Bab 36

103 16 0
                                    

"Makanlah." Satu suapan masuk ke dalam mulut Hae seo, pipinya penuh dengan makanan yang dibawakan Mira hari ini.

"Di mana dokter Jake?" tanyanya. Seharian ini Hae seo sama sekali tidak melihat adanya Jake, oke Hae seo memang malu mengakui ini, tapi ia merindukan dokter itu. Karena sudah terbiasa, Hae seo jadi tidak bisa jauh dari Jake.

"Astaga, kau merindukannya sayang? Tenang saja, Jake sedang di rumah sakit. Dia ada jadwal hari ini, nanti sore dia akan ke mari dan menemanimu di sini," jawab Mira. Hae seo tersenyum kikuk, ia sungguh malu karena ketahuan oleh Mira.

"Aku bahagia bisa melihatmu seperti yang sekarang, sungguh aku tidak ingin lagi mengingat masa kelam itu. Aku ingin mengatakan itu sebuah mimpi, tapi itu adalah sebuah kenyataan yang sudah kurasakan," jelas Mira. Hae seo terdiam dan menunduk, jarinya memilih pakaian rumah sakit yang ia gunakan dan menghela nafas.

Sungguh demi apapun, Hae seo juga merasakan hal yang sama. Sekarang ia sudah berhasil ke luar dari itu semua, Hae seo merasa bangga dengan dirinya sendiri.

"Aku juga tidak menyanga tentang semua ini, kehidupan pernikahanku hancur dan bahkan aku sempat merasa hancur saat itu. Terima kasih karena sudah menerimaku dan menjagaku saat aku bangkit ataupun jatuh," ungkap Hae seo. Air matanya tak bisa lagi ditahan, mengingat bagaimana kebaikan Mira kepada dirinya.

Mira sudah seperti orang tuanya sendiri, menjaga dan merawatnya dengan baik. Hae seo tidak pernah merasa kosong akan kasih sayang orang tua, karena ada Mira yang merawatnya.

"Bibi, terima kasih karena sudah merawatku sampai sejauh ini. Aku tidak tahu ingin membalasnya dengan apa, orang tuaku pasti bangga karena aku diasuh oleh kalian, aku minta maaf jika aku pernah membentakmu ataupun nakal."

Mira tersenyum haru, dengan sigap ia membawa Hae seo ke pelukannya dan ikut menangis. Mendengar kata orang tua membuat Mira merasa terpukul, sahabatnya yang sudah pergi jauh meninggalkan putri tunggal mereka di dunia yang kejam ini.

"Tidak usah berterima kasih sayang dan jangan pernah berpikir untuk membalas semua kebaikanku. Aku sudah menganggapmu seperti anakku sendiri, aku bahkan menyayangimu lebih dari apapun."

Mira kembali memeluk Hae seo dengan sangat erat, bahkan siapapun yang melihatnya bisa merasakan kehangatan keluarga itu. Hae seo bukan keluarga kandung tapi sudah dianggap seperti anak sendiri bagi Mira. Tidak semua orang mendapatkan keberuntungan seperti itu, Hae seo benar-benar merasa bersyukur dengan segala proses hidupnya.

"Ibu aku lapar!" Decakan kesal mulai terdengar, Daniel dengan sigap duduk di samping Mira dan memisahkan mereka berdua.

Selanjutnya, dia yang memeluk Mira manja layaknya anak kecil. Berkali-kali Mira mendorong anaknya itu, tapi Daniel menggelengkan kepalanya pertanda ia tidak mau berpisah.

"Menyingkirlah Daniel! Apa kau tidak malu dengan kakakmu? Hey, kau itu sudah besar. Seharusnya kau ingat usiamu itu berapa!" kesal Mira.

Daniel menjauh, tapi tangannya tak lepas dari perut ibunya. Mata Daniel berubah tajam saat memandang Hae seo, Hae seo bahkan bingung, apa salahnya? Kenapa Daniel seperti itu?

"Aku mempunyai salah kepadamu?" tanya Hae seo. Daniel tidak menjawab, ia memandang Hae seo sinis dan ingin rasanya wanita itu memukul Daniel dengan piring yang ada di pangkuannya.

"Hey katakan sesuatu! Jangan membuatku marah atau nanti akan kubunuh kau!" ancam Hae seo. Daniel tetap diam, ia mengambil tas sekolahnya dan mengeluarkan ponselnya lalu menunjukkan sebuah pesan kepada Hae seo.

"Kakak harus membantuku!" kata Daniel tegas. Sedari tadi pulang sekolah, kepala Daniel sudah sakit memikirkan tugas sekolah itu.

Hae seo melemparkan ponsel itu sembarangan, jika tadi Hae seo dipandang sinis, maka kini Hae seo yang akan memandang sinis.

JUST A HOUSE! (END) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang