Seminggu kembali berlalu, selama itu pula Jungwon belum pernah sekalipun siuman, baru dua hari terakhir inilah keadaan Jungwon di nyatakan mulai stabil, tapi si bungsu belum juga menunjukkan tanda-tanda ingin membuka matanya.
Pagi ini seperti biasanya, enam pemuda sedang menyantap sarapan mereka. Hanya terdengar suara sendok dan garpu yang beradu, sepi sunyi, tanpa obrolan sedikitpun. Keadaan yang suram, itulah potret keseharian mereka tanpa hadir nya 'si bontot' . Pagi berangkat sekolah, siang pulang langsung ke rumah sakit, sore pulang ke rumah, lalu malam nya tidur. Yang menginap di rumah sakit untuk menjaga Jungwon, hanya Heeseung, karena sang kakak telah selesai segala urusan di kampusnya termasuk pelantikan sarjana nya.
Sunghoon yang telah menghabiskan sarapannya lebih dulu menatap satu persatu saudaranya. Entah ini perasaannya saja atau tidak, Sunghoon merasa sikap Heeseung benar benar berubah padanya, tidak sering mengobrol dengannya lagi, tidak pernah menegurnya untuk tidur lebih cepat dan mengerjakan tugas lebih awal. Hanya Jake lah yang masih sering menghibur Sunghoon, sebab selama di sekolah, Jay juga lebih banyak berdiam diri, bahkan ia sering telat makan. Jake dan Sunghoon sudah sering mengingatkan, tetapi Jay adalah orang yang keras kepala, dia tetap seperti itu, ia bang ia hanya akan kembali seperti dulu jika Jungwon telah sehat, telah bersama mereka lagi, hanya Jungwon.
" Kak Hesa. "
Segala mata langsung mengarah pada Jake, walaupun Jake hanya memanggil Heeseung.
" Kenapa? " Respon Heeseung menjauhkan piringnya yang telah kosong.
" Kita semua sedih soal Juan. Tapi kak Hesa itu berubah, kak Hesa jadi mendiamkan kami semua, ketara banget, kak Hesa yang perhatian sama adek adeknya udah gak ada lagi. Coba kak Hesa rasain sendiri aja, udah berapa hari ini rasa masakan kak Hesa aneh, gak enak, tapi kami wajarin aja. Tapi semakin lama semakin kami diam, kak Hesa juga gak ada keinginan untuk bicara sama kami kalo bukan kami yang buka pembicaraan. Kami tau kak Hesa harus fokus jaga adek, tapi gak harus sampai gak memperdulikan kami semua kan? Bahkan dulu, waktu adek koma juga kak Hesa gak sampai segini nya, kita tetap bersama sama, mendoakan adek bareng bareng, kak Hesa gak lupa sama kami, tapi sekarang apa? "
Semua nya terdiam mendengar perkataan Jake, Sunghoon yang duduk tepat di sebelah sang kembaran langsung mengenggam tangan Jake dari bawah meja, mengusap usap punggung tangan itu berharap Jake tidak terbawa emosi, Jake juga sepertinya tahu barusan Sunghoon menggelisahkan tentang hal itu.
" Kalian sudah besar, coba dulu buat mandiri tanpa kak Hesa. Kak Hesa harus jaga Juan, itu aja, nanti kalau Juan sudah sehat juga semuanya akan kembali seperti semula. " Heeseung berdiri, ingin melangkah pergi tetapi lengannya di tahan oleh Sunoo yang menatapnya dengan mata berkaca kaca.
" Tapi bukannya Sean cuma beda satu tahun dari Juan? Sean masih butuh perhatian kak Hesa. Walaupun Sean emang lebih sering ngehabisin waktu sama bang Kenzy dan kelihatan ceria ceria terus, Sean tetap pengen ngerasain rasanya di perhatiin lebih sama kak Hesa kayak Juan. Sean udah sibuk ujian praktek, Sean butuh kak Hesa, buat temenin Sean, buat dukung Sean. Tapi kak Hesa selalu sibuk sama Juan hiks... Sean pengen juga sering di panggil adek, t-tapi kenapa kak Hesa gak pernah n-ngerti hiks ... "
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲
FanfictionTujuh berlian yang berdampingan, menghadapi rintangan kehidupan yang seringkali bermunculan, dengan saling menjaga, berlian mungkin tidak akan terpecah.