Hai, yang lupa alur bisa baca ulang, ya. So sorry, kalau author pecinta happy end ini up nya lama. Because, kemarin lagi di kota orang, PPDB dan di serang writer's block 🥺🥺🥺Maaf banget ya kalo up nya lamaaaa. Yok bisa yok, spam comment di tiap line!!! See happy reading for all 💋💋💋
Elzaska dengan langkah lebarnya melangkah menyusuri koridor kelas sepuluh. Jam istirahat sudah berlalu sejak lima belas menit terakhir ini. Cowok itu berdecak saat tidak menemukan Jingga di kantin, lantas langkahnya berhenti tepat diambang pintu kelas X-3.Rasanya Elzaska begitu khawatir dengan kondisi gadisnya. Meski kemarin sempat ada masalah dengannya karena Elhesa dan berakhir Jingga mengusirnya dari rumah. Tapi cowok itu tidak merasa marah pada Jingga. El pikir, kejadian kemarin adalah kesalahannya, karena tidak mau berkata jujur tentang masalahnya dengan Alhesa.
Karena... bagaimana pun, El tidak mau Jingga mengetahui masa lalunya yang buruk. Ia tidak ingin Jingga mengasihani nya. Mengasihani, sosok Elzaska kecil yang begitu mengenaskan dan sering habis oleh ibu tirinya.
Dan tatapan memuja sedari tadi tak terlepas, terpatri di setiap wajah para siswi yang melihat El. Sampai-sampai, Nanda terkejut dan menyenggol lengan Rosa yang sedang memakai liptint, gadis itu terkejut sampai liptintnya mencoret hingga ujung pipi.
"Anjirt, pipi gue!!! Merah semua, Nandulll----kak El..." Rosa menyeka ucapannya saat seorang lelaki membuka pintu ruang kelasnya.
Gadis itu refleks langsung menghampiri El. "Hai kak El. Nyari aku ya---mpph." Nanda menginjak kaki Rosa yang menurutnya sangat centil, menyebalkan sekali.
"Ma-maksudnya, nyari Jingga ya kak?" Rosa mengulang pertanyaannya, sedikit membenarkan perkataanya pada El.
"Hm, iya. Lo ada liat dia gak?"
"Tadi pagi, Jingga pergi ke kantor buat nemuin Bu Heni," ujar Nanda.
"Sampe jam segini belum balik kelas?" Tanya El, dan Nanda mengangguk.
El memejamkan mata sejenak. Gadisnya itu sedang sakit, dan sampai sekarang belum kembali ke kelasnya? Menghela napas kasar, El berbalik badan keluar dari kelas X-3 tanpa mengucapkan sepatah katapun.
"Lah kita ditinggalin gini doang, njir," keluh Rosa lesu dan Nanda menahan tawanya.
"Emang lo mau berharap apa? Kak El suka gitu sama lo? Woy ngaca! Itu pipi lo aja merah kaya habis makan darah."
"Hah?!" Seru Rosa dan langsung mengambil cermin kecil pada saku rok span nya.
"Anjir! Kok kaya mau ngebadut sih!!!"
***
Jingga memaksa untuk bangkit, meskipun semua badannya terasa sakit. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada tembok terdekat. Perlahan, Jingga melangkah mendekati wastafel, dan bercermin. Dia membersihkan rambutnya yang sudah lepek dan basah akibat siraman mie oleh Tania tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZASKA
Teen FictionMalam merambat lambat, netra selegam jelaga itu kembali membuyarkan lamunan malam, seolah tak ingin pergi barang sedetikpun dari dalam ingatan. Manik gadis itu menatap langit yang penuh dengan konstelasi bintang yang nampak membentuk konfigurasi ber...