••09 ;Sesuatu

1.6K 172 10
                                    

Sunghoon menopang dagunya malas sambil menatap jalanan ramai dengan berlalu lalangnya mobil dan motor dari jendela kaca sebuah cafe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sunghoon menopang dagunya malas sambil menatap jalanan ramai dengan berlalu lalangnya mobil dan motor dari jendela kaca sebuah cafe.

" Jangan bengong, gak baik. " Tiba tiba suara berat Jay membuat Sunghoon terkejut.

" Iya ih ngagetin. " Sunghoon kembali menelungkupkan wajahnya.

" Btw Jay, jam berapa sekarang? Gue nggak bawa handphone nih " Tanya Jake melirik hanphone Jay.

" Masih 15 menit lagi, tenang aja. " Balas Jay menyeruput coffee cappucino miliknya.

Sekarang jam telah menunjukkan pukul 1.45, seharusnya memang sejak jam 1.20 tadi mereka bertiga sudah pulang ke rumah atau bahkan ingin menemani Jungwon di rumah sakit hingga sore, tetapi saat baru ingin memesan taxi Heeseung malah menelfon Jay dan menyuruh mereka pergi ke bandara dulu... Untuk menjemput kedua orang tua mereka yang baru pulang dari Australia.

Entahlah keduanya ingin apa sampai bisa datang seperti ini, karena biasanya mereka hanya pulang dua tahun ataupun tiga tahun sekali. Begitu jarang, yang sering hanyalah mengirim uang bulanan untuk Heeseung dan adik adiknya.

Jika di ingat ingat, orang tua mereka sudah menyewa babysitter untuk mereka dan pergi ke luar negeri selama 9 tahun. Dimana saat itu Heeseung saja masih berumur 12 tahun, Jungwon si bungsu 4 tahun, Sunoo 5 tahun, Ni-ki 7 tahun, Jake dan Sunghoon 8 tahun, dan Jay 9 tahun.

" Kira kira gimana reaksi papa kalo tau gue udah 17 tahun gini tapi belum bisa juga terbebas dari syndrom gue..? " Gumam Sunghoon yang masih bisa terdengar jelas oleh Jay dan Jake.

" Ya nggak gimana mana, papa juga nggak berhak marah karena peran dia sebagai orang tua untuk kita aja nggak pernah di laksanain. " Jawab Jake enteng, dan itu memang benar apa adanya dengan kenyataan sekarang.

" Bener, jadi mungkin daritadi lo melamun cuman hal mikiran itu? Udahlah Zhi, santai aja. " Jay mengusak rambut Sunghoon lalu kembali memfokuskan matanya pada layar ponsel.

" Eh tapi Jay lebih baik kita langsung masuk ke bandara aja deh, ini juga paling sebentar lagi pesawatnya mendarat. " Jay mengangguk menyetujui usul, " Yaudah ayo. "

" Gue tunggu sini aja ya~ " Rengek Sunghoon tetapi Jay dan Jake langsung menarik kedua lengannya, " Lo harus ikut. Titik. "

" Ish! "

Mereka bertiga mulai menyebrang sambil menggeret Sunghoon. Dan benar saja, tanpa perlu menunggu lagi ternyata di dalam bandara sudah terlihat ramai, sepertinya pesawat mendarat lebih cepat.

" Gue nggak bisa liat apa apa plis. " Gerutu Jake merasa terus terhimpit himpit di tengah banyaknya orang di sana, di tambah tinggi tubuhnya ini tidak setinggi Jay dan Sunghoon.

" Pengap Jay..! " Sunghoon kembali merengek.

Jay yang akhirnya pusing sendiri mendengar rengekan kedua adik kembarnya itu langsung menarik keduanya menuju pojok bandara yang bisa di bilang lebih sepi dari sebelumnya.

𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang