- 4 -
Seorang gadis mengernyit melihat jumlah akun yang Shaka ikuti di Instagram bertambah satu. Setelah dilihat-lihat, ternyata Shaka mengikuti akun Luna. Dadanya mendadak sesak dan panas. Ia tidak suka Shaka dekat dengan perempuan lain. Karena baginya sungguh tidak adil. Gadis itu mengembuskan napas kesal.
Shaka tidak boleh memiliki hubungan apa pun dengan Luna.
***
Luna melangkah di koridor. Banyak para murid di luar. Namun yang Luna heran ialah tak ada yang menyapanya. Seperti ada yang aneh. Tapi Luna tidak tahu apa. Kakinya terus melangkah. Mengabaikan tatapan beberapa murid yang menatapnya. Luna semakin mengernyit ketika tim jurnalistik sekolahnya menghampiri dirinya
"Oke, guys, ini Luna kita udah dateng. Jadi kita tanya langsung aja gimana?" ujar salah satu tim jurnalistik seraya menatap ke arah temannya yang memegang ponsel.
Di sekolahnya memang ada berbagai jenis ekstrakulikuler, salah satunya klub jurnalistik. Mereka juga membuat akun lambe khusus sekolahnya untuk berbagi info menarik tentang para murid.
Luna sedari tadi mengernyit tak paham.
"Hai, Luna. Apa bener lo ada hubungan sama Shaka?" tanya orang tadi.
Luna menggeleng kikuk. "Nggak ada. Emang ini ada apa?"
"Kalau gitu tolong jelasin kenapa Shaka ngefollow akun instagram lo,"
"Ha? Aduh, kalau itu tanya Shaka. Dan kita gak ada hubungan apa-apa. Oke?" ujar Luna. Ia berbalik badan melanjutkan langkahnya menuju kelas.
Luna malas kalau berhubungan dengan klub itu.
***
Shaka mengendarakan motornya dengan kecepatan penuh. Tadi ia terlambat bangun. Shaka mempercepat lajunya ketika melihat gerbang sekolahnya ingin ditutup. "MISI PAK!"
Laki-laki itu memarkirkan motornya, berlari kecil di koridor menuju kelasnya. Kelas Shaka di lantai 2, ia berlari secepat mungkin takut guru sudah berada di kelas. Sesampai di kelas, ia langsung masuk, melangkah ke tempat duduknya.
"Shaka!"
Shaka menghentikan langkah. Menoleh ke sumber suara, menatap Bu Ria sambil menyengir kecil. "Bu,"
"Ba, Bu, Ba, Bu, berdiri di depan," suruh Bu Ria menunjuk depan papan tulis.
Shaka menghela napas. "Bu, Shaka cuma telat berapa detik kok,"
"Telat tetep telat. Ke depan!"
Shaka melangkah lesu ke depan.
"Menghadap ke teman-teman kamu."
Shaka menurut.
"Angkat satu kaki kamu dan pegang telinga kamu." Suruh Bu Ria lagi.
"Iya, Bu, iya." balas Shaka mengikuti perintah gurunya. "Sampe kapan, Bu?"
"Sampe pelajaran Ibu selesai."
Shaka melebarkan mata. "Bu! Yang bener aja!"
"Diam! Ibu mau mulai ngajar." ujar Bu Ria.
Shaka menghela napas. Ia melihat ke arah Haru dan Genta yang tertawa ke arahnya. Shaka hanya menatap malas. Ia beralih menatap Luna yang duduk di depan sedang menatap bukunya. Sudut bibirnya tertarik sedikit.
Luna memperhatikan Bu Ria yang sedang menjelaskan materi. Ia melirik ke arah Shaka, laki-laki itu tersenyum padanya lalu mengedipkan sebelah matanya membuat Luna mengernyit geli. Ia kembali memperhatikan Bu Ria.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Vibes
Teen Fiction[MS 2 | PART LENGKAP] "Gue saranin, gak usah suka sama temen sekelas." Gara-gara satu kelompok dengan Luna, Shaka tiba-tiba jatuh hati pada gadis itu. Gadis cantik yang selalu cerah ceria dan ramah ke setiap orang, membuat Shaka memandangnya penuh k...