🏀🎬 - new year

20 5 0
                                    

- 31 -

Selagi libur akhir tahun, Shaka mengajak Luna untuk berenang di rumah. Awalnya Luna tidak mau, tapi Shaka kekeuh mau renang. Luna akhirnya menuruti permintaan pacarnya itu. "Baju ganti udah, daleman udah. Sabun juga udah. Oh iya sisir sama handuk."

Luna memasukkan handuk ke tasnya. Setelahnya melangkah keluar. Shaka sudah menunggu di ruang tamu. "Ayo, Sayangku."

Shaka refleks tersenyum. "Iya, Sayangku." Ia berdiri. Kemudian berpamitan dengan Wanda. Setelahnya mereka melaju ke rumah Shaka.

Setiba di sana, Luna bersalaman dengan Yera dan Fathan. "Jadi renang?" tanya Yera.

"Iya, Bunda. Shaka ngerengek mulu."

Shaka berdecak. "Nggak ya."

"Halah. Tadi siapa yang bilang, 'Sayang, ayo plis sekali ajaaa cuma renang Sayanggg'." Luna meniru ucapan Shaka.

Shaka membekap mulut Luna. "Diem. Mau gue cium?"

Luna menggeleng. Shaka melangkah ke jendala. Luna berusaha melepas tangan Shaka. Laki-laki itu sibuk membuka gorden dan jendela. Tak lama Shaka meringis seraya melepas tangannya. Ia menatap Luna sambil memegang dadanya. "Geli tahu."

"Lagian gak lepasin tangan."

Shaka maju, hendak membalas, tapi Luna segera menutup dadanya dengan tangan. "Apa apa?" tantang Luna.

"Ish, gak adil." Setelahnya Shaka tersadar. Menoleh ke Yera dan Fathan yang menatapnya. Shaka menarik bibirnya. "Canda, Bun."

Shaka melangkah ke tepi kolam bersama Luna. "Taro situ aja tasnya."

Luna menaruh tote bag di kursi lounger. Kolam renangnya sebelahan dengan ruang keluarga, jadi Yera dan Fathan bisa melihat mereka. Setelahnya Shaka membawa Luna ke gudang. Mengambil pistol air, ban renang, bola plastik dan bola-bola kecil. Kemudian menaruhnya di kolam renang. "Kurang cemilan, Sayang. Bentar Shaka ambil."

Luna menunggu di tepi seraya mengisi pistol-pistolan dengan air. Setelahnya ia melihat Shaka membawa nampan besar berukuran 50 cm. Luna tertawa. "Gede banget."

Shaka menarik bibirnya. "Nggak, emang segini." Ia menaruh nampan itu di atas air.

"Nanti tumpah."

"Gak bakal."

Shaka masuk ke dalam air, menatap Luna. "Ayo."

"Dalem banget nggak?"

"Nggak. Yang ujung paling dalem mah. 2 meter."

"Dingin nggak?"

"Anget, Ayang."

"Iya tahu airnya anget, tapi dingin nggak?"

"Nggak."

Luna perlahan masuk ke dalam air. Shaka membawa Luna ke tengah. Luna berhenti saat airnya sebatas leher. "Shaka, jangan ke dalem-dalem."

"Iya nggak. Ayo main pistol." Shaka memberikan satu pistol ke Luna. Setelahnya Shaka berenang ke ujung.

Luna memundurkan langkah sampai airnya sebatas dada. Setelahnya mereka bermain pistol. Beberapa menit, Luna berhenti sejenak. "Bentar." Ia mengisi pistol itu, lalu hendak menyelipkan rambut, tapi tak bisa. Luna memegang rambutnya yang tersangkut di anting. "Shaka," panggilnya, mengisyaratkan untuk kemari.

Love VibesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang