••16 ;Seen

1.2K 133 13
                                    

Dengan memakai kacamata, mata Heeseung bergulir seraya membaca setiap kalimat dan beberapa gambar yang di tampilkan di layar laptopnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Dengan memakai kacamata, mata Heeseung bergulir seraya membaca setiap kalimat dan beberapa gambar yang di tampilkan di layar laptopnya.

Ia dan adik adiknya baru saja menyelesaikan makan malam, termasuk Jungwon. Sore tadi Heeseung memperbolehkan adiknya itu melepas infusnya karena melihat Jungwon tidak terlalu lemas lagi, bahkan tadi Jungwon sempat kembali merengek ingin di belikan ice cream. Sungguh, Heeseung tidak habis pikir dengan jalan pikiran si bungsu.

Dan sekarang Heeseung tidak tahu Jungwon sedang apa, keenam adiknya tadi naik ke lantai 2 bersamaan. Heeseung rasa, kalau Jungwon tidak tidur pasti anak itu akan bermain di kamar Sunoo bersama Ni-ki juga tentunya. Sedangkan jasuke, sepertinya mereka di kamar masing masing dan bermain ponsel masing masing. Mengingat, playstation milik Jay yang sering mereka mainkan bertiga masih tersimpan apik di lemari kamar Heeseung.

" Ini keliatan simpel, tapi gua gatau nanti hasilnya enak atau engga... " Monolog Heeseung seorang diri, ia sejak tadi sibuk berperang dengan pikirannya sendiri untuk menentukan makanan apa yang akan laris di jual juga mudah untuk di buat, tentunya Heeseung menelusuri hal hal ini untuk rencananya bekerja secara online.

Ia menerima saran yang Yeonjun berikan dua hari yang lalu, yaitu memasak makanan makanan ringan untuk di jual lewat aplikasi pemesanan online.

Heeseung pun memutuskan, bahwa ia akan belajar membuat brownies, macam macam cake, ice dan dessert sebagai penghasilannya sementara sembari  berkuliah dan menunggu jika ia berhasil menjadi dokter seperti impiannya.

" Gua kayanya emang harus bicara sama Tian dulu.. " Gumam Heeseung menutup laptopnya dan melepas kacamatanya. Ia pikir, ia tetap harus memberitahu Jay kalau mulai sekarang ia akan membuka usaha online kecil kecilan. Apalagi di antara adik adiknya, Jay termasuk orang paling emosi-an kalau ada sesuatu yang Heeseung sembunyikan darinya.

Terutama Heeseung tidak terlalu pandai membuat makanan makanan ringan seperti itu. Setiap pagi dia hanya membuat roti dengan selai untuk adik adiknya, terkadang juga sereal, nasi goreng, bubur, ayam krispi, dan segala macam makanan berat. Ia tidak memiliki pengalaman membuat cake.

" Bicara apaan? "

Heeseung yang sedang melamun langsung terkejut mendengar suara bariton milik Jay yang entah sejak kapan sudah berada di anak tangga kedua dari bawah.

" Sejak kapan lo di situ? " Tanya Heeseung setelah Jay mendekat ke arahnya dan duduk di sofa seberangnya.

" Sejak lo bilang mau bicara sama gua, bicara soal apa? Soal mama sama papa lagi? " Tanya Jay berprasangka duluan sambil meneguk air putih yang tersisa setengah di gelas yang ia pegang. Ia turun karena ingin mengambil air putih lagi dan tidak sengaja melihat Heeseung yang sibuk dengan laptopnya di ruang tamu.

" Buat apa gua bicarain soal mama dan papa? Gak ada yang perlu di bicarain lagi soal mereka. Gua cuma mau bicarain soal kerjaan gua sama lo, Tian. "

Alis Jay terangkat satu, " Kerjaan? Lo jadi terima kerjaan di perusahaan papa? "

𝐒𝐮𝐠𝐚𝐫 𝐃𝐚𝐢𝐥𝐲 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang