16 || Pesan ancaman

2.2K 187 33
                                    

Woy, me come back! Jadinya hari rabu up nih aku, di siang hari juga lho. Aneh gak sih up siang hari wkwk.

Jingga mengomel kesal sendiri, ia berdecak sebal lalu membuka lokernya, yang bernomor 21

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jingga mengomel kesal sendiri, ia berdecak sebal lalu membuka lokernya, yang bernomor 21. Ia mengambil seragam cadangan yang sengaja ia letakan di loker, untuk jaga-jaga.

Tak lupa menutup pintu loker kembali, Jingga melangkah, ia akan menuju ke toilet lagi. Jingga jadi kesal sendiri saat mengingat Ica menyiramnya menggunakan soda tadi. Ck, sialan.

Saat berada di mading sekolah, ramai sekali orang, Jingga buru-buru melihat info apa sekarang.

"Ah, astaga, jadi berita yang disebarin Vivi bener ya? Lo dikroyok sama kelas dua belas?" Tanya seorang gadis dengan nada cemas, Jingga pun tak tau dia siapa.

Jingga mengeryit heran, kemudian ia tersadar jika ia tadi sedang berpura-pura kesakitan. "A-ah iya, aw---" Jingga menjatuhkan dirinya sendiri dengan dramatis. "Sakit banget!"

Semua orang panik melihat Jingga. "Ya ampun, seragam lo sampe merah gitu, disiram soda ya? Lo dibully?" Pekik gadis lainnya, semua menjadi semakin heboh. Jingga mengangguk dramatis.

Seseorang membelah banyak siswa dan langsung masuk ke tengah-tengah, lalu menggendong tubuh Jingga.

"Gila lo, El. Turunin gue, gak?!" Pekik Jingga seraya memukul pundak Elzaska.

Astaga rasanya Jingga emosi sekali, karena El menggendongnya dengan cara yang sangat tidak cantik apalagi bridal style. El menggendongnya seperti membopong karung beras, astaga.

"El, anjir lo, turunin gue!"

"Diem!"

Suara dingin El mampu membuat Jingga terdiam, gadis itu hanya bisa menghela napas panjang.

El membawa Jingga ke toilet laki-laki. Jingga melotot pasalnya kini otak gadis itu sudah traveling kemana-mana.

"El, lo mau ngapain! Anjir, turunin gue gak!" Dan El menuruti ucapan Jingga. Cowok itu menurunkannya. Bukan, bukan menurunkan ke bawah tapi mendudukkan gadis itu di atas tempat wastafel yang kebetulan terbuat dari semen.

"Ganti baju lo," ucap El dengan wajah datar. Jingga kebingungan karna seragam gantinya tadi ternyata tertinggal di depan mading tadi.

"Se-seragam gue ketinggalan tadi di---"

"ASTAGA EL!" Pekik Jingga sembari menutup matanya. Sebab El kini membuka seragam sekolahnya.

"Buka mata lo."

"Ogah, ntar mata gue ternodai!"

"Buka mata lo, Jingga." Tangan El beranjak menarik pelan tangan Jingga yang menutupi matanya.

Jingga membuka secara perlahan matanya. "Lo pake baju lagi?"

El berdehem. "Emang kenapa? Mau liat kalo gak make baju? Kalo mau, nanti pulang sekolah ya, di apart," ujar El dengan tersenyum miring.

ELZASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang