- 46 -
Shaka mengacak rambutnya, lalu turun dari motor. Ia melangkah di koridor. Koridor hari ini cukup ramai. Shaka mengangguk sekilas ke kakak kelas. "Misi misi."
"Eh Shaka, hbd ya," ucap kakak kelas perempuan.
"Makasih," balas Shaka. Ia terus melangkah. Menaiki tangga. Ia masuk ke kelas, duduk di tempatnya. Di mejanya ada beberapa kado, biasanya dari adik kelas. Shaka memasukkan kado itu ke tasnya.
"Cie yang ultah," ujar Haru.
Shaka menatap Haru dan Genta. "Nanti malem ke rumah ya, makan-makan."
Haru mengangguk. "Siap. Nanti gue abis isya ke sana sama Genta."
Luna di belakang menatap Gege. "Ge, kasih sekarang apa nanti?"
"Terserah lo."
"Nanti aja deh, pulangnya."
Shaka mengobrol dengan Haru. "Lo jangan ngasih yang aneh-aneh."
"Siapa juga yang mau surprisein lo."
"Gitu."
"Tanya aja Genta."
Sedangkan Genta terpejam di meja. Shaka beralih menghadap depan. Haru terkekeh melihatnya. "Ngambek ngambek."
***
Haru menghampiri Gege dan Luna yang sedang makan. Ia duduk di hadapan Gege sambil menyuap makanannya. "Ge, kenapa awan bisa ditembus?"
"Karena gak ada tembok."
"Salah. Karena yang gak bisa ditembus itu lo."
"Aduh gelap," sahut Luna.
"Ge, seiman yuk sama gue. Dijamin masuk surga."
"Gue juga punya surga."
Haru menghela napas. Beralih menatap Luna. "Lun, kuenya udah siap?"
Haru memang memesan kue ulang tahun ke Luna. "Tinggal dihias. Mau gue yang hias apa lo?"
"Gue sama Genta deh. Nanti abis isya ke rumah lo. Btw harganya berapa?"
"Udah gak usah."
"Jangan gitu lah, Lun. Gue niatnya emang beli. Jadi berapa?"
Luna menelan makanannya. "Terserah lo aja."
"10 ribu?" tanya Haru.
"Gak segitu juga bego," sahut Gege. "Rugi yang ada."
Haru menarik bibirnya. "Canda, Ge. Serius amat."
"Hidup harus serius," balas Gege.
"Gimana kalau lo aja yang gue seriusin?" ujar Haru tersenyum manis.
Gege menggeleng. "Kan ada tembok."
"Berarti kalau gak ada mau dong?"
"Nggak."
Haru menghela napas. Ia menatap Luna. "Lo mau ikut gak ke Shaka?"
Luna menggeleng. "Yang ada gue diusir sama Shaka."
"Gaklah."
Luna menatap Haru. "Dia suka ngomongin gue gak?"
"Nggak sih. Gue nyebut nama lo aja dia langsung datar."
Luna menghela napas. "Dia marah banget sama gue sampe gak suka gitu?"
Haru mengangkat bahu. "Tahu deh. Emang awalnya kenapa sih?"
"Itu. Ada cowok spam chat gue terus dia ngikutin ke rumah gue. Gue samperinlah, nyuruh dia pergi, tahunya dia malah peluk gue secara tiba-tiba. Gitu deh pas banget Shaka dateng dan lihat gue pelukan sama cowok." Luna menjelaskan. "Makanya gue ganti nomor, yang lama udah kesebar banyak orang."
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
Ficção Adolescente[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...