" Wan! Tu! Ti! " Seorang anak kecil laki laki menggerakkan jari jemarinya untuk menghitung tiga anak kecil lainnya di dalam box bayi yang sangat luas. Satu anak kecil berumur 3 tahun duduk di dalam sana sambil memperhatikan dua bayi yang tertidur pulas di sebelahnya. Satu bayi yang hanya memakai pampers ketika tidur itu berumur 1 tahun, sedangkan bayi yang berada di tengah tengah dengan mulut menganga dan di balut kain bergambar kelinci kelinci baru berusia 1 bulan, dapat di lihat jelas dari kulitnya yang masih memerah.
" One, two, thlee, itu balu benel Zi! " Tegur anak kecil lain yang baru datang setelah mendengar perkataan anak kecil yang menghitung tadi, sang kembaran, mereka berdua baru berumur 4 tahun.
" Ji tadi benel kok itung nya! "
" Calah! Zi tadi bilang 'tu' , kan sehalusnya two! "
" Tuw! "
" Two! "
" Tuh! "
" Two! "
" Ihh Una yang ngomong nya aneh, Ji nda calah! " Kesalnya karena aksen inggris sang kembaran benar benar sudah seperti orang bule.
" Zi yang calah! Zi udah 4 tahun tadi ngomong nya nda jelas jelas! "
Anak kecil benama Zhxyln dan Juna itupun mulai beradu mulut, sampai mereka tidak sadar ada 2 bayi yang sedang tertidur mulai terbangun dan langsung merengek, mengundang kehadiran ibu mereka juga dua kakak tertua mereka yang berumur 6 dan 7 tahun.
Sang ibu tanpa banyak berbicara langsung mengambil kedua bayi yang menangis itu dan masuk ke kamarnya agar bisa menenangkan mereka. Setelah kepergian sang ibu lah, anak kecil yang paling sulung antara 7 bersaudara itu, Heeseung, berkacak pinggang menatap Jake dan Sunghoon yang masih saja saing menginjak kaki mereka satu sama lain dengan mulut komat kamit.
" Juna, Zhi, kalian gaboleh belantem telus, kasian tau Ddeonu sama Uwon kebangun telus! " Ujarnya dengan wajah di buat seserius mungkin, padahal bagi adik adiknya itu biasa saja.
" Ndong! Ndong! " Heeseung, Jay, Jake dan Sunghoon menoleh ke arah bayi 3 tahun yang masih berada di dalam box seakan terlupakan itu. Jay yang memiliki badan paling buntal pun langsung mengambil tubuh sang adik dan mengangkatnya keluar, walaupun semuanya tetap saja tertawa melihat Jay, sebab terlihat jelas perubahan wajah Jay yang langsung memerah padam hanya karena menggendong sang adik, Ni-ki, yang masih kecil.
" Zizi lapar ga? " Tanya Heeseung berjongkok di depan tubuh kecil itu. Ni-ki menggeleng dan menunjuk pintu rumah mereka,
" Ituh! alan! "
" Iya! Ayo jalan jalan! " Sahut Sunghoon bersemangat.
Heeseung dan Jay sebagai tertua pun mulai berpikir sebelum meminta izin kepada sang ibu, Eunha, agar mereka bisa berjalan jalan pagi di sekitar rumah. Karena Eunha juga yakin Heeseung sangat dapat di andalkan dalam menjaga adik adiknya, ia mengizinkannya, agar dua bayi bungsu nya pun bisa tidur dengan tenang sejenak, tanpa kegaduhan antara Sunghoon, Jay, dan Jake.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲
FanfictionTujuh berlian yang berdampingan, menghadapi rintangan kehidupan yang seringkali bermunculan, dengan saling menjaga, berlian mungkin tidak akan terpecah.