🏀🎬 - cookies untuk bunda dan papa Shaka

40 9 0
                                    

- 17 -

Shaka menuruni anak tangga, melangkah ke ruang tengah, ada bunda dan Xena sedang memakan bakso. "Ih, mauuu," pinta Shaka. Mendekat ke mereka, duduk di tengah-tengah. "Kok Shaka gak dibeliin?" tanyanya.

"Gue udah manggil lo, tapi lo gak nyaut." ujar Xena, memakan baksonya.

"Nih," ucap Yera. Membuat Shaka menoleh lalu membuka mulut menerima suapan dari Yera.

Shaka mengunyah, seraya menatap bundanya. "Bun,"

"Hm?"

Shaka menelan terlebih dahulu, lalu berkata, "Abang pacaran sama Luna," beritahunya. Panggilan Shaka di rumah ada 2, abang dan Kaka, tapi Shaka lebih suka dipanggil Sayang sama Luna.

Jantung Shaka deg-degan, Yera belum merespons apa-apa. "Gapapa, kan, Bun?"

Yera menatap Shaka. "Kamu udah bilang. Emang kamu udah yakin sama Luna?"

Shaka mengangguk. "Yakin."

"Orangtuanya Luna emang bisa nerima kamu?" tanya Yera lagi.

Shaka diam. "Kaka kan udah ketemu sama Papanya Luna kok, dibolehin juga."

Yera mengangguk. "Terserah kamu, Bunda gak ngelarang kamu pacaran sama siapa aja." ujarnya, lanjut menyuapi Shaka.

Shaka mengunyah. "Tapi Bun, Luna tuh minder pacaran sama Kaka."

Yera mengernyit tipis seraya mengunyah. "Kenapa?"

"Soalnya keluarga Luna sederhana beda sama Shaka. Terus, banyak yang DM Luna bilang kalau dia tuh gak pantes sama Shaka, pokoknya banyak." cerita Shaka.

"Emang kamu pacaran banyak yang tahu?"

"Ada yang buat di lambe sekolah, bentar," Shaka membuka ponselnya, mencari akun sekolahnya lalu menyodorkan ke Yera. "Bunda lihat aja komennya,"

Yera melihatnya, menggulir layar, membaca komentar itu. Sedangkan Shaka lanjut menghabiskan bakso. Bunda menghela napas. "Hapus aja, bilang ke yang pegang akun. Kasihan Luna loh," ujarnya.

"Lunanya gak mau, katanya biarin aja." balas Shaka.

Yera menghela napas lagi. Memberikan ponsel ke Shaka. "Kamu tahu kan harus ngapain?"

Shaka menaruh mangkuk di meja, mengangguk, menatap bunda. "Jadi support system."

Bunda refleks tersenyum, mengusap rambut Shaka. Shaka ikut tersenyum tipis. "Kaka boleh ngajak Luna ke sini, kan?"

***

"Ka, gue pulang bareng Disa, mau main," ucap Luna.

"Ikuttt," balas Shaka.

Luna menggeleng. "Gak boleh. Gue mau girls time."

Shaka memajukan bibir sekilas. "Ya udah, tapi kabarin ya."

Luna mengangguk. Lalu menatap Disa. "Ayo, Dis," Luna meraih lengan Disa.

Luna dan Disa melangkah di koridor. Mereka baru bermain lagi setelah Luna jadian dengan Shaka. Mereka menaiki motor Disa, mulai melaju ke rumah Luna. Beberapa menit mereka sampai di tujuan. Luna lebih dulu masuk ke rumah diikuti Disa. Mereka ke kamar Luna. Disa duduk di kursi meja belajar, memperhatikan Luna yang menaruh tas lalu menyalakan kipas angin.

"Jadi lo udah pesen?" tanya Luna melangkah ke ranjang, duduk di tepi.

"Udah. Lo?"

"Udah juga."

Disa beralih duduk ke samping Luna. "Malem minggu ke pm yuk, gue lagi bm crepes jumbo," ajaknya.

"Bentar gue mikir dulu, sekarang hari apa?"

Love VibesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang