Arshaka ganti judul jadi Love Vibes
warning: aku pake alur cepet ya
- 2 -
"WOY! SENYUM-SENYUM AJA LO!" ujar Haru yang baru masuk ke kelas membuat Shaka memudarkan senyumnya.
Shaka memandang malas ke arah temannya. "Ganggu aja lo."
"Lagian mikirin apa siii? Cewek? Lo lagi falling in love nih ceritanya?"
Shaka berdecak. "Duduk lo! Jangan ngalangin pemandangan."
Haru membulatkan bibir seraya melangkah ke tempat duduknya di belakang Shaka. "Lihatin siapa tu?" tanyanya sambil menyengir lalu duduk.
Shaka kembali tersenyum. "Her." ucapnya memandang Luna yang sedang mengobrol dengan temannya.
Haru menaikkan alis lalu mengikuti arah pandang Shaka. Sudut bibirnya terangkat lagi. "Luna?"
"Jangan kenceng-kenceng bego!" sentak Shaka. Kalau gadis itu tahu, Shaka malu setengah mati.
"Gue ngomong pelan ya anjir." balas Haru memutar mata. "Eh, Ka, lihat pr biologi lo dong,"
Shaka mendengkus. Ia mengambil buku biologinya lalu memberikan ke Haru. Shaka sebenarnya tidak terlalu pintar, tapi kata Bunda; Guru itu sama seperti orangtua harus dihormati. Jadi Shaka tetap mengerjakan tugas biologinya untuk menghormati guru, walaupun Shaka di sekolah dikenal dengan siswa yang tidak bisa diam. Shaka kembali memandang Luna dari tempat duduknya.
Luna yang sedang mengobrol dengan Disa, seolah merasa diperhatikan ia menoleh ke arah Shaka.
Shaka melihat itu, membalikkan badannya, memperhatikan Haru yang sedang mengerjakan tugas. Shaka berdeham. "Ru,"
"Apaan?"
"Tips deketin cewek dong," kata Shaka pelan. Jantungnya berdegup karena Luna tiba-tiba menoleh ke arahnya. Ia takut ketahuan.
Haru mendongak. "Kata gue mending deketin langsung ke orang yang lo suka, jangan ke temennya nanti malah temennya yang geer." balasnya lalu kembali menulis.
Shaka mengiyakan dalam hati. Ia kembali membalikkan badan dengan hati-hati. Raut wajahnya langsung tersenyum saat Luna menatapnya. "Ih, Luna natap-natap, kan gue jadi salting." ucap Shaka.
Luna mendengar itu menghela napas. Gadis itu tidak menganggap ucapan Shaka serius, karena Shaka memang suka becanda seperti itu ke yang lain. Gadis itu berdiri, menghampiri Shaka. Sementara Shaka entah kenapa jantungnya berdetak lebih cepat. Gadis itu ingin apa melangkah ke arahnya?
"Ka, ganci gue udah ketemu belum?" tanya Luna setibanya di hadapan Shaka.
Oh, ternyata ganci. "Mm... belum Na. Nanti gue cari lagi deh. Kalau nggak ketemu juga gue ganti aja gimana?" tawar Shaka. Memang benar gantungan kunci itu belum Shaka temukan.
"Yah, nggak usah deh Ka. Soalnya ganci itu dibikinin orang. Ya udah deh, kalau ketemu kabarin ya, makasih Ka." ujar Luna tersenyum tipis.
Shaka balas tersenyum. "Iya, Luna cantik." balasnya memandang Luna yang kembali ke tempatnya.
Laki-laki itu membalikkan badan, menghadap ke dinding. Jemarinya memegang dada kirinya yang masih berdebar. Sudut bibirnya terangkat. Sudah lama ia tidak merasakan seperti ini. "Argh, gue gak bisa kayak gini lama-lama. Kaluna lo harus tanggung jawab."
Haru mendengar itu terkekeh geli. "Lebay lo."
Memang pada dasarnya kalau orang sedang jatuh cinta akan seperti itu bukan?
***
"Yang terakhir nyampe di kantin, dia yang bayar!"
Setelah mengatakan itu, Shaka berlari lebih dulu. Haru dan Genta melebarkan mata. Genta, satu teman Shaka, berbeda dengan Shaka dan Haru, Genta justru jarang bicara alias cuek tapi gak cuek amat. Mereka berdua berlari menyusul Shaka. "Shaka curang lo!" seru Haru.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
Teen Fiction[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...