- 1 -
Shaka menuruni anak tangga, melangkah ke ruang keluarga di mana ada Bunda dan Papanya sedang menonton televisi. "Bunda mau peluuk," pintanya seraya duduk di samping Bunda. Laki-laki itu manja, seperti Papanya.
Yera, selaku Bundanya menghela napas lalu memeluk putera pertamanya. "Udah makan belum, Ka?" tanyanya seraya melepas pelukan.
"Belum. Nanti aja Kaka belum laper," balas Shaka.
Yera mengangguk pelan. Sementara Papanya hanya mendengarkan. Shaka mengubah posisinya menjadi rebahan dengan kepala di atas paha Yera. Wanita berusia sekitar 39 tahun itu masih terlihat awet muda. Shaka mengeluarkan ponselnya, melihat beberapa pesan dari orang asing. "Lihat nih Bun, banyak nomor togel," Shaka menunjukkan layar ponselnya ke Yera.
Sang Bunda melirik. "Terus kamu balesin?"
"Nggak lah, gak ada yang menarik."
"Bagus, itu baru anak Papa." sahut Fathan, Papanya.
"Kaka anak Bunda." ralat Shaka.
Fathan memutar mata. "Kalau gak ada Papa, kamu gak bakal ada."
"Hm."
"ASSALAMU'ALAIKUMM!!"
Ketiga orang di ruang keluarga itu menoleh. "Waalaikumussalam," jawabnya.
Shaka duduk, memandang kembarannya yang melangkah ke arah Bunda dan Papa. Shaka memperhatikan adiknya. "Makin pendek aja tuh rambut." cibirnya. "Lo tuh cewek, gimana mau punya cowok nanti." lanjutnya.
Sang adik duduk di antara Papa dan Bundanya setelah menyalimi kedua orangtuanya itu. "Terserah gue lah, lo aja gak punya cewek." balasnya. Areva Xena Magellan, gadis dengan penampilan seperti laki-laki itu menghela napas.
"Anaknya tuh, Pa, nasihatin. Kiamat udah deket, masih aja kayak gitu, gak tobat-tobat." ujar Shaka.
Fathan menghela napas. "Adik kamu susah dibilangin."
Yera memperhatikan wajah kedua anaknya. "Perasaan waktu bayi muka kalian mirip sama Bunda deh, kenapa gedenya mirip sama Papa?" ujar Yera.
Fathan mengangkat sudut bibirnya. "Itu terbukti kalau gen aku lebih kuat." balas Fathan.
"Halah, dulu aja sok-sokan ngambek karena mereka lebih mirip aku." ujar Yera.
"Itu kan dulu sayang," balas Fathan.
Shaka mengedikkan bahunya geli. "Dasar orangtua." ucapnya.
"Assalamualaikum. Hei, guys...,"
Mereka menoleh, menjawab salam, mendapati Argika Leo Magellan, anak terakhir dari orangtua Shaka. Anak laki-laki berusia 14 tahun itu menyalimi kedua orang tuanya lalu duduk diantara Bunda dan Shaka. Ia menghela napas pelan.
"Gimana lesnya?" tanya Yera.
"Not bad."
"Terus kenapa mukanya murung gitu?"
"I saw her with another boy,"
Shaka berdecak. "Masih bocil udah mikirin cewek aja." ujarnya.
"No! Gue gak bermaksud gitu,"
"Terus? Lo cemburu lihat dia sama cowok lain?"
"Ya, something like that."
"Emang lo pacaran sama dia?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
Teen Fiction[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...