Dirga membiarkan Queensha berjalan duluan, dirinya cukup memantau sang istri yang masih mengerutu dari belakang. Toh saat melewati jalan yang banyak kerikilnya Queensha akan membutuhkan bantuannya juka kok.
Nah kan benar, perempuan itu menghentikan langkannya.
" Kenapa berhenti?" tanya Dirga saat lima langkah lagi mencapi Queensha.
Perempuan itu mendengus, " Bagian sini susah jalannya, udah tahu pake tanya lagi."
Dirga menggandeng tangan Queensha, pelan-pelan menuntun istrinya itu berjalan diatas bebatuan kerikil.
" Kenapa juga jalannya ngeduluin, pake marah-marah segala?" Dirga.
Queensha berdecak, " Kesel tahu nggak sama Ibu-ibu itu, sakit hati gue dengernya. Nuduh sembarangan. Gue nggak serendah itu, gue juga nggak mau nikah kayak gini." Gerutu Queensha.
" Ya terus gimana lagi, Sha. Udah terjadi juga, mau nggak mau kita harus jalani ini. Ikhlasin Sha, belajar buat nerima ini semua. Aku juga gitu, belajar nerima ini. Dan omongan orang jangan didengerin, biarin aja nanti juga berhenti sendiri."
Queensha tidak menjawab, wajahnya masih terlihat masam seolah tidak menerima nasihat Dirga. Queensha masih belum bisa menerima kenyataan ini. Hatinya pun bingung harus bagaimana.
Pelan-pelan mereka berjalan melewati jalan kerikil itu, Dirga sabar menuntun Queensha. Karena yang sulit itu menuntun Queensha untuk bisa menerima pernikahan mereka.
Setelah melewati jalan bebatuan kerikil itu, Queensha melepaskan gandengannya pada Dirga. Dia melenggang terlebih dahulu meninggalkan Dirga yang geleng-geleng kepala melihat tingkah istrinya.
Kediaman Aki masih sepi, sebagian keluarga masih ada di tempat acara pernikahan siska. Sebagian lagi sudah pulang ke kota masing-masing. Kendaraan yang dari kemarn siang berjejer di halaman rumah Aki, sekarang hanya tersisa kendaraan anak cucu Aki saja, saudara yang lain sudah memilih pulang sejak tadi.
Rumah yang tadi pagi berantakan sekarang sudah rapih karena sudah dibereskan oleh orang yang bantu-bantu di rumah Aki Enin.
Queensha menghempaskan bokongnya ke sofa begitu memasuki ruamah, dia melepas hels yang menempel di kaki nya selama berjam-jam itu. Sangat pegal. Belum lagi dia harus melewati jalan bebatuan dengan hels itu, kaki nya sakit dan pegal.
Saat Dirga baru saja akan duduk di sebelah Queensha, perempuan itu malah berdiri. Mengambil hels nya dan pergi ke lantai atas tempat kamarnya berada.
Dirga membuang nafas kasar melihat tingkah Queensha yang masih enggan berdekatan dengan dirinya. Namun Dirga tidak menyerah, laki-laki itu mengikuti istrinya menaiki tangga. Saat Queensha akan menutup pintu kamarnya, Dirga menahan pintu itu dan ikut masuk kedalamnya.
"Ngapain ngikutin gue sih?" protes Queensha dengan kesal.
Dirga mencoba bersikap sabar dengan tingkah laku Queensha yang semakin kasar. " Ya emang kenapa? Nggak boleh suami masuk kamar istrinya?"
" NGGAk! PERGI SANA LO!" usir Queensha.
Dirga malah semakin dalam memasuki kamar Queensha, bahkan laki-laki itu sudah rebahan di atas Kasur Queensha.
" Dirga gue mau tidur, capek. Semalem kurang tidur, ngertiin dong." Kata Queensha menatap suaminya yang menutup matanya dengan tangannya.
Dirga menggeserkan tubuhnya ke samping, " Ya udah sini tidur bareng kayak tadi malem, aku juga mau tidur Sha. Masih ngantuk."
Queensha menggeleng kepalanya sebal, " Nggak mau, lo tidur aja di rumah lo."
" Kenapa nggak mau?"
" Ya nggak mau aja." Queensha bersikukuh. " Takutnya kayak tadi malem tiba-tiba pelukan." Lanjutnya dalam hati.
" Tinggal tidur aja sih, susah amat."
" Ya nggak mau sama lo tidurnya Dirgantara!"
Dirga bangun dari rebahannya, dia menatap Queensha serius sampai nyali perempuan itu menciut. " Belajar Sha, kita akan hidup satu atap selamaya. Aku tahu sulit, tapi bagaimana lagi selain kita mencoba untuk belajar menerima ini semua. Untuk yang kesekian kalinya aku bilang sama kami Sha, belajar ikhlas merima ini semua. Mungkn sulit tapi aku yakin kita pasti bisa melewatinya. Tolong Sha."
Queesha terdiam tidak bisa menjawab. Ruangan itu terasa sunyi karena tidak ada yang bersuara lagi. Beberapa saat keheningan melanda.
Dirga berdiri dari duduknya, merasa uahanya tidak ada hasil kali ini dia menyerah. " Oke deh, kalo kamu belum mau dan nggak mau aku berada disini. Aku pulang ke rumahku, nanti biar aku suruh Bagas cepet ke sini biar kamu ada temannya."
Queensha mematung, membiarkan Dirga melewati pintu kamarnya. Selain karena di rumah ini dia sendirian, ada setitik rasa tidak rela melihat Dirga pergi dengan pandangan yang Queesha tidak mau menyebutkannya.
" Belajar menerima Sha."
" Ikhlasin Sha."
" Dirga udah berubah, bukan Dirga yang dulu lagi."
" Ini yang terbaik dari Allah Sha"
Kata-kata itu terus terngiang-ngiang dalam kepala Queensha. Seolah ada yang menggerakan, kaki perempuan itu berjalan cepat mengejar Dirga yang sudah tidak kelihatan punggungnya. Tergesa-gesa menuruni satu persatu anak tangga takut sang suami sudah pulang kerumahnya. Sampai tidak melihat apa yang dipijak sehingga saat menyentuh anak tangga terakhir, kain jariknya terinjak Queensha jatuh tertunduk.
Brakk
Dirga yang akan mencapai pintu keluar terhenti dan melihat kea rah belakang saat suara gedebuk orang yang jatuh.
Ternyata sang istri sudah tertunduk dibawah tangga. Cepat Dirga menghampiri Queensha yang sedang menangis kesakitan.
" Sha kok bisa sampai jatuh sih?" tanya Dirga sembari membantu Queensha bangun.
" Ngejar lo Dirga." Jawab Quensha sewot. Perempuan itu meringis kesakitan, lututnya terasa ngilu sebab menjadi yang pertama membentur lantai.
" Ada apa?" Dirga bertanya kembali dengan santainya.
" Ya... ya.." Queensha gelagapan ditaya seperti itu, dia pun bingung kenapa ngejar Dirga segala.
" Ya udah kalau mau pulang, pulang aja sana. Nggak usah peduliin gue. Udah kaki pegel-pegel, sekarang ditambah jatuh lagi. Double sakit." Gerutunya sambil membebaskan diri dari pegangan Dirga.
Dirga mengerutkan dahinya bingung, aneh banget istrinya ini. Pertama nyuruh Dirga pulang, terus dikejar dengan alasan yang nggak jelas, sekarang ngusir lagi. Kenapa sih Queensha?
Hallo teman-teman, apa kabar?
Ada yang masih nunggu cerita ini kah? kalau ada terimakasih sudah menunggu cerita ini update.
Bantu vote coment dan share cerita ini yaaa... Jangan lupa buat follow akun aku..
Kalau kalian mau lebih cepat membaca cerita ini silahkan mampir ke KARYAKARSA karena disana sudah banyak part dan tentunya dalam versi yang BERBEDA, kalau menunggu disini pun boleh tapi mungkin agak sedikit lama dan berbeda dengan yang disana. Cari aja MENDADAK NIKAH atau akun ku MayarisNS disana.
TERIMAKASIH.
KAMU SEDANG MEMBACA
Mendadak Nikah
ChickLitMenjadi anak tunggal membuat seorang Queensha memiliki sifat manja. Apalagi dia adalah satu-satunya cucu perempuan dalam keluarga. Semua orang dikeluarganya menjadikan Queensha sebagai ratu. Segala permintaannya pasti dituruti. Termasuk saat dia men...