Hello happy reading for all, hope u like it. Don't forget to vote and comment ya ges ya ♡
Istirahat tiba, Jingga dan kedua sahabatnya langsung menuju ke kantin.
"Beli cireng aja lah, lagi pengen," ucap Nanda, Rosa mengangguki tanda setuju.
"Gak baksonya mang Biin?"
"Aduh, Gong, ini adalah pilihan yang sulit," kata Rosa dengan sedikit dramatis.
"Ya udahlah, cireng aja ya?"
"Yaudahlah."
Kemudian ketiga gadis itu mencari tempat duduk, namun lain dengan Jingga ia akan memesan makanan. Mengapa selalu Jingga yang memesan? Karna dia yang paling jago menyela.
"Gue mau nyela dulu, bye---" Nanda menarik tangan Jingga agar kembali duduk.
"Kenapa sih woy lah, gue udah greget mau nyela, ntar keburu rame ni kantin."
"Liat tu, itu Tania 'kan? Kok dia akrab banget ya sama Dangerous?" Tanya Nanda dengan menunjuk arah yang dimaksud.
Jingga terdiam menatap kedekatan Tania dengan semua anggota Dangerous. Hati Jingga seolah memanas, melihat Tania yang sesekali memberi candaan gurau pada El, pacarnya. Padahal anggota Dangerous itu bukan hanya El, tapi mengapa Tania seperti ingin dilihat oleh El saja? Disana juga ada tim Ultras. Apa ucapan Nanda benar adanya, jika Tania tidak sebaik itu?
"Menonjol banget gak sih, Tania itu caper ke pacar lo, Gong?"
"Bodo ah. Keknya dia emang gak sebaik yang gue kira deh."
"Tunggu waktu aja, Gong. Dia pasti bakal nunjukin wujud aslinya." Lanjut Rosa ikutan.
"Dahlah, bodo amat gue mau nyela cireng," Jingga berlalu memesan makanan dengan rasa kesal.
Dan beberapa menit kemudian, Jingga datang dengan membawa cireng Mbak Elpi ditangannya.
Rosa menatap cirengnya kemudian menatap Jingga. "Makasih, Gong." Jingga mengeluarkan jari jempolnya kemudian ikut duduk.
Nanda memyibakan rambutnya kebelakang. "Gue ngerasa Tania itu udah deket sama anak Dangerous dari lama."
"Mana gue tau, dahlah bukan urusan kita," tanggapi Jingga, lalu memakan cirengnya.
"Lo sebebernya serius gak sih sama Kak El?" Tanya Nanda.
"Enggak. Gue gak cinta dan gue gak bakalan cinta sama dia. Pegang aja ucapan gue."
"Tapi kok waktu Kak El sakit atau apa lah, lo kaya khawatir banget, Gong?" Suara Rosa.
"Ya-ya, itu sih manusiawi lah, bukan berarti cinta."
KAMU SEDANG MEMBACA
ELZASKA
Teen FictionMalam merambat lambat, netra selegam jelaga itu kembali membuyarkan lamunan malam, seolah tak ingin pergi barang sedetikpun dari dalam ingatan. Manik gadis itu menatap langit yang penuh dengan konstelasi bintang yang nampak membentuk konfigurasi ber...