Yap, ketemu lagi! Don't forget to vote and comment guys. LOVE!
"Ih buku ini gue udah nyari di online gak nemu, njir. Akhirnya nemu juga," ucap Jingga excited lalu memeluk buku novel di hadapannya.
Rosa menyipitkan matanya, gadis itu menatap novel di genggaman Jingga, sedikit bergidik Rosa akhirnya membuka suara, "lo beli novel judulnya aneh-aneh banget perasaan."
"Ini gak aneh, Ros. Normal aja sih gue beli buku kek gini, reallete juga sama hidup."
Nanda meletakan buku yang semula ia pegang pada rak dan beralih mengambil buku yang Jingga genggam, cewek itu membaca judul yang tertera, "hidup itu berat, dan jika tidak mau berat, maka letakanlah saja bebanmu pada langit, agar tidak begitu berat," ujar Nanda dengan mengangkat sebelah alisnya.
"Njay, judulnya panjang banget kaya jalan tol," sambung Nanda berbicara sebab tidak habis pikir.
Jingga mencibikan bibirnya kesal, lalu mengambil alih novel yang akan ia beli. "Sirik aja lo, Maymunah."
Rosa terkekeh. "Bukannya sirik ya, tapi aneh aja gitu. Waktu itu lo beli novel judul menjadi pacar cowok famous, dan sekarang makin aneh aja." Jingga memutar bola matanya malas, lalu melangkah.
Gadis itu melihat het harga yang tertera, 99.000 dan uang yang ia bawa 100.000. Jingga tersenyum kecut, mengapa tidak langsung 100.000 saja sih? Menunggu kembalian 1000 rupiah menurutnya itu agak ngeselin. Mau di ikhlaskan, tapi 1000 rupiah berharga, sebab bisa untuk bayar parkir. HAHA, Jingga berdecak lalu beranjak ke kasir untuk membayar.
Setelahnya, ketiga gadis itu keluar dari toko buku. Mereka berjalan-jalan santai di tepi trotoar, hingga tanpa sadar sore pun tiba. Mereka lantas duduk di bawah pohon ridang tepi jalan.
Rosa yang notabene nya pecicilan, dia tidak bisa diam. Gadis itu naik ke atas pohon, menyandarkan punggungnya di dahan batang pohon yang cukup besar. Sementara itu, Jingga dan Nanda berada di bawah pohon.
Angin berhembus perlahan, menerpa helai rambut ketiga gadis itu. Rosa memejamkan mata dan merentangkan kedua tangannya seolah sedang terbang.
"Gue jadi kepikiran pemilihan ketua OSIS," ujar Rosa tiba-tiba membuat Nanda mendongak untuk menatap gadis itu.
"Eh, udah mau pilketos, ya? Tau dari mana lo?"
"Iya lah. Kan Kak El udah kelas dua belas, udah waktunya fokus sama ujian. Gue tau dari akun twitter lambe turah lah." Rosa memperlihatkan berita yang ia dapatkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZASKA
Teen FictionMalam merambat lambat, netra selegam jelaga itu kembali membuyarkan lamunan malam, seolah tak ingin pergi barang sedetikpun dari dalam ingatan. Manik gadis itu menatap langit yang penuh dengan konstelasi bintang yang nampak membentuk konfigurasi ber...