Warning! 2330 word.
Tak perlu menunggu waktu lama, akta cerai kini telah ada di tangan Hae seo. Seutas senyum mengembang di bibirnya, pertanda bahwa ia benar-benar sudah lepas dari mantan suaminya itu.
Mira memeluk erat Hae seo, semua perjuangan yang mereka lakukan ternyata tidak sia-sia. Mira yang bahkan sempat stres memikirkan ini, tapi rasa stresnya itu tidak berakhir buruk.
"Hae seo kau berhasil," ujar Mira. Mungkin orang lain memandang Mira buruk karena mendukung perceraian mereka, tapi tak semua orang tahu tentang kejadian sebenarnya.
"Iya aku berhasil bibi, terima kasih karena selalu meyakinkanku!"
Mira kembali memeluk Hae seo erat, bibirnya mencetak senyum haru yang mengandung banyak kepedihan.
Tak lama kemudian datanglah keluarga Jay, Mira melepaskan pelukannya. Ia menatap mereka semua termasuk kepada Jay. Jay yang sadar ditatap oleh Mira memilih untuk menundukkan kepalanya.
"Daniel ayo kita pergi, sepertinya mereka butuh waktu pribadi untuk berbicara satu sama lain." Mira langsung menarik Daniel pergi dari sana. Tidak, Mira tidak lagi membenci mereka, hanya saja Mira paham posisi mereka saat ini.
"Kau bahagia sayang?" tanya Soyeol. Masih terlihat jelas bekas air mata yang ada di pipi wanita itu.
"Iya, aku minta maaf jika aku tidak sopan," gumam Hae seo. Soyeol menggeleng pelan lalu mengusap rambut wanita itu.
Sekarang Hae seo bukan lagi menantunya, bahkan wanita itu tidak akan lagi tinggal di rumahnya. Semuanya sudah selesai, hubungan di atas kertas yang mereka buat telah habis.
"Tidak, jika itu sebuah kebahagiaan maka kau tidak pantas untuk terlihat sedih," sahut Daejoon. Daejoon juga ikut sedih karena menantunya kini telah pergi dari rumah mereka.
Baik Soyeol ataupun Daejoon tidak pernah menganggap Hae seo sebagai menantu melainkan sebagai anak. Kasih sayang mereka kepada Hae seo begitu besar walaupun Hae seo mungkin tidak merasakan apapun.
"Ayah mertua," panggil Hae seo.
"Hm?" Daejoon tersenyum manis, ia ingin memeluk Hae seo tapi takut Hae seo tidak nyaman. Tapi apa yang terjadi, Hae seo datang kepadanya dan memeluknya erat.
"Ayah mertua, Terima kasih karena selalu dipihakku. Saat masa kelam itu terjadi terima kasih karena selalu mendukungku," ujar Hae seo seraya terisak.
Hae seo masih ingat hari pertama mereka datang ke rumah itu, Daejoon lah yang memaksa Jay menikah dengan Hae seo padahal anaknya sudah ingin lari dari tanggung jawab. Tapi Daejoon dan Soyeol menahan semuanya.
"Itu tugasku nak, walaupun Jay anak kami tapi kami tahu bahwa di sini kaulah yang disakiti. Terasa tidak adil jika aku memihak Jay dan menjatuhkanmu," jawab Daejoon.
Daejoon membalas pelukan itu dan mengusap rambut panjang Hae seo, ia memeluk Hae seo seolah-olah wanita itu adalah anak kandungnya yang akan pergi jauh.
Tapi bukanlah wanita itu akan pergi jauh, pergi bersama keluarga barunya dan akan meninggalkan mereka. Mungkin mereka akan tetap bertemu, hanya saja pertemuan itu sekedar saling sapa dan tidak akan lebih dari itu.
"Kalian orang baik, terima kasih karena sudah pernah hadir dalam hidupku," kata Hae seo.
"Kau juga orang baik, maafkan semua kesalahan kami dan berbahagialah dengan orang yang akan menemanimu sampai tua nanti," timpal Soyeol.
"Aku berjanji untuk hal itu!" tegas Hae seo.
"Jika sudah menikah nanti jangan lupa undang kami, kau harus datang langsung ke rumah dan memberikan surat undangan kepada kami. Jangan lewat siapapun atau nanti kami tidak akan datang," kata Soyeol dengan kekehan di akhir ucapannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A HOUSE! (END)
FanfictionSemuanya hancur, semuanya telah direnggut. Harga diri yang dijaga puluhan tahun lamanya sudah dirobek oleh pria yang tidak dikena. Masuk ke kehidupan Hae-seo sebagai suami, tapi sama sekali tidak menjalankn tugasnya dan kewajibannya sebagai suami. H...