Satu minggu lebih ga up hehe, sory. Happy reading for all.
Jingga mematikan lagu Just Give Me A Reason. Salah satu grup band kesukaannya, Pink. Setelahnya, gadis itu kembali bercermin. Jingga telah menghabiskan cukup banyak waktu untuk bernyanyi ria sembari make up-an. Mengingat ia akan dinner bareng Elzaska.
Astaga Jingga tersenyum-senyum sendiri di depan cermin, melihat penampilannya yang ia pikir cukup perfect.
Gadis itu memegangi kepalanya yang terasa nyeri. Akan tetapi, kepalanya terasa semakin nyeri, hidungya berdenyut. Memang akhir-akhir ini kepalanya sering sakit, bahkan dibeberapa bagian tubuh lainnya juga.
Tidak mempedulikan, Jingga pikir ia hanya sakit kepala dan pegal-pegal biasa. Dan Jingga cukup mengonsumsi obat pereda nyeri lalu membungkus tubuhnya menggunakan selimut tebal, malam nanti, seperti biasanya.
Gadis itu beranjak menuruni tangga, dan saat keluar dari rumah, benar saja, sudah ada Elzaska yang berdiri bersandar di mobil hitamnya. Senyum Jingga mengembang.
"Pakaian lo formal banget, kek mau lamaran," ujar Jingga, El tersenyum.
"Mau ngelamar lo."
"Apaan sih, gak jelas!"
"Makannya dijelasin."
"Tau ah," balas Jingga lalu masuk kedalam mobil El.
Saat berada di dalam mobil, El melirik Jingga sekilas yang kini tengah bermain ponselnya. Gadis itu terlihat sangat cantik dengan pakaian khas-nya, serba orange.
Baju blouse, orange. Bandana, orange. Gelang, orange. Case, orange. Dan untuk kali ini, Jingga memakai celana model high waist, yang dipadukan dengan sepatu converse. Sederhana, namun mampu membuat hati El berbunga-bunga.
"Hari ini lo cantik banget. Kemarin-kemarin juga cantik, tapi hari ini lebih cantik," ucap El dengan tidak menatap Jingga. Ia tengah fokus dengan jalanan.
"Emang gue cantik," jawab Jingga pede. El gemas sekali, ia mencubit pipi Jingga hingga merona.
"El, gue udah pake bedak ini!"
"Hm biarin, gak usah pake bedak juga udah cantik. Tapi baju kita gak serasih," kata El, Jingga menatap pakaian El, yang menggunakan kemeja.
"Ck, kita 'kan cuman mau dinner bukan kondangan, El."
"Anggep aja lagi latihan kondangan bareng."
"Serah."
Jingga mendengus dan menatap jalanan sana. Sesampainya di tempat Dinner malam ini, Jingga terkejut karna El membawanya ke Kafe malam sejuk, karena Kafe ini buka hanya pukul lima sore sampai pukul dua belas malam saja.
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZASKA
Teen FictionMalam merambat lambat, netra selegam jelaga itu kembali membuyarkan lamunan malam, seolah tak ingin pergi barang sedetikpun dari dalam ingatan. Manik gadis itu menatap langit yang penuh dengan konstelasi bintang yang nampak membentuk konfigurasi ber...