" Uhukk! "
Heeseung, Jay, Jake dan Sunghoon menatap bingung Jungwon, Sunoo dan Ni-ki yang mulai dari kemarin terlihat terus terbatuk batuk, padahal perasaan Heeseung ia tidak memberi makanan berminyak yang berlebihan atau yang berpicu menyebabkan batuk ketika sudah mengonsumsinya.
" Minum dek. " Ujar Sunghoon menyodorkan dua gelas berisi air putih kepada Sunoo dan Ni-ki di sampingnya. Begitu pula Jay di sebrang sana yang duduk bersebelahan dengan Jungwon.
" Kalian berdua ada makan makanan sembarangan ya di sekolah? " Tanya Heeseung mengintimidasi Sunoo dan Ni-ki yang terlihat menyandarkan punggung mereka lemas di kursi, keduanya terlihat tidak nafsu makan lagi.
Sunoo menggeleng, " Gak kok. "
" Bohong tu kak Hesa. " Sahut Jay membuat Sunoo dan Ni-ki melotot ke arahnya.
" Jujur sama kakak, kalian makan apa? Cilok pedas? Atau seblak? Atau segala makanan pedas yang berjualan di dekat sekolah kalian itu? Ah, atau malah jajanan manis manis seperti minuman dan chiki chiki? " Tanya Heeseung bertubi tubi pada Sunoo dan Ni-ki.
Ia tidak mencurigai Jungwon karena Jungwon tidak pernah keluar kemana mana, jadi Heeseung pikir Jungwon hanya tertular batuk dari Sunoo dan Ni-ki apalagi karena mereka akhir akhir ini sering bermain bertiga ketika siang hari di halaman belakang entah melakukan apa dan malam harinya tidur bersama. Beruntung sekali memang Jungwon.
" Yaudah kalo gak mau jujur, yang nanggung dosa juga kalian sendiri. " Ujar Heeseung lagi mengendikkan bahunya acuh, membuat Sunoo dan Ni-ki menunduk takut.
" Iya, banyak makan chiki kak Hesa.. chiki manis manis terus chiki pedes, terus lollipop, t-terus jelly, terus.. minum es.. HUAAAA!! " Jujur Sunoo lalu menangis dan berlari memeluk Heeseung dari samping.
Tapi ia tidak akan jujur kalau mereka memakan semua itu dari penyimpanan rahasia mereka di gudang, bukan belanja di sekolah.
Sama saja masih ada dosa nya, sebenarnya.
" Kak H-hesa hiks.. maaf.. " Lirih Sunoo mendongak menatap Heeseung dengan mata yang telah menjatuhkan buliran kristal bening dengan seluruh wajah putihnya yang memerah padam.
" Huftt.. kalian jadi adek kenapa bandel semua sih. Yaudah kakak beli obat batuk dulu. " Ucap Heeseung berdiri dan memijat pelipisnya pusing. Tapi Jake segera menahan lengannya yang baru ingin beranjak dari meja makan.
" Juna aja yang beliin ya kak Hesa? Bagaimanapun belum satu minggu kak Hesa sembuh dari demam, nanti kalo kena angin malam masuk angin lagi. " Heeseung mengangguk saja dan membiarkan Jake berjalan keluar dari dapur di ikuti Sunghoon yang berlari menyusul sang kembaran, tidak mau di pisahkan dari Arjuna tersayang katanya.
" Adek dada nya jadi sakit? " Tanya Heeseung khawatir mendekati Jungwon yang sekarang sedang berada di pelukan Jay.
" Iya kayaknya kak, ini aja aku bisa ngerasain detak jantung adek cepet banget. " Jawab Jay mengusap usap dada Jungwon yang terus terbatuk. Sunoo dan Ni-ki yang melihat itu hanya mampu memilin ujung sweater kembar mereka masing masing.
Ada sedikit rasa bersalah di hati masing masing, tapi mereka takut kalau harus jujur dengan Heeseung, kasihan juga kalau nanti jajanan mereka yang masih tersisa setengah itu nanti di bagi bagikan ke bocah bocah tetangga yang reseh nya kebangetan.
" Hiks.. s-sakit.. " Heeseung dan Jay seketika panik melihat Jungwon bicara seperti itu sambil menangis. Jika Jungwon telah bilang seperti itu berarti rasa sakitnya benar benar terasa hebat, apalagi Jungwon ini tipe orang yang suka menyembunyikan rasa sakitnya pada biasanya.
" Kita ke rumah sakit aja. " Heeseung mengambil alih Jungwon dari pelukan Jay untuk ia gendong.
" Oke, sebentar aku siapin mobil. " Jay terburu buru berlari keluar, sementara Heeseung sebelum ikut menyusul ia menatap Sunoo dan Ni-ki yang sepertinya juga ingin ikut dengan mereka.
" Kalian di rumah dulu ya, tunggu bang Juna sama kak Zhi beli obat buat minum nanti terus kalian boleh nyusul semisalnya kakak sama bang Tian belum pulang. Kak Hesa pastiin adek gak akan kenapa napa, tenang ya.. " Heeseung mengusak rambut Sunoo dan Ni-ki lalu berlari kecil keluar dengan Jungwon yang terlihat sudah terkulai lemas di bahunya.
***
" Kak Yeon, Juan gak apa apa? " Tanya Heeseung spontan berdiri ketika pintu ruang IGD terbuka dan muncul Yeonjun di sana.
" Gapapa Hesa, Juan hanya batuk yang menyebabkan kerja jantungnya lebih cepat secara tiba tiba, sehingga membuat Juan merasa sakit. Sekarang dia baik baik aja kok, pernafasannya lancar, jangan khawatir lagi oke? " Yeonjun mengusap usap bahu Heeseung dan Jay di depannya.
" Sekarang kami bisa lihat Juan kak? " Tanya Heeseung tapi sayangnya di balas gelengan oleh Yeonjun.
" Biarkan 15 menit Juan istirahat dulu tanpa di ganggu ya, ada dua suster yang berjaga, nanti jika sudah di pindahkan ke ruang rawat kalian baru boleh menjenguk Juan. " Heeseung dan Jay mengangguk patuh dan membiarkan Yeonjun pergi karena katanya harus mengurus pasien lainnya.
" Kita udah 2 minggu lebih gak pernah ke rumah sakit gara gara dedek jarang collapse, jadi rasanya pas ke sini lagi kayak takut ya kak.. " Kekeh Jay di angguki Heeseung, rasanya rumah sakit ini asing. Yang membuat Heeseung teringat kejadian tahun tahun lalu ketika Jungwon masih sangat kecil atau bahkan masih bayi, Heeseung sudah di bawa kemari menemani adiknya itu untuk di rawat berhari hari di rumah sakit bersama kedua orang tua mereka untuk pertama kalinya. Dulu Heeseung sampai menangis, karena menurutnya rumah sakit ini tempat asing dan berbau busuk alias bau obat obatan yang menyeruak kemana mana.
" Doain aja kedepannya kita semakin jarang ke sini untuk membawa dedek agar mendapat perawatan, Tian. Lebih dari 2 minggu, 1 bulan, bahkan berbulan bulan, yang pastinya kita sudah memiliki harapan kalau dedek bakal sembuh, ya kan? " Jay mengangguk ribut.
Mereka semua akan menunggu hal itu terjadi!
Pendek dulu hehe.
Nanti malam update lagi, mau?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲
FanfictionTujuh berlian yang berdampingan, menghadapi rintangan kehidupan yang seringkali bermunculan, dengan saling menjaga, berlian mungkin tidak akan terpecah.