Heeseung memberhentikan mobilnya ketika sudah memasuki pekarangan rumah mereka. Dengan menenteng sebuah totebag berisi makanan kesukaan Jungwon, Heeseung keluar dari mobil dan berjalan menuju pintu utama yang terlihat tertutup rapat.
Dan benar saja, ketika Heeseung mencoba memutar knop pintu, pintu terkunci dari dalam. Beberapa kali Heeseung menekan bel tetapi tetap tak ada sahutan. Apa Jungwon tertidur? Akhirnya terpaksa Heeseung mengecek satu persatu pot bunga yang biasanya ia taruh kunci cadangan di bawahnya dan seringkali juga ia lupa di pot urutan ke berapa dan berwarna apa tempat ia menaruh kunci.
Tetapi hanya dalam hitungan sekitar 2 menit, Heeseung berhasil menemukan kunci cadangannya kemudian langsung menggunakannya agar pintu mau terbuka.
Hal pertama yang menyambut Heeseung adalah ruang tamu yang gelap dan sepi karena lampu di matikan dan tidak ada Jungwon di sana yang biasanya sering menonton film kartun. Ah, tapi mungkin karena Jungwon masih lemas Heeseung menyimpulkan sang adik pasti masih tidur atau bisa saja menonton kartun lewat iPad Heeseung, Jay, Jake yang biasa mereka tinggalkan di kamar Jungwon. Itu sengaja karena berpikir kalau Jungwon bosan saat sedang sakit ia tak perlu jauh jauh ke ruang tamu hanya karena ingin menonton kartun, walaupun memang menonton di ruang tamu sangat seru karena layar tv yang sangat besar.
Heeseung ke dapur terlebih dahulu untuk mengambil segelas air putih dan meneguknya hingga kandas sebelum melanjutkan langkahnya ke dalam lift menuju lantai atas.
" Semoga dedek suka.. " Gumam Heeseung keluar dari lift yang telah terbuka dan melangkahkan kaki jenjangnya berapa langkah lagi sebelum sampai di kamar Jungwon.
Tok tok
Heeseung tetap mengetuk saat ia sampai tepat di depan pintu kamar Jungwon walau itu sedikit terbuka.
" Kakak masuk ya dek.. " Ujar Heeseung mendorong pintu dan betapa terkejutnya ia mendapatkan sosok Jungwon tergeletak di pinggir kasur dengan setengah badannya saja yang terbaring di kasur, posisi seperti itu pasti akan membuat badan sakit.
Dengan tergesa gesa Heeseung menaruh totebag yang ia pegang ke meja belajar Jungwon yang sempat ia lirik begitu berantakan. Lalu mendekat ke arah sang adik untuk memeriksanya, ternyata setelah di dengar secara dekat telinga Heeseung dapat menangkap dengkuran halus Jungwon. Seketika hembusan nafas lega pun keluar dari mulut Heeseung, ia sempat berpikir Jungwon tadi pingsan karena berada di posisi seperti ini.
Segera saja Heeseung memperbaiki posisi Jungwon kemudian menyelimuti badan sang adik sebatas dada. Ia menyugar rambut Jungwon yang tampak berkeringat, kenapa dari raut wajah Jungwon terlihat begitu kelelahan? Dan oh ya! Heeseung baru sadar infus tidak lagi tertancap di punggung tangan Jungwon.
Kesempatan sekali karena Jungwon masih tertidur, Heeseung mengganti kantung infus dengan yang baru untuk kembali menusukkan jarum infus di tangan Jungwon. Mungkin kelelahan entah karena apa, Jungwon sama sekali tidak tersentak dalam tidurnya ketika jarum infus menyapa tangannya seperti biasanya, tetapi mengingat hal itu syukurlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲
FanfictionTujuh berlian yang berdampingan, menghadapi rintangan kehidupan yang seringkali bermunculan, dengan saling menjaga, berlian mungkin tidak akan terpecah.