- 15 -
Luna mengambil seblak miliknya dan Disa. Mereka beralih memesan minuman. Kafetaria hari ini cukup sepi karena Luna dan Disa terlambat, tadi mereka disuruh guru untuk membeli sesuatu terlebih dahulu. Setelah minuman mereka selesai, Luna dan Disa beralih ke tempat duduk. Baru Luna mengaduk seblaknya, seorang laki-laki tiba-tiba datang.
"Lun," ucap laki-laki itu. "Lo kenapa blok nomor gue?" tanya Theo.
Luna menatap Theo. "Lo ganggu, Kak, jadi gue blok aja." jawab Luna jujur.
Theo mengernyit. "Lo--Nggak nyangka gue, ternyata Luna yang ramah bisa ngomong kayak gini."
Luna menaikkan alis. "Berarti lonya aja yang gak kenal gue."
Theo menarik napas. "Gitu? Oke, berarti gue harus lebih deketin lo."
Luna mengembuskan napas. "Gak usah ngarep deh, Kak. Gue gak bakal suka sama cowok berandalan kayak lo."
Disa mendengar itu tersenyum bangga. Orang-orang di luar sana tidak tahu bagaimana sikap asli Luna kalau marah dan kesal. Disa saja bisa kalah julid dari Luna.
Theo mengangguk pelan. "Oke, gue bakal buktiin." Setelahnya, ia pergi dari hadapan Luna.
Luna menyantap seblaknya, begitu juga Disa. Disa melirik arlojinya. "Tinggal 5 menit lagi, Na. Bolos aja yuk," ajaknya.
Luna menatap temannya itu. "Nanti bukannya pelajaran Biologi, ya? Gurunya kan galak, Dis."
"Iya, sih. Ya udah, gak jadi." ujar Disa.
Mereka lanjut memakan seblaknya. Di ujung pintu kafetaria, Shaka berjalan riang menghampiri Luna. Ia mencari-cari Luna sejak tadi. Shaka langsung duduk di sebelah Luna. "Hai, Cantik, dari mana aja? Shaka nyariin Luna tahu." ucap Shaka.
Luna diam, mengunyah makanannya. Ia masih kesal karena Shaka masih saja mendekatinya padahal laki-laki itu sudah punya cewek.
Shaka meraih minuman Luna, menyedotnya. Luna melihat itu mengeryit kesal. "Shaka, ih," ucap Luna, merebut minumannya.
"Minta," ujar Shaka. Ia memandang Luna seraya menopang dagu. "Btw tadi gue lihat Theo, dia gak ngapa-ngapain, kan?"
"Ngapain nanya gitu? Ka, gak usah sok deketin gue kalau udah punya cewek." ucap Luna membuat Shaka mengernyit bingung.
Sejak kapan Shaka punya pacar? Ia saja tidak pernah pacaran. Shaka menatap Luna dengan heran. "Maksudnya? Gue punya cewek? Pacar?" tanya Shaka. "Astaghfirullahaladzim, gue jomblo dari lahir, Na, ya kali punya cewek selain lo sama Bunda."
Luna mendengkus. "Gak usah bohong."
"Gue nggak bohong, Na. Beneran!"
Luna melirik Shaka. "Bohong, gue lihat sendiri kok."
Shaka makin bingung. Luna lihat apa? Perasaan ia tidak keluar dengan cewek belakangan ini.
"Duh, kayaknya ada masalah rumah tangga nih, gue pindah aja deh," celetuk Disa, beranjak pindah ke tempat lain.
Luna fokus memakan seblak. Sedangkan Shaka menatap Luna. "Lo lihat gue? Di mana? Sama siapa?"
"Di pasar malem sama cewek." jawab Luna.
Shaka mengernyit, berpikir sebentar, ia pun tersadar. "Ohhh, semalem? Kan gue sama Xena, lo lihat sg gue kan?"
"Orang bukan Xena."
"Itu Xena."
"Bukan."
Shaka mengernyit lagi. Kalau bukan Xena siapa yang Luna lihat? "Terus siapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
Novela Juvenil[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...