Jay memberhentikan motor nya di pekarangan rumah, melepas helm dan menaruhnya di stang motornya. Wajahnya tampak datar tapi tersirat rasa gugup bercampur khawatir juga di sana.
Tangan kanan Jay menjinjing dua buah kresek, salah satunya berupa kresek kecil berisi obat yang Jake pesan. Ya, tepat pukul 20.30 Jay terpaksa pulang karena Jake menelfonnya terus menerus termasuk adik adiknya yang lain, membuat handphone Jay terus bergetar dan Jay pun mengangkat telefon Jake yang mengatakan kalau Heeseung demam.
Jay harus bagaimana, walaupun pikirannya masih kacau sekarang ia tidak ingin melihat kakak sulungnya yang jarang sakit itu sekarang malah sakit, ia tidak tega, ia tidak boleh egois untuk terus melakukan kegiatan tidak berguna di luaran sana hanya karena stres akibat masalah seperti ini. Karena, urusan saudara dan keluarga lebih penting dari urusan percintaan, itulah yang Heeseung pernah katakan padanya dulu.
" Abang! " Ketika Jay membuka pintu wajah Jungwon menyambutnya dengan pipi menggembung.
" Abang kemana aja sih?! " Tanya nya dengan alis menukik membuat Jay yang moodnya sedang buruk tanpa sadar malah terkekeh.
" Rumah temen, dek. " Jawab Jay yang tentunya berbohong, lalu merangkul bahu lebar sang adik dan naik ke lantai atas.
Pintu Heeseung pun Jay buka memperlihatkan seluruh saudaranya di sana mengerubuni Heeseung yang meringkuk di tengah kasur. Wajah mereka sendu, seperti anak bayi yang ingin menangis karena orang tuanya sakit. Lucu.
" Sudah makan semua? " Tanya Jay memecah keheningan di sana dan membuat seluruh atensi saudaranya menuju padanya.
" Udah kok, bang Tian lah pergi pergi aja gak buatin makan malam. Untung masakan bang Juna sama Kenzy lumayan hari ini, gak enak enak banget. " Cerocos Sunoo menarik tubuh Sunghoon dan Ni-ki agar memberi ruang untuk Jay bisa mendekat.
" Yaudah ini abang ada beliin nugget tujuh cup, makan di luar sana. " Usir Jay melempar satu kresek lagi selain kresek obat tadi, Sunghoon yang berhasil menangkapnya lalu berlari keluar bersama Sunoo, Ni-ki, dan Jungwon, seperti orang kelaparan padahal tadi katanya mereka baru makan.
Jay duduk di tepi kasur sebelah kanan, sementara Jake di sebelah kiri dan sama sekali terlihat tidak ingin menatap Jay.
Jay berusaha tidak perduli dulu, wajahnya menunduk lalu tangannya menyntuh dahi Heeseung, " Panas banget, gamau ke klinik aja? " Tanyanya pada Heeseung, ia tau Heeseung tidak tidur, sang kakak hanya memejamkan matanya saja dengan bibir yang terlihat pucat.
" G-gak.. " Balas Heeseung dengan suara serak.
Sifat bandel Jungwon sebenarnya mungkin keturunan dari Heeseung. Lihatlah sekarang, apa salahnya ke klinik? Tapi Heeseung tidak mau persis ketika Jungwon sakit dan anak itu memaksa untuk di rawat Heeseung saja di rumah secara mandiri.
" Yaudah, ayo duduk, gua bantu. " Heeseung membuka matanya dan menerima uluran tangan Jay serta Jake.
" Jun, ambilin minum. " Perintah Jay juga tidak menatap Jake dan fokus membuka bungkus obat yang ia beli untuk Heeseung.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲
FanfictionTujuh berlian yang berdampingan, menghadapi rintangan kehidupan yang seringkali bermunculan, dengan saling menjaga, berlian mungkin tidak akan terpecah.