Mendadak Nikah 43

38.6K 2.7K 1K
                                    


Halo teman-teman

Makin sini kok makin sepi yaaa, keluar dong kalian aku update nih... Udah bosen atau udah nggak suka kah sama cerita ini??? :(

Aku mau kasih yang manis-manis sebelum konflik nanti.

Terimakasih buat yang vote dan coment di part sebelumnya, jangan lupa part ini ramaikan juga. Kalo hari sabtu vote sama followers aku udah 1K, aku bakalan double update.

Selamat membaca part ini dan semoga suka...











" Kita mau kemana sih?" ini adalah pertanyaan yang entah keberapa yang ditanyakan Queensha pada suaminya, dan hanya dibalas senyuman tipis saja oleh lelaki itu.

Kemarin Dirga bilang akan engajak Queensha ke suatu tempat, saat Queensha bertanya suaminya itu tidak memberitahu akan membawanya kemana.

Pagi ini cuaca mendung, bahkan subuh tadi gerimis sudah turun membuat suhu lebih dingin. Mobil yang dikendarai Dirga menepi disisi jalan, Queensha menatap sekitaran meeka berhenti. Pemakaman. Seketika perempuan itu tertegun, dia melupakan satu hal yang cukup penting.

Queensha berjalan dituntun Dirga masuk ke area pemakaman, suaminya itu sedari mereka pergi mendadak menjadi lebih pendiam. Dan sekarang Queensha mengerti. Dirga akan mengajak Queensha menemui orangtua lelaki itu ditempat ini.

Kemana saja dirinya ini, seharusnya dari kemarin-kemarin Queensha menanyakan soal ini kepada Dirga. Mereka harus mengunjungi makan kedua orangtua Dirga untuk berziarah.

Dirga meremas erat telapak tangan Queensha saat menulusuri gundukan tanah menuju makam kedua orangtua Dirga. Queensha ikuti setiap langkah Dirga membawanya diantara makam oranglain. Langkah Dirga berhenti didepan pusara bertuliskan nama Hadinata bin Hidayat dan Aminah bin Syarif. Tidak perlu bertanya, Queensha tahu itu adalah makam kedua orangtua Dirga, mertuanya yang sudah berpulang.

Dirga berjongkok diantar makam kedua orangtuanya dan Queensha berjongkok persis dimakam ibu Dirga. Queensha kembali dibuat tertegun oleh Dirga yang mulai mendo'akan orangtuanya. Laki-laki itu melantunkan kalam ilahi dengan suara lembut, yang mampu mengetarkan hati Queensha.

Cuaca yang mendung seolah merasakan kesedihan yang ada dalam diri kedua insan itu. Pilu yang belum pernah dirasakan Queensha membuat perempuan itu sampai meneteskan air mata, Queensha tidak bisa membayangkan bagaimana keadaan Dirga saat kedua orangtuanya tiada.

Queensha mengusap air mata yang menetes dipipinya tanpa sengaja, menoleh pada suaminya yang memejamkan mata masih berdo'a. Queensha bisa melihat guratan sendu dari wajah suaminya. Baru pertama kali Queensha melihat wajah sedih, sendu, dan pilu dari Dirga, selama ini Queensha hanya melihat Dirga sebagai sosok laki-laki cuek dengan segala keacuhannya, termasuk acuh terhadap perasaan Queensha. Nyatanya Dirga hanya berusaha untuk tegar menjalani kehidupan pahit setelah ditinggal pergi orangtuanya.

Sekitar lima belas menit Dirga dan Queensha berdo'a, setelah itu Dirga menyiram kuburan orangtuanya satu per satu oleh air yang dari mobil sudah Dirga bawa. Dirga berjongkok lagi, dibersihkannya kuburan ayahnya dari dedaunan dan rumput liar yang ada disana. Queensha juga mengikuti dengan membersihkan kuburan ibu mertuanya.

Mendadak NikahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang