🏀🎬 - daster party

32 4 0
                                    

- 26 -

Semenjak pulang ke rumah, Shaka menyadari kalau bunda mendiaminya. Dan ini sudah jam 3 sore. Shaka dari jam 11 siang sudah berusaha berbicara ke Yera, tapi bundanya itu tak merespons apa-apa. Shaka kini di samping bundanya yang sedang menonton. "Bun, udahan dong ngambeknya. Kaka gak ngelakuin itu kok."

Xena menutup telinganya dengan bantal sofa. Ia sudah muak dengan perkataan Shaka yang sudah ia dengar sejak pulang sekolah. Sedangkan Argi yang baru pulang, tak tahu apa-apa hanya memakan cemilannya.

Shaka menggerakkan lengan Yera. "Bun, Kaka minta maaf. Besok-besok gak akan buat rusuh lagi. Shaka janji."

Argi menatap Shaka, lalu menatap Xena. "Kenapa sih?"

"Ketahuan ciuman."

Shaka berdecak, menatap Xena. "Gue gak ciuman ya!"

Xena menatap Argi. "Ketahuan satu sekolah."

Shaka memeluk Yera, menaruh kepala di bahu bundanya. "Shaka gak bakal lepasin sebelum Bunda mau ngomong."

***

Sementara itu, Luna hanya rebahan di kasur. Ia hanya keluar kamar setelah Kio pergi kerja, lalu lanjut rebahan. Ini jam 5 sore. Luna memandang ponselnya, Shaka tak ada kabar sama sekali sejak mereka pulang. Luna sudah menelepon tapi tidak diangkat.

Ting!

Luna langsung melihatnya. Bibirnya terangkat, Shaka akhirnya membalas pesannya.

shakaaa: bentar ya sayang
shka lgi bujuk bunda
shaka ga bisa diginiin sama bunda
bunda ga mau ngomong sama shaka
😭😭😭😭

Luna menghela napas. Ternyata orangtua zaman sekarang hobinya ngambekan. Luna menaruh ponselnya, kembali rebahan tanpa melakukan apa pun.

Tak lama terdengar suara motor. Itu pasti kakaknya. Harusnya sih Karina pulang lebih awal, tapi kakaknya itu pasti pacaran dulu dengan Bang Chandra.

Karina masuk ke dalam, bersalaman dengan Wanda. Ia sedang libur kerja. Wanda menatap Karina. "Kak, coba itu Luna suruh makan. Dari siang belum makan, di kamar terus."

"Kenapa emang? Sakit?"

"Di-skors."

"Hah?" Karina terdiam kaget. "Luna di-skors?"

Wanda mengangguk. "Cepet, nanti maaghnya kambuh."

Karina menghela napas, melangkah ke depan pintu adiknya. "Na! Makan!" serunya sambil mengetuk pintu. Karina membuka pintu, masuk ke dalam, duduk di tepi ranjang. "Lo beneran kena skors?"

Luna mengangguk tanpa menjawab.

"Kenapa, anjir? Bikin masalah apa lo?"

Luna membuka ponselnya, menyodorkan postingan lambe sekolahnya. Akun itu sudah memposting pernyataan Bu Bira terkait Shaka dan Luna. Karina melihatnya. Alisnya mengerut. "Kissing? Aslinya lo pingsan karena kehabisan napas dikunciin di toilet?" Karina menatap Luna. "Lo dikunciin di toilet?"

"Ada yang ngunciin gue. Gak tahu siapa."

Karina menaruh ponsel Luna. "Ya udah sekarang makan dulu."

"Males."

Karina berdecak. "Nanti perut lo sakit!"

Luna menatap kakaknya. "Kak, masa Papa nyuruh gue putusin Shaka."

Karina diam. "Terus? Lo galau gara-gara itu?"

Luna berdecak. Ia kembali meringkuk, membelakangi Karina. Kakaknya menghela napas. "Makan dulu, Na. Ayo." Karina menarik tangan Luna.

Love VibesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang