"Selamat datang ke acara ini tuan dan nyonya." Hae-seo menunduk takut, sindiran Jay benar-benar mengenai hatinya.
"Maaf Jay, kami tadi mengobati kucing yang tidak sengaja kutabrak, maka dari itu kami lama ke sini." Jay menaikkan sebelah alisnya, berjalan ke arah Sunghoon dengan tatapan angkuh.
"Apakah aku peduli? Kucing itu tak lebih dari hewan yang menyusahkan, hanya karena makhluk itu kalian membuatku menunggu lama," cerca Jay.
Sunghoon mendelik tak suka, tak hanya dengan manusia ternyata Jay juga tidak ada rasa kasihan sama sekali dengan hewan. Benar-benar manusia tidak punya hati!
"Ayo masuk." Jay menarik kasar tangan Hae-seo, Sunghoon ingin menahannya tapi cepat ditangkis Jay.
"Jangan ikut campur, aku berhak melakukan apapun untuknya!" Jay berujar dingin.
"Tapi tidak dengan kekerasan Jay, dia bisa menuntutmu ke meja hijau asal kau tau," nasehat Sunghoon. Jay tertawa sarkas, netranya memandang Hae-seo remeh, rendah dan hina.
"Apa yang bisa dilakukan perempuan ini? Dia ini b*doh! Urusan ke pemerintahan saja dia tidak tahu, lalu bagaimana dia bisa melaporkanku? Sudahlah Sunghoon, jangan mengganggu kami. Kau masuk ke dalam dan carilah wanita yang bisa mengimbangi sikap sok ikut campurmu itu!"
Jay langsung pergi membawa Hae-seo dengan langkah yang cepat. Hae-seo bahkan sampai hampir terjatuh, tapi Jay tidak peduli dengan ringisan yang ke luar dari bibir istrinya itu.
"Hai tuan Jay Park." Seseorang menyapa Jay dengan ramah, Jay tersenyum dan mulai menggandeng mesra Hae-seo, saatnya drama di mulai.
"Oh hai, senang bertemu denganmu tuan Leo." Mereka berdua berjabat tangan, tapi jabatan tangan tersebut diiringi dengan genggaman tangan masing-masing.
Terlihat seperti mengandung dendam, tentu saja seperti itu. Ini pesta salah satu perusahaan terkenal, Jay bahkan benar-benar berusaha keras agar bisa bekerja sama dengan perusahaan ini dan orang di depannya ini adalah salah satu saingannya.
"Siapa ini? Istrimu?"
"Iya istriku, namanya Hae-seo," ujar Jay.
"Wah aku tidak menyangka ada wanita yang ingin menikah dengan pria bej*t sepertimu," caci Leo. Leo tidak bisa menggunakan berbabagi macam istilah kata untuk menyindir orang lain.
Dia terbiasa berbicara blak-blakan, tidak peduli jika orang itu marah, dendam ataupun benci kepadanya. Yang terpenting ada kepuasan dalam hatinya sendiri.
"Aah iya, bukankah setiap pria akan berubah demi wanitanya? Termasuk itu aku."
Hae-seo meringis pelan mendengar pujian itu, berubah? Apanya yang berubah? Sepertinya Jay memang orang yang kasar, Hae-seo sudah tiga kali mendengar kesaksian dari teman-teman suaminya sendiri.
"Istrimu hamil?"
"Iya dia hamil anakku, tunggu kelahirannya yang akan menggemparkam dunia perusahaan."
Leo mengangguk, tangannya meminum wine yang ada di gelas tersebut dan menatap Hae-seo yang terlihat kebingungan di pesta ini.
"Sepertinya istrimu bukan dari kalangan pengusaha, dia terlihat bingung di sini. Permisi nyonya, apakah kau memang tidak pernah datang ke pesta seperti ini sebelumnya?" tanya Leo.
"Ha? Ah iya aku tidak pernah datang ke pesta seperti ini sebelumnya," jawab Hae-seo jujur. Lagian tidak ada gunanya berbohong, Hae-seo tidak pernah malu dengan status sosialnya sebelum menikah dengan Jay.
"Kau beruntung bisa menikah dengan pria ini, biasanya dia orang yang tidak suka mempunyai pasangan dari kalangan biasa, tapi kali ini kau bisa merubah prinsipnya," jelas Leo.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A HOUSE! (END)
FanfictionSemuanya hancur, semuanya telah direnggut. Harga diri yang dijaga puluhan tahun lamanya sudah dirobek oleh pria yang tidak dikena. Masuk ke kehidupan Hae-seo sebagai suami, tapi sama sekali tidak menjalankn tugasnya dan kewajibannya sebagai suami. H...