Mendadak Nikah 13

46.8K 2.5K 17
                                    

" Melotot lo!" sahut Bagas pada Dirga yang terkesima melihat dandanan Queensha. Laki-laki itu gelagapan saat temannya itu memergokinnya tengah menatap Queensha tanpa kedip.

Gimana Dirga nggak sampai melotot melihat penampilan Queensha yang cantiknya paripurna. Kebaya dengan model Sabrina mempertontonkan bahu mulus nan putih Queensha melekat indah ditubuh rampingnya, rambut panjangnya yang disanggul serta make up nya tidak tebal menambah keayuan Queensha.

Dirga berdecak, sebal sudah dibikin tersipu malus ama Bagas. " Apaan sih lo."

Tidak ingin ketahuan Queensha karena sangat berani menikmati keindahan milik istrinya itu, Dirga mengalihkan pandangan kesegala arah. Perempuan itu tengah berjalan sedikit kesusahan karena kain jarik yang membungkus kakinya.

" Bagas gandeng gue!" perintah Queensha sesaat perempuan itu mencapai kedua laki-laki itu.

Bagas tentu langsung protes atas perintah Queensha yang nggak tahu diri itu, ada suami tapi minta digandeng sama laki-laki lain. " Minta aja digandeng sama laki lo, gue duluan. Bye."

Bagas melenggang pergi menyusul keluarganya yang sudah cukup jauh berjalan menuju tempat acara pernikahan cucu dari adiknya Enin. Tersisa Queensha dan Dirga yang masih berdiri di depan pagar rumah Aki.

" Mau jalan bareng nggak, kalau nggak aku duluan." Ucap Dirga demgan ekspresi datar.

Jangan sampai Queensha mengetahui jantungnya yang dag dig dug ser karena berdekatan dengan perempuan itu berdua. Dia siap menyusul Bagas kalau Queensha menolaknya. Toh Dirga tidak berharap bisa jalan bareng dengan Queensha, dia cuma nawarin aja. Kasihan Queensha jalan sendirian dibelakang. Sedikitnya Dirga tahu tabiat Queensha bagaimana.

Karena tidak ada pilihan lain Queensha mengangguk, didepan sana ada jalan bebatuan. Dia akan cukup sulit melewati rute itu. Memakai hels tentu saja dia akan susah berjalan, Queensha akan membutuhkan penopang ditempat itu nanti.

Jangan bayangkan Queensha menggandeng lengan Dirga. Itu tidak akan terjadi, mana mau Queensha bersentuhan dengan Dirga. Kalau yang semalamkan tidak sengaja.

" Itu baju kamu dapat bahannya sedikit? Sampai bahunya nggak ketutup begitu." Untuk mengisi suasana sepi diantara mereka Dirga mengajukan pertanyaa.

Sebagai laki-laki normal Dirga pun merasa tergoda melihat begitu mulus dan putihnya bahu Queensha. Dirga yakin diluar sana pun ada yang satu pemikiran dengannya itu.

Rasa tidak rela laki-laki lain melihat bahu telanjang Queensha semakin memanas dalam hatinya. Apaboleh buat Dirga masih sungkan melarang ini itu kepada Queensha. Dia tidak ingin membuat Queensha tidak nyaman berada didekatnya. Sikap Queensha yang masih belum menerima pernikahan mereka menjadi alasan Dirga. Untuk sementara Dirga mengikhlaskan bahu telanjang Queensha dilihat banyak orang. Dilain waktu Dirga tidak akan sudi membagi apa yang hanya boleh dia lihat seorang diri.

" Nggak lah, emang modelnya gini. Nggak tahu fashion lo mah." Ketus perempuan itu dengan sinisnya.

Dirga mengela nafas pelan, mencoba bersikap sabar lagi menghadapi istrinya itu. Menekan egonya agar tidak mendebat Queensha yang cukup kasar dalam berbicara terhadap suami.

" Biasa aja kali ngomongnya. Belajar terima pernikahan ini Sha. Mau sampai kapan lo gitu terus." Setelahnya Dirga mempercepat langkahnya, meninggalkan Queensha yang terdian mematung. Tertampar oleh kalimat yang Dirga ucapkan. Apalagi laki-laki itu berbicara dengan nada yang halus.

Melihat istrinya yang kesusahan berjalan saat melewati jalan bebatuan kecil Dirga lebih menekan egonya lagi. Dia kembali pada istrinya yang berjalan dengan tertatih.

" Sini pegangan." Ucap Dirga sambil merentangkan sebelah tanggannya untuk Queensha pegang. Wajahnya tidak menatap Queensha sama sekali.

Ragu-ragu dan terpaksa Queensha menerima uluran tanan Dirga. Dia tidak ingin mempermalukan dirinya jatuh tersungkur diatas bebatuan. Karena lebih nggak enak malunya daripada sakitnya.

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang