Bab 35

109 18 0
                                    

Daun kering itu menyelmitu kaki pria tampan yang sedang termenung. Begitu banyak kejutan yang ia dapatkan dalam hidupnya, memang terkadang hidup selucu itu untuk dibawa serius.

Tangan tersebut memeluk dirinya sendiri dan menghela nafas, matanya melihat ke arah langit yang begitu cerah tapi tak secerah hatinya.

Saat ini ia bertanya kepada dirinya sendiri, apakah ini sudah berakhir? Inikah akhir dari yang selalu ia harapkan, apakah ia akan kembali seorang diri seperti seperti dulu?

"Hae-seo mencarimu ketika dia terbangun."

Senyum tipis ke luar dari mulut itu, tapi pria itu yang tak lain adalah Jake hanya menunduk. Ada gejolak senang yang ia rasakan saat mendengar kalimat itu.

"Kau senang?"

Jake kembali menjawab dengan anggukan, Sunghoon kesal melihatnya. Ia ingin jawaban lebih, bukan hanya sekedar bahasa tubuh seperti ini.

"Kasi aku kalimat panjang kenapa kau bisa senang melihat Hae-seo sembuh dan mempunyai perasaan kepadanya, kau tahu bahwa dia istri Jay tapi kau tetap menyukainya atau bahkan mencintainya," ujar Sunghoon.

Jake langsung merasa gugup mendengar itu, ingin rasnya ia tak menjawab tapi tatapan Sunghoon yang begitu tajam seolah memaksa mulutnya untuk

"Kalau kau tidak menjawab apapun, berarti kau sama dengan Jay," sahut Leo dengan tiga botol air di tangannya.

Jake mendelik sinis, orang ini tidak diundang tapi datang tiba-tiba dan malah merendahkan orang lain. Leo mengulurkan botol tersebut dan disambut kasar oleh Jake, andaikan Leo tidak di sini pasti Jake akan merasa tentram dan damai. Tapi takdir berkata lain, manusia tikus ini harus ia bawa dalam takdir hidupnya. Benar-benar merepotkan!

"Hey cepat katakan sesuatu, jangan diam saja!" tegur Sunghoon.

"Aku senang dia sembuh karena benturan itu, secara tidak langsung Jay membantu pekerjaanku walaupun sedikit. Aku merawatnya saat ia sakit, aku melihat semua perkembangannya dan memberikan obat terbaik untuknya, bahkan terapi juga. Melihat wanita itu sembuh, aku merasa bangga dengan diriku sendiri karena berhasil melakukan pekerjaanku."

"Awalnya aku hanya kagum pada wanita itu, melihat semua keberanian yang ia miliki aku ragu bahwa dia perempuan. Tubuh dan batinnya sungguh kuat, biarpun mentalnya sempat rusak tapi keberaniannya bisa ia bangkitkan kembali."

"Tapi seiring berjalannya waktu, aku mulai menyukainya ah tidak mencintainya. Semua kebiasaannya dan tingkah lakunya aku menyukai itu, senyumnya, wajah kesalnya aku menyukainya, semua yang ada dalam dirinya aku menyukai itu."

Sunghoon dan Leo mendengarkan ucapan Jake dengan tenang, Sunghoon kagum dengan pemikiran Jake yang seperti ini. Rasanya memang lebih cocok kalau Hae-seo bersama Jake, bersama Jay hanya akan membuat Hae-seo sakit kembali.

"Sekarang Hae-seo sudah sembuh, aku merasa pekerjaanku sudah selesai. Dia sudah sembuh dan tidak membutuhkan obat-obatku lagi untuk merawatnya, dia juga sudah punya suami. Aku merasa bodoh karena mencintai istri orang lain," ungkap Jake.

Ia menghembuskan nafas setelah mengatakan semuanya, jujur Jake sangat gugup saat ini. Bahkan untuk melihat wajah Jake dan Leo saja ia tidak berani, matanya menghadap lurus ke depan dengan pandangan kosong.

Sunghoon memandang Jake tak suka, setelah dibuat kagum sekarang dibuat kesal. Ada apa dengan pria cerdas ini? Kenapa sekarang menyerah sebelum memulai, Sunghoon sungguh tidak menyukai itu.

"Kenapa kau berkata seperti itu? Kau tahu Hae-seo hanya akan tetap sakit jika bersama Jay, Jay penyebab semuanya dan kau datang sebagai penyembuh luka. Sekarang kau ingin membuang semua kesempatan yang ada di depan matamu?!" seru Sunghoon.

JUST A HOUSE! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang