- 43 -
Luna menatap Disa. Gadis itu terlihat senyum-senyum entah kenapa. "Lo kenapa? Lagi seneng ya?" tanya Luna sambil mengunyah.
"Gapapa," jawab Disa sambil tersenyum kecil.
Gege hanya menatap. Mereka kembali makan. Disa menatap Luna. "Btw di ig lambe gak ada gosip tentang lo, Na. Biasanya rumornya udah ada."
"Gak akan ada," balas Luna.
Disa diam sebentar, lanjut makan. "Oh, iya, kayaknya gue gak bisa pulang bareng lo deh, takutnya lo pengen bareng gue."
Luna mengangguk. "Gue naik ojol kok."
Gege menatap Luna. "Bareng gue aja gapapa."
Luna menggeleng. "Gak usah."
"Hai, Beb, ikutan ya." Haru duduk di samping Gege sambil memegang minuman. "Ngobrolin apa nih?"
"Gak ngobrolin apa-apa." Luna yang menjawab. Ia menatap Haru. "Shaka baik-baik aja, Ru?"
"Eumm, baik sih. Tapi gitu, masih galau kayaknya."
"Dia pasti nangis," ujar Luna.
"Iya bener Lun! Dia emang cengeng dari dulu," balas Haru. "Capek sendiri gue denger dia nangis. Belum lagi nangisin Genta yang katanya mau pindah ke Garut."
"Kapan pindahnya?"
"Belum tahu sih, tapi Shaka udah nangis aja."
Luna menghela napas.
Sedangkan Shaka dan Genta di warung Teh Euis, memperhatikan Haru. "Lihat tuh pasti ngomongin gue," ucap Shaka.
Genta menatap Shaka. "Lo masih suka sama Luna kan?"
"Nggak. Gue udah ilfeel."
"Halah paling bulan depan balikan."
Shaka berdecak. "Nggak ya. Gak bakal balikan."
***
"Ayo, Na."
Luna melangkah bersama Disa ke mushola sekolah. Sedangkan Gege tetap di kelas. Biasanya ia sendirian atau bareng murid lain yang sedang berhalangan. Haru menghampiri Gege. "Ge, Ge, nge-date yuk sekali-kali."
"Ogah."
Haru duduk di depan Gege. "Gak boleh gitu Ge. Agar silaturahmi tidak terputus, ayo kita nge-date."
"Gak."
"Nge-date-nya nginep doang gapapa. Ntar kita main catur."
Gege mendengkus. Ia menatap ponselnya.
"Ru, ayo," ucap Shaka.
"Bye, Beb." Haru beranjak, menyusul Shaka dan Genta yang keluar.
Gege masih menatap ponsel. Beberapa menit, ia merasa ingin buang air kecil. Gege beranjak, melangkah ke toilet.
Sementara itu, Disa melangkah cepat ke toilet kelas 11. Ia menutup pintu toilet. Kemudian membuka ponsel, menelepon seseorang. "Halo."
Gege diam tak jadi membuka pintu saat mendengar suara Disa.
"Lo udah berhasil bikin mereka putus. Iya mereka udah putus. Nggak ada lagi sih. Tapi gue belum ngeiyain kita pacaran ya." Disa diam sebentar. "Kita ketemuan aja di kafe abis pulang sekolah. Oke." Setelahnya Disa berlari keluar.
Gege membuka pintu. Ia diam. Gege langsung teringat pada Luna dan Shaka. Apa jangan-jangan Disa yang menjadi penyebab mereka putus? "Bangsat juga tuh cewek."
Beberapa menit, yang lain sudah selesai salat zuhur. Luna dan Disa masuk ke kelas. Gege melihat Disa yang terkekeh bersama Luna. Lihatlah wajah palsu itu. Luna tahu tidak sih kalau Disa berwajah dua?
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
Teen Fiction[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...