Bab 28

140 21 0
                                    

Terlihat begitu banyak pancaran kebahagiaan saat Jake bersama Hae-seo. Jay yang mengikuti mereka secara diam-diam merasa terluka, tawa kebahagiaan Hae-seo sangat terasa, tak jarang orang lain memperhatikan wanita itu dan ikut tersenyum.

Dadanya sesak bukan main, layaknya remaja yang diputus cinta seperti itulah Jay saat ini. Bedanya, ini masalah percintaan orang dewasa.

"Kau tidak ingin berfoto?" Jake bertanya tapi jawaban Hae-seo hanya gelengan.

"Aku malu, banyak orang disekitarku," tutur Hae-seo seraya menunduk malu. Jake menghela nafas kemudian tersenyum, ia melangkah mendekati Hae-seo dan mengangkat dagu gadis itu.

"Hae-seo kau tidak usah malu, kau tidak bisa melakukan ini berulang kali, di mana tempat yang bisa membuatmu bahagia jangan lupa untuk berforo minimal satu foto saja, supaya kau nanti bisa mengingat kenangan indah itu," nasehat Jake.

"Tenanglah, tidak akan ada orang yang menertawaimu. Kau terlihat cantik hari ini, jika mereka menatapmu itu berarti mereka merasa kagum dengan penampilanmu, tatapan mereka tidak ada yang merendahkanmu," ujar Jake.

Matanya menatap binar Hae-seo yang masih bergetar ketakutan, tak apa Jake memaklumi itu semua. Tangan Jake mengusap pelan pipi Hae-seo, tak lama kemudian ia memegang bahu wanita itu dan memberikan semangat lewat pancaran mata.

Hae-seo mulai merasa tenang dan tidak takut lagi, benar kata Jake ia harus percaya diri. Tidak boleh takut untuk menghadapi dunia yang memiliki banyak rintangan, ini hidupnya dan dia akan mengurusnya sendiri.

Jay yang melihat itu dari jauh merasa panas, ingin rasanya dia berteriak dan mengungkapkan ke semua bahwa wanita cantik itu adalah istrinya, melihat Hae-seo yang ditenangkan oleh Jake membuat Jay kesel bukan main.

Tapi buat apa Jay marah? Kalaupun ia datang ke situ dan memarahi Jake, itu berarti dirinya kembali merusak kebahagiaan wanita itu. Wanita tulus dengan banyak beban dibahunya, tidak mungkin Jay menambah beban itu lagi.

Jay memilih pergi dari situ, ia berbalik dan sialnya ia kab melanggar anak kecil. Anak itu terjatuh dan eskrim yang di tangannya ikut tertumpah ke lantai itu.

"Astaga maafkan aku, kau tidak apa-apa?" Jau membantu anak itu bangkit dan membersihkan celananya.

"Apa ada yang sakit? Kau terluka?" Jay benar-benar khawatir, raut wajah panik tidak bisa hilang. Anak itu hanya menggelengkan kepalanya dan bangkit.

"Aku tidak apa-apa paman, maaf karena aku telah menabrakmu." Anak itu membungkukkan badannya, terlihat sangat sopan. Bahkan Jay tidak merasa kesakitan sedikitpun tadi, tapi kenapa anak ini yang meminta maaf.

"Kau sendirian? Di mana orang tuamu?" tanya Jay.

"Ibuku ada-"

"Clarissa, apa yang kau lakukan? Kenapa kau bisa di sini?" Jay mendongak, melihat siapa yang sudah memarahi bocah lugu ini. Tapi saat mendongak, lidah Jay terasa kelu, bahkan dia lupa cara menghembuskan nafas.

Wanita di depannya ini tak lain adalah sangat mantan yang meninggalkannya dan memilih untuk menikah dengan pria lain. Mereka kembali dipertemukan dengan hubungan yang berbeda.

"J-Jay?" Wanita itu terkejut, apa ini? Sudah berapa tahun mereka tidak bertemu dan sekarang? Astaga, apakah ini nyata?

"Hai Saemi, kau pulang ke mari?"

Wanita itu mengangguk gugup, jujur dalam hatinya masih tersimpan rasa tak tega karena sudah meninggalkan pria itu. Tapi bagaimana lagi, Jay terlalu kasar untuknya, bahkan saat ia ingin meminta kepastian tentang hubungan mereka, pria ini malah membentaknya.

JUST A HOUSE! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang