🏀🎬 - galau

15 4 0
                                    

Shaka, Haru dan Genta rebahan di kamar Shaka. Mereka diam tanpa melihat ponsel, tapi matanya terbuka sempurna memandang langit kamar. Shaka mengembuskan napas. "Luna pelukan sama cowok, makanya gue putusin."

"Cowok siapa?" tanya Haru.

"Gak tahu."

Setelahnya kembali sepi. "Gue berantem sama Ummi," ucap Haru.

"Kenapa?" tanya Shaka.

"Gara-gara Gege sering nginep. Ummi gue marah katanya karena Gege cewek malah nginep di rumah cowok. Temen dia cuma Luna mau gimana kan."

Setelahnya sepi lagi.

"Emak gue mau cerai." Genta memberitahu.

"Yang lo mau kan?" ujar Haru.

"Tapi ada yang ngeganjel gitu."

"Ya lo sedarah, pasti ada ikatan batin sama Bapak lo."

Genta mengembuskan napas. "Gue nanti harus ikut Emak gue pindah ke Garut."

"Kapan?" tanya Shaka menatap Genta yang berada di tengah. "Lo masih SMA di sini, kan?" Shaka memeluk Genta. "Jangan tinggalin gue plis." Shaka terisak pelan.

Haru menghela napas. Ia menyeka sudut matanya. "Tapi suatu saat kita bakal sibuk masing-masing kan."

Shaka masih nangis. Genta menepuk pelan kepala Shaka. "Lebay, gue belum pindah."

Haru ikut memeluk Genta. Mereka kembali diam. Berakhir tertidur.

***

Luna melangkah pelan ke ruang tengah. Ia duduk, lalu merebahkan kepalanya di paha Wanda. Luna menghela napas, menatap ke televisi. Kio menatap Luna. "Shaka gak main?"

"Putus."

Wanda menatap Luna. "Kenapa? Gara-gara kemarin?"

Luna mengangguk.

"Sayang banget. Perjuangin, Na, kapan lagi dapet cowok kayak Shaka," ujar Wanda.

"Karena Ibu suka orang kaya kan? Matre huu."

Wanda berdecak. "Realistis, Na. Gak harus kaya, minimal semua kebutuhan bisa tercukupi."

Luna menghela napas. "Tipe menantu Ibu kayak apa?"

"Shaka. Bundanya baik banget loh. Papanya juga, tapi kayaknya pendiem ya Papanya Shaka?"

"Iya."

"Ganteng juga. Pantes Shaka ganteng, nurun dari Papanya."

Kio menatap istrinya, berdeham pelan. Wanda melirik Kio. "Tapi gantengan Papa kamu."

"Papa?" tanya Luna.

"Apa?"

"Coba cerita kisah kalian."

"Ibu sering cerita."

"Papa gantian."

Kio menghela napas. "Ibu kamu SKSD."

"Terus?" tanya Luna.

"Chatin mulu."

"Papa kamu cuek banget. Ibu ngejar 2 tahun itu. Terus langsung nikah. Rame banget yang dateng. Selesai jam 11 malem. Kita langsung bersih-bersih. Tidur deh."

"Gak unboxing amplop?"

"Nggak besoknya baru, sekalian Ibu juga di-unboxing."

Luna mendengkus. Ibunya kalau bicara memang suka asal omong. Sedangkan Kio berdecak. "Ngomongnya ih."

"Anak kamu udah gede."

Luna menatap ibunya. "Kenapa Ibu gak punya anak cowok?"

"Ibu sebenernya mau, tapi Papa kamu gak mau. Katanya cukup 2 aja. Padahal servis Ibu gak jelek-jelek amat."

Love VibesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang