"Bosen! " entah sudah berapa puluh kali Queensha mengucapkan kata itu.
Sebetulnya dia bukan bosan karena di rumah Aki Enin banyak orang, ada anak dari para sepupunya yang bisa dia ajak main juga. Tapi, Queensha ingin segera pulang, bertemu teman-temannya lalu berlibur ke luar kota. Planning untuk tahun ini yang dibuat Queensha dan teman-temannya pada saat tahun kemarin adalah berlibur ke lombok. Bahkan mereka sudah menyiapkan persiapan untuk pergi ke sana, namun sayang semua itu tertunda karena Queensha pergi mudik.
"Mi, bosen. " Queensha kembali merengek pada ibunya.
"Makanya keluar sana, jangan ngekorin Mami mulu. Yang lain mah pada jalan-jalan cuma kamu yang ngedekem di rumah. Ngerecokin Mami terus. Keluar sana, sama siapa kek. " omel Mami karena sudah jengah denger rengekan Queensha.
"Iya, Sha. Kamu jalan-jalan dong, keliling kampung. Biar kenal sama tetangga disini. Mumpung sore ini cerah banget." sahut Uwa Nia.
"Nggak mau, nggak ada teman. "
"Lagian tadi diajak jalan-jalan sama sepupu kamu malah nolak segala, sekarang nggak ada temen malah ngerengek terus." kata Mami nya.
Queensha manyun, sebel sama Mami nya yang nggak peka. Dia itu pengen pulang, ketemu temen-temen terus berangkat liburan. Emang sih lusa Queensha pulang tapi kenapa sih kalo ditungguin kerasa lama banget.
Lusa tuh cucu dari adik Enin nikah makanya keluarga besar Queensha masih ada di kampung, belum balik ke kota lagi. Sorenya baru pada pulang ke kota masing-masing lagi.
"Susulin sana kakak sepupu kamu main, " ujar Uwa Nia.
"Kemana Wa, nggak tau. "
"Palingan di sawah Sha, liatin yang main layangan. Biasanya banyak yang main di sana. " sahut Uwa Nia.
"Nggak tau jalannya, nanti kesasar gimana. " Queensha beralasan.
"Ya nggak bakalan Queensha, tinggal ikutin jalan aja. Nanti ketemu tuh banyak orang, ada yang main layangan juga. " kata Mami Queensha.
"Ya udah iya. "
Queensha akhirnya pergi menyusul para sepupunya.
Langit sore nampak indah, angin sepoy-sepoy yang menyejukkan menemani langkah Queensha menelusuri kampung. Beberapa kali Queensha tersenyum saat ada yang menyapanya.
Sampai di persawahan, Queensha menatap takjub pemandangan yang sulit dia temui di kota. Hamparan sawah yang terbentang berwarna hijau karena padi mulai tumbuh dipayungi langit biru, sangat indah untuk dipandang. Tanpa sadar bibir Queensha melengkung, mengeluarkan senyuman mami yang sebelumnya entah ada dimana. Hatinya pun terasa adem melihat ciptaan Tuhan itu sangat luar biasa ini. MasyaAllah, batinnya bergumam.
Bukannya mendekati para sepupunya yang sedang melihat orang menerbangkan layangan, Queensha malah berbelok menelusuri pinggiran sawah, terus melangkah sampai menemukan spot foto yang dia inginkan. Momen ini jarang dia dapatkan jadi harus Queensha abadikan untuk mengisi feed instagram miliknya.
Selfie dengan berbagai macam gaya, memotret pemandangan yang menarik, Queensha tidak sadar sampai waktu hampir menggelap.
Jujur aja saat dia menyadari telah asik berfoto hingga lupa waktu, Queensha panik. Dia menoleh ke kanan ke kiri, ke depan ke belakang. Dia berada ditengah-tengah sawah dan dia lupa jalan untuk kembali. Saat berjalan dia terlalu fokus pada ponsel nya untuk memotret sampai tidak lihat jalan, apalagi Queensha adalah orang yang susah menghafal jalan. Dia susah dalam mengingat satu jalan, harus berkali-kali dulu baru dia ingat.
Pesawah ini sudah sepi, jelas hari hampir magrib. Cahaya oren dari senja pun mulai nampak, sebentar lagi matahari akan tenggelam. Kalau Queensha tahu ini dimana dan tau jalan pulang pasti dia akan menyempatkan berfoto dengan berlatar belakang senja indah itu. Sayang, waktunya tidak tepat. Dia harus segera keluar dari tengah persawahan ini sebelum hari menggelap.
Queensha menarik nafas lalu membuangnya perlahan, dia tidak boleh panik kalau tidak ingin semakin tersesat. Dia mengingat-ingat kembali jalan yang tadi dia lalu, berusaha memutar otak agar ingat jalan pulang.
Meski hanya sedikit yang dia ingat, Queensha melangkahkan kaki nya menelusuri pinggiran sawah yang dia pijak. Dalam hati dia tidak berhenti melafalkan doa agar ada yang bisa menolongnya, dia sangat berharap ada yang menyelamatkannya. Queensha sudah benar-benar takut sekarang.
Langkahnya memelan kala melihat seseorang yang tengah menatap hamparan sawah. Ragu, takut, dan senang pelan-pelan Queensha menghampiri orang itu. Namun, jarak enam meter langkahnya berhenti.
Dunia terasa menjadi diam, angin yang berhembus menerbangkan setiap helaian rambut panjang Queensha. Entah mengapa tangannya seperti patung yang tak bisa digerakkan, menatap lurus pada pemuda yang tidak begitu banyak perubahan dalam hal fisik. Wajah tampannya masih sama seperti beberapa tahun lalu Queensha melihatnya. Hanya saja dia lebih dewasa dan kulitnya lebih gelap. Kenapa Queensha harus dipertemukan lagi dengan orang itu.
"Dirgantara Hadinata. " bisik Queensha dalam keheningan.
Siapa sangka pemuda itu berbalik kearahnya. Entah karena mendengar bisikan Queensha atau merasakan kehadiran orang lain disana dia berbalik. Tapi sepertinya alasan kedua lebih masuk akal lagi.
Dirgantara Hadinata atau yang kerap dipanggil Dirga cukup terkejut melihat seorang perempuan berdiri menatapnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan. Kebetulan atau hal apa ini dia dipertemukan dengan perempuan yang dia hindari.
"Queensha? "
Beberapa kali saat berkunjung ke rumah Enin Bagas, Dirga selalu bisa menolak agar tidak masuk dulu. Alasannya cuma satu, dia tidak ingin bertemu dengan perempuan yang ada dihadapannya saat ini. Saat Bagas mengatakan keluarga besarnya sedang berada di kampung, Dirga agak waswas karena dia yakin Queensha pasti akan ada, dan benar saja. Beberapa kali berhasil menghindari pertemuan yang bisa membuat dia bertemu Queensha namun kali ini justru takdir mempertemukannya.
Setelah tertarik pada kesadarannya lagi, Queensha mulai melangkah lagi. Bukan untuk menemui Dirga, tapi perempuan itu akan melewati Dirga. Menganggap pemuda itu tidak ada disana.
"Queensha, kenapa kamu bisa ada disini? " seolah tidak ada yang bertanya, Queensha mengabaikan begitu saja pertanyaan Dirga. Queensha benar-benar acuh, menganggap tidak ada sosok jangkung yang menghalangi langkah nya.
Berjalan ragu dan tergesah, Queensha harus segera pulang. Semua keluarga pasti mengkhawatirkan nya. Jalanan yang kecil serta becek, belum lagi Dirga yang menghalangi jalan itu membuat Queensha kesulitan.
Saat akan melangkah melewati Dirga, dia tergelincir karena tahan sawah yang licin. Queensha hampir hilang keseimbangan jika tidak berpegangan pada Dirga. Menahan tubuh Queensha, malah Dirga juga hilang keseimbangan dan ikut tergelincir. Dia jatuh ke sawah dan Queensha jatuh diatas tubuh dirga. Keduanya menjerit kaget.
"Aaaaaaaaa!! "
Karena tanah sawah yang basah, Dirga Dan Queensha cukup kesulitan untuk bangun. Badan mereka kena lumpur apalagi Dirga yang langsung jatuh ke dalam sawah.
Belum bisa untuk bangun, teriakan seseorang membuat Dirga dan Queensha kaget dan panik.
"Astagfirullah, Allahu Akbar! "
"Hei, kalian lagi ngapain? "
"Kalian mau berbuat mesum disini? "
Hallo teman-teman
Cerita lengkapnya sudah tersedia di KARYAKARSA dengan Versi FULLNYA, disini masih ON GOING dan banyak kepotong. Jika mau menunggu dengan sabar disini mangga silahkan. Jika mau cepet-cepet aku tunggu dilapak aku yang disana. Serch aja MENDADAK NIKAH atau MayaRisNS.
Sistem pembayaran di KARYAKARSA sekarang hanya menggunakan satu metode yaitu membeli dengan Kkoin, aku saranin kalo mau top up atau beli kkoin melalui WEB Karyakarsa karena lebih murah.Jangan lupa vote coment dan share cerita ini karena itu bikin aku semangat buat nulis. Follow juga akun aku.
Terimakasih 🖤
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Nikah
ChickLitMenjadi anak tunggal membuat seorang Queensha memiliki sifat manja. Apalagi dia adalah satu-satunya cucu perempuan dalam keluarga. Semua orang dikeluarganya menjadikan Queensha sebagai ratu. Segala permintaannya pasti dituruti. Termasuk saat dia men...