Pagi pun tiba, Jingga perlahan membuka matanya yang terasa masih sangat mengantuk. Gadis itu mengerjap beberapa kali lalu mendudukan dirinya di sisi ranjang.
Manik hazel nya membulat sempurna saat mendapati dirinya tidak sedang berada di rumahnya. Melainkan, masih berada di apartemen Elzaska.
Jingga yang terkejut segera mencari keberadaan El disekitarnya, namun cowok itu tidak ada. Namun dapat dengan jelas Jingga rasa, aroma masakan yang sedap menusuk ke hidungnya. Jingga lalu keluar dari dalam kamar El.
Jingga tersenyum saat melihat El yang tengah berada di dapur. Sepertinya cowok itu tengah menyiapkan sarapan pagi.
"El ..."
El menengok, lalu tersenyum. "Udah bangun, hm?"
"Sialan lo, El. Kenapa lo gak bangunin gue? Lo ngapain aja semalem, hah?!"
"Emang aku ngapain? Semalem aku gak tega mau bangunin kamu. Soalnya kamu keliatan kecapean banget."
Jingga yang hendak marah, menahanya, kemudian tersenyum. "Kamu semalem tidur dimana?"
"Kamar sebelah."
Jingga menghembuskan napas, semoga saja tidak ada paparazi yang tau jika ia menginap di apartemen El. Ia kemudian duduk di kursi makan. Tak lama, El juga ikut duduk dengan membawa nasi goreng yang tadi dirinya masak.
"Kamu bisa masak, El?" Tanya Jingga senang dengan menatap masakan El.
El mengangkat pundaknya. "Cuman bisa dikit sih. Gak tau juga rasanya enak apa enggak."
"Pasti enak!" Jingga dengan sangat antusias menyendok nasi goreng dan menaruh di piringnya. Gadis itu nampak sangat lahap.
"Pelan-pelan, Jingga."
"E-el, ini enak banget suer! Masakan Bi Ijah aja kalah," Jingga berucap dengan mulut yang masih penuh.
El tersenyum melihat Jingga. "Makan yang banyak, habis itu sekolah."
Jingga mengangguk, gadis itu kemudian menatap El yang terlihat hanya diam saja, sembari tersenyum ke arahnya. "El kamu gak sarapan?"
"Suap," jawab El. Jingga menggeleng lalu mengambil satu sendok nasi, menyodorkannya untuk El.
"Aaaa."
"Gak pake 'lo-gue' lagi, hm?" Tanya El, dengan mulut yang masih mengunyah. Jingga mendengus.
"Lagi mood make aku-kamu."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZASKA
Teen FictionMalam merambat lambat, netra selegam jelaga itu kembali membuyarkan lamunan malam, seolah tak ingin pergi barang sedetikpun dari dalam ingatan. Manik gadis itu menatap langit yang penuh dengan konstelasi bintang yang nampak membentuk konfigurasi ber...