- 5 -
Shaka berjalan ke kamar adiknya. Bukan Xena, tapi Argi. Adiknya yang satu ini sangat kalem, tapi bukan cuek. Sesampainya di depan pintu, Shaka membukanya namun dikunci. "Sok privasi banget dikunci," ujar Shaka.
Dengan sengaja, Shaka mengetuk pintu kamar Argi dengan nada Frozen. "Do you wanna build a snowmaaann??"
"Gak tahu liriknya lagiiii," lanjut Shaka. "Argi, sayang!!!"
"GO AWAY, SHAKA!" sahut Argi dari dalam.
"Buset, adek siapa, sih?" kata Shaka. "Gi! Hellooo! Buka dong, Abangmu kangen, nih!" Ucap Shaka seraya mengetuk pintu.
"Berisik! Gue bilang Bunda, nih!" Balas Argi.
"Bilang aja bilang! Bunda lebih milih gue," ledek Shaka.
BRAK!!
Argi menatap kesal ke Abangnya. "Bisa nggak, gak usah berisik?!"
Shaka cengengesan. "Nggak."
Argi berdecak. Kembali menutup pintu dengan keras. Shaka mengetuk pintu berkali-kali lalu berlari kecil ke kamar Xena. Ia memasuki kamar kembarannya, Xena sedang menonton drama seraya tengkurap. "Xen, ayo dong kasih tahu biar doi suka balik," kata Shaka, ikut tengkurap di samping Xena.
"Diem deh, jangan tanya gue." balas Xena.
Shaka mendengkus. "Ya udah, kasih tahu gue cewek sukanya apa?"
"Tergantung, tanya aja sana sama Luna. Kebanyakan sih cewek suka K-pop atau drakor," ujar Xena.
Shaka menggaruk kepalanya sekilas. "Gitu ya? Tapi kalau gue deketin Luna atau chat-in dia terus, kira-kira dia risih gak?"
"Tergantung. Kata gue, sih, mending deketin langsung, biar perjuangannya tuh ada gitu, anjay, ngerti gak?" tanya Xena terkekeh kecil.
Shaka ngangguk-ngangguk. "Bener, sih, gue juga jarang chat Luna. Habisnya bingung ngobrolin apa, kalau cuma udah makan belum? atau semacam itu kayak basi banget gak, sih?"
"Nah, iya! Itu lo tahu." balas Xena.
Sudut bibir Shaka tertarik. "Xen, doain gue, ini udah hampir... sebulan gue suka sama dia. Besok gue harus serius," ucap Shaka.
"Iya-iya,"
"Btw..., lo kapan punya cowok?"
Xena berdecak. "Kan masih ada lo."
"Gue gak selamanya sama lo kali." kata Shaka menoyor kepala Xena.
Xena jadi diam mendengar perkataan Shaka. Sedangkan Shaka tak menyadari raut wajah Xena.
"Atau lo masih nungguin Bang--"
"Jangan sebut nama dia." Sela Xena. "Gue sama dia gak ada apa-apa, gak lebih dari--"
"Iya deh iya, gue percaya." Shaka menyela.
Xena mendengkus, lanjut menatap layar laptop. Bibirnya terangkat. "Jodoh halu gue ganteng banget, lihat nih namanya Rowoon," ucap Xena tanpa melihat Shaka.
Shaka memperhatikan Xena, gadis ini sangat mirip dengannya. Dari fisiknya, sifatnya, tapi kalau sikapnya Xena lebih bar-bar dari Shaka. "Lo harusnya terlahir sebagai cowok, gak cocok banget kembaran gue cewek," ujar Shaka.
Xena menoleh. "Ya emang gue yang minta?!"
"Palingan Papa yang minta." jawab Shaka.
Xena memukul bahu Shaka sekali. Lanjut menonton drama. Shaka terkekeh kecil. Ia mencium pipi Xena beberapa kali, lalu membalikkan tubuh Xena menjadi rebahan dan memeluk kembarannya itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
أدب المراهقين[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...