Hae seo masuk ke dalam rumah yang sepi itu, tidak ada tanda-tanda kehidupan sedikitpun. Dia tau Jay pasti sudah masuk ke dalam kamar tanpa menunggu dirinya.
Pandangannya terpaku ke arah bingkai besar, bingkai yang berisi foto pernikahan mereka. Ingin rasanya Hae seo tertawa melihat senyumnya itu.
"Bagaimana bisa senyumku selebar itu padahal aku akan menghadapi neraka dunia," ujarnya.
Matanya melirik rumah tersebut, benar kata Daniel tidak ada yang menarik di rumah ini. Hanya ada benda-benda dengan harga jutaan dollar, tapi semuanya di dominasi warna emas dan Hae-seo tidak suka warna emas.
"Warna kuno!"
"Jika kau tidak suka melihatnya maka ke luar dari rumahku!"
"Astaga!" pekik Hae seo. Dia berbalik dan melihat Jay yang sedang menutup pintu.
"Aku akan ke luar dari rumahmu ketika kau melepaskanku," tutur Hae seo. Jay membuka dasinya, melepas jasnya dan menggulung lengan kemejanya hingga siku.
Kakinya berjalan ke arah Hae seo dengan tatapan angkuh, saat sudah sampai di depan Hae seo Jay pun menunduk dan meneliti seluruh wajah Hae seo.
"Apa itu sama artinya dengan kau tidak ingin lepas dari hartaku, pasti kau juga tidak ingin anak ini mendapatkan hidup yang miskin kan?"
"Ayolah Hae seo tidak usah berbohong kepadaku," kata Jay dan melipat tangannya di dada.
"Berhenti memamerkan hartamu di depanku Jay, aku bisa menghancurkan semua barang di rumahmu ini dengan dirimu sekaligus!" ancam Hae seo.
"Benarkah? Kalau begitu cobalah," suruh Jay.
Hae seo tanpa ragu mengambil ponsel di tangan Jay dan melemparkannya ke foto pernikahan mereka. Kaca bingkai itu pecah, bukan itu saja ponsel Jay juga hancur berkeping-keping.
"Kau ingin lebih? Baiklah akan ku lakukan!"
Hae seo mengambil vas bunga mahal dan melemparkannya ke arah televisi besar, televisi dan vas bunga itu hancur. Hae seo benar-benar seperti orang gila malam ini.
Jay menggeram marah melihat barang mewahnya hancur, Jay membeli itu semua dengan hasil kerja kerasnya. Tapi perempuan hina ini malah menghancurkannya.
"KAU HARUS IKUT MATI MALAM INI JAY!" Tangan Hae seo memegang pecahan vas bunga tadi dan mengarahkannya ke mata Jay.
"Cukup Hae seo! Kau benar-benar menguji kesabaranku!" Tangan Jay mengambil pecahan Vas itu dan membuangnya ke sofa, kini tangan Jay menarik rambut Hae seo yang tergerai dan menyeretnya ke luar dari sana.
"Akh rambutku!" seru Hae seo. Hanya ada suara mereka malam ini di sini, rumah itu memang ditempati oleh mereka berdua itu juga Jay yang meminta.
"Kau yang memulai semua ini tapi kenapa kau marah!"
"Aku? Kau menuduhku! Bukankah kau yang lebih dahulu menghina barangku! Kau menghina barang mewahku, bahkan dengan tubuh tidak berhargamu ini kau tidak akan bisa mengganti semua itu!" hina Jay.
Jay tetap menarik Hae seo ke belakang dengan jambakan yang tak terlepas, lain lagi kaki Hae seo yang terkilir membuatnya semakin merasa sakit.
Sesampainya di belakang, di tempat yang rapi dan bersih. Tapi ada satu rumah kecil yang tak terpakai, dulu itu adalah rumah pembantu rumah Jay tapi sekarang sudah tidak dipakai karena pembantunya sudah meninggal.
Rumah itu masih kuat tapi kotor, banyak barang di dalam yang belum dibersihkan sehingga terlihat seperti rumah hantu. Di samping rumah itu ada seekor anjing yang terikat.
KAMU SEDANG MEMBACA
JUST A HOUSE! (END)
FanfictionSemuanya hancur, semuanya telah direnggut. Harga diri yang dijaga puluhan tahun lamanya sudah dirobek oleh pria yang tidak dikena. Masuk ke kehidupan Hae-seo sebagai suami, tapi sama sekali tidak menjalankn tugasnya dan kewajibannya sebagai suami. H...