10 || One day with Alhesa

2.7K 265 60
                                    

Gak mau banyak omong, cuman mau bilang, "Ayo comment di tiap paragraf, makasih."

Pelipis kepalanya mengeluarkan cukup banyak darah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pelipis kepalanya mengeluarkan cukup banyak darah. Kepalanya akhir-akhir ini memang sering terasa sangat sakit, ditambah lukanya ini semakin menyiksanya.

Gadis itu terisak di balkon sederhana kamarnya, sesekali ia mengusap air matanya yang seolah-olah tak mau berhenti. Sampai pada akhirnya, ia tersadar dan memegangi kepalanya yang terasa nyeri.

Perlahan namun pasti, Jingga beranjak mengambil P3K yang berada di atas nakasnya. Mengusap sisa darah yang telah mengering, sembari meringis. Kemudian menutup luka yang menganga menggunakan plaster luka.

Rasa sakit dikepalanya itu seolah tak sebanding dengan rasa sakit di dalam hati kecilnya. Jingga menatap jendela, tatapannya menerawang jauh kesana.

Ia beranjak, dan tatapannya kini beralih pada sebuah slayer merah bertulis DANGEROUS yang tergeletak di atas meja belajarnya.

Ia berjalan dan meraih slayer itu, menatapnya dalam. "El, gue capek, El. Gue pengen peluk lo, tapi lo juga belum mau gue ganggu."

Ya, itu adalah slayer milik Elzaska-cowok itu biasa memakainya di lengan tangan kiri. Saat itu, El meminjami Jingga, ketika gadis itu baru saja olahraga, keringat bercucuran membuat El refleks mengusap menggunakan slayer kesayangannya. Dan Jingga lupa belum mengembalikannya.

"Bawa kamu aja, sekalian buat obat rindu, kalau kamu rindu aku."

Kalimat El melintas, gadis itu senyum-senyum sendiri sekarang. Astaga, mengapa Jingga jadi seperti itu.

Jingga teringat jika hari ini akan ada bazar pernak-pernik klasik yang digelar di jalan Kenanga. Gadis itu tersenyum dan buru-buru membersihkan diri. Ia akan kesana, mungkin hal kecil itu bisa menghilangkan rasa sedihnya sejenak.

***

Kini Jingga baru saja turun dari angkot, ia lantas melihat-lihat aneka pernak-pernik klasik disana. Astaga, Jingga senang sekali melihatnya. Tak ingin ketinggalan moment, gadis itu pun mengeluarkan ponsel dan mem-foto aneka barang klasik itu.

Saat melihat hasil jepretan kamera ponselnya, Jingga mengernyit karena di dalam foto itu ada seseorang dibelakangnya. Buru-buru Jingga melirik, dan benar saja, ada seorang lelaki yang tengah memperhatikannya sekarang.

Tanpa gadis itu duga, lelaki itu menyerangnya dan akan merebut tas dan juga hp nya. "Balikin!"

"Serahin tas lo!"

"Tolong! Tolong! Woy jambret, anjing!" Teriak Jingga kelepasan, karena tasnya kini sudah dirampas jambret sialan itu.

Jingga terduduk di tepi trotoar sembari merutuki hidupnya. "Apes banget gue hari ini." Jingga terisak pelan, astaga malangnya Jingga yang cengeng ini.

ELZASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang