30 || Perhatian kecil

1.7K 145 7
                                    


Haiii mood. Bisa kah tanda apresiasinya? Vote and comment sangat berarti! So happy reading for all ♡

***

Jingga menatap El sebentar kemudian kembali menatap laya ponselnya, dan mengetikan pesan balasan untuk seseorang yang tidak ia kenali.

Anda :
Siapa lo?

LamaJingga menunggu balasan, akan tetapi seseorang itu tidak membalasnya. Hingga lama sekali, Jingga menghela napasnya. Tanpa terasa kantuk terasa. Jingga bersandar di pundak Elzaska, cowok itu tersenyum dan langsung mengelus puncak kepala Jingga.

"Pasti capek 'kan, yang? Ngantuk ga---" El tidak melanjutkan ucapannya sebab Jingga sudah lebih dulu terpejam damai dalam tidurnya.

El tersenyum melihat muka Jingga yang terlihat pucat akan tetapi menggemaskan. Astaga, jika bisa, El ingin menghentikan waktu agar ia bisa terus menatap wajah Jingga seperti ini. Cowok itu melirik arlojinya yang sudah menunjukan pukul lima sore lebih empat puluh menit.

Jalan Anggrek yang semula ramai sekali, perlahan berangsur menjadi sepi sebab hari mulai malam. Memang kawasan ini rame nya jika sore menjelang malam saja. Jika malam di sini sepi sekali.

Pak Ahmad menghampiri El dan duduk di samping cowok itu. "Lah, Neng Jingga nya tidur?"

El tertawa kecil, "iya, Pak. Dia hobby tidur," balas El. Cowok itu beranjak melangkahkan kakinya dengan Jingga di dalam dekapannya.

Sebelum benar-benar melangkah, El sudah lebih dulu meletakan satu lembar uang seratus ribu di atas meja Pak Ahmad. "Ini kebanyakan, mas."

"Gak papa, Pak. Makasih udah bikin pacar saya seneng, dengan makan cilor nya Pak Ahmad."

Pak Ahmad tersenyum senang. "Wah, makasih banyak ya, mas." El mengangguk dan beranjak dari warung pinggir jalan milik Pak Ahmad menuju mobilnya.

Lain dengan itu, Pak Ahmad menatap kepergian El yang semakin jauh di telan jarak. "Melihat anak jaman sekarang pacaran, jadi pengen pacaran lagi sama istri."

***

Jingga terbangun dari tidurnya, ia merasakan seseorang mendekap tangannya. Saat matanya sempurna terbuka, ia menggeser tangan El yang menindih punggung tangannya.

Jingga melihat ke sekitarnya dan ia sudah tidak lagi di rumah sakit. Ia teringat seusai cek up dan cuci darah, ia berada di jalan Anggrek untuk makan cilor. Dan, ia mengantuk seusai makan. Dan ia ketiduran

Ia teringat jika di gendong oleh El seusai makan cilor  memasuki mobil cowok itu sebab dirinya merasa sangat lemas. Dan ternyata El membawanya ke apart cowok itu. Astaga, Jingga sama sekali tidak sadar jika El membawanya ke sini. Sebab sehabis dari warung Pak Ahmad, selama di perjalanan ia ketiduran di mobil El.

Jingga tersenyum dan menyisir rambut tebal El menggunakan jari tangannya. Ia melihat jam weker di atas nakas Elzaska yang ternyata sudah menunjukan pukul sepuluh malam. Astaga Jingga baru teringat jika dari pagi ia belum mandi dan masih menggunakan daster.

Di sampingnya, ada El masih terpejam damai dalam tidurnya. Dia tidur di sofa yang letaknya bersebelahan sekali dengan kasur. Cowok itu masih menggunakan jaket DANGEROUS yang sejak pagi dikenakannya. Ia dengan perlahan turun dari atas ranjang berniat untuk membersihkan diri, atau mungkin cuci muka saja cukup untuk mengurangi rasa tidak nyaman nya.

Sebenarnya Jingga ingin sekali marah pada El sebab membawanya me apart tanpa meminta izin. Akan tetapi cowok itu masih terpejam dan Jingga yakini pasti El juga lelah karena menemaninya seharian ini.

ELZASKATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang