mas... mas... mas..." aku tau tirta kesal dengan perempuan manja seperti ini."Kamu itu kenapa sih. Hari ini susah banget diaturnya, nyuruh-nyuruh aku terus, manja banget. Berisik tau. Aku lagi pusing." Ujarnya marah. Aku tau ini pasti terjadi. Aku pura-pura menangis.
"Mas galak. Huhuhuhu" ujarku sambil berpura-pura menangis.
"Rey, maafin mas, bukan maksud mas." Ujarnya mendekatiku.
"Gak usah deket-deket. Mas udah gak sayang sama aku." Ujarku pura-pura marah.
"Mas harus apa biar kamu gak marah?" Ujar tirta. Yes, taktik ku berhasil.
"Mas ke pojok ambil dus dipojok itu." Pintaku."Ini." Ujarnya sambil meletakan dus yang berisi cukup besar.
"Buka deh." Ujarku. Setelah dibuka tirta bingung dengan isi dus itu.
"Ada 2 kotak hadiah, mas harus pilih salah satu, trus pake." Ujarku.
Dikeluarkannya dua kotak kecil dengan pita diatasnya. 1 berwarna ungu, 1 berwarna hijau. Aku berharap dia memilih warna hijau, namun dia sedikit bingung dengan pilihannya"Ini apaan? Kok pake hadiah sih." Ujarnya bingung.
"Udah pilih dulu. Nanti aku kasih tau." Ujarku memaksanya.
"Mas ambil yang ini ya." Ujarnya yakin mengambil kotak berwarna ungu.
"Gak.boleh nyesel lho. Dan gak boleh tuker. Hahaha. Selamat ulang tahun ya sayangku. Reyna tau bertambah umur berarti mengurangi waktu mas didunia ini. Tapi reyna cuma mau ngasih sesuatu yang spesial buat mas di hari bertambahnya umur mas ini. Dibuka dan dipake yak." Ujarku sambil mengambil kotak yang gak dipilihnya.Saat dibuka, tirta langsung terkejut dan senang.
"Makasih sayangku. Mas pake ya jam tangannya. Bagus banget." Ujarnya sambil memakainya.
"Sebenernya kamu udah bener-bener sayang sama aku, trus kita bentar lagi punya anak itu udah jadi hadiah buat aku. Tapi ini makasih ya." Ujarnya sambil mencium keningku."Mau tau gak.kotak ini apa isinya?" Ujarku sambil tersenyum jahil.
"Apaan yak? Coba buka dek" pintanya. Aku membukanya lingerie warna ungu tua yang besar. Membuatnya tertawa terbahak-bahak."Kamu mau suruh mas pake ini kalo mas pilih ini? Kamu tuh jail banget sih." Ujarnya tertawa.
"Siapa yang nyuruh kamu make, justrubkalo itu aku minta dipakein. Hahaha. Tapi karna milihnya jam tangan yaudh gak ada pake itu ya." Ujarku tertawa."Rey, mas nanya dong, kenapa kamu gak pernah nuntut?" Tanyanya
"Mas pernah nuntut gak?" Tanyaku balik.
"Maksudmu?" Ujarnya bingung."Mas, aku banyak kekurangan. Aku gak cantik, aku cerewet, aku bawel. Aku malas. Aku cengeng. Tapi kamu gak minta aku berubah, trus aku harus meminta kamu berubah untuk apa? Kamu baik, kamu sabar, kamu sederhana." Ujarku.
"Dih gitu dong dia." Ujarnya sambil tertawa."Udah yok kita tidur. Besok harus kerja kamu, dan aku mau nyoba resep baru untuk roti bakar." Ajakku.
"Gak mau nyobain baju ungunya itu?" Rayu tirta.
"Yooo... ogah... kan milihnya jam tangan... hahahaha..." elakku.
"Ayo lah dek, mas pengen ini." Rayunya sambil mencoba menyentuh dadaku yang membesar.
"Ogah... haha..."
"Ayo lah, ih mas nyanyi deh biar kamu seneng." Rayunya mencoba memelukku, aku menghindar sekuat tenaga, namun karna hamil aku tidak bisa menghindar terlalu jauh.Akhirnya aku dipeluk oleh tirta dari belakang dan diciumnya tengkukku.
"Mas, besok kamu kerja loh. Mas.." suaraku sudah mulai sedikit serak dan mendesah.
Aku menyerah dengan perlawanan. Akhirnya malam ini pun begitu banyak canda tawa dan kemesraan diantara kami.
KAMU SEDANG MEMBACA
REYNA
RomanceBerawal dari kisah cinta periode kampung inggris pare, hingga berujung cinta gila yang berusahan memisahkan cinta sejati.